Nanda langsung menoleh ke arah remaja tadi. Ia merasa tidak enak karena semua orang tidak menginginkan Ayu berhenti. Namun, kehamilan istrinya itu memang membatasi gerak-gerik Ayu dan ia tidak ingin terjadi hal buruk karena istrinya terlalu banyak bergerak.
"Mbak Roro Ayu lagi hamil muda. Nggak bisa leluasa untuk bergerak. Mohon pengertian kalian!" ucap Nanda sambil menunduk sopan.
"Kalau nggak bisa menari, bisa melatih kami 'kan?" sahut seorang remaja lain.
"Iya, bener. Kalau nggak ada Mbak Roro Ayu, kami gimana? Nggak seru!" ucap salah seorang remaja sambil bangkit dari lantai dan melangkah pergi begitu saja.
Enggar langsung menatap remaja yang telah lancang beranjak dari sana. "Prima, kembali!" perintahnya.
Remaja yang dipanggil Prima itu tidak menghiraukan teriakan Enggar dan pergi begitu saja dari aula gedung tempat mereka biasa berlatih kesenian.
Semua yang ada di sana mulai pergi satu persatu menyusul Prima. Mereka memilih untuk berkumpul di luar gedung. Membiarkan makanan yang sudah terhidang di sana begitu saja. Tidak bersemangat untuk menyentuhnya karena mereka akan kehilangan penari sekaligus pelatih mereka mulai hari ini.
"Biar aku urus mereka dulu!" ucap Enggar sambil bangkit dan menyusul semua putera-puteri didiknya.
Ayu mengangguk.
"Aku ikuti mas pelatih itu. Biar aku bantu memberi pengertian pada mereka!" bisik Nanda di telinga Ayu dan ikut keluar dari sana.
Ayu mengangguk sambil tersenyum. Ia menundukkan kepala sambil meremas jemari tangannya. Hanya tersisa ia dan Nadine di ruangan tersebut.
"Eh, suami kamu lumayan juga. Lebih ganteng dari Dokter Sonny. Dapet di mana?"
"Dia sahabat baiknya Sonny," jawab Ayu lirih sambil memejamkan matanya.
"WHAT!?" Mata Nadine terbelalak mendengar ucapan Ayu.
"Semua karena kecelakaan, Nad. Aku mengandung anak dari Nanda dan terpaksa harus menikah sama dia."
"Terus, Dokter Sonny gimana? Pantesan akhir-akhir ini aku sering lihat dia murung, Ay. Hubungan kalian separah ini? Aku nggak peka banget sampai nggak tahu permasalahan Dokter Sonny. Dia terlihat ceria aja ngurus pasien anak-anaknya," tutur Nadine.
Ayu menghela napas. "Dia bukan orang yang suka menunjukkan kesulitannya. Aku sudah melukai dia dan nggak berani menghubungi dia sama sekali. Apa dia baik-baik aja, Nad?"
"Kelihatannya baik-baik saja secara fisik. Nggak tahu kalau hatinya," jawab Nadine.
Ayu mengerutkan wajahnya. "Nad, kalau ada kesempatan. Fotoin dia dan kirimin ke aku, dong! Tapi jangan sampai dia tahu, ya!"
Nadine menatap Ayu selama beberapa saat. "Kamu nggak bahagia sama pernikahan kamu, Ay?"
Ayu menghela napas. "Wanita mana yang bisa bahagia kalau menikah dengan pria yang tidak mencintai dia? Tapi ... aku sedang berusaha memupuk hubungan kami agar bisa bahagia. Aku sudah menikah, tidak bisa semudah berpacaran yang tinggal bilang putus saat merasa tidak nyaman."
"Yang sabar, ya! Semoga suami kamu adalah pria yang terbaik untukmu, Ay. Semua orang ingin menikah sekali saja dalam hidupnya dan aku harap, pria itu bisa membahagiakanmu setiap hari," ucap Nadine.
Ayu mengangguk sambil tersenyum. "Kamu sendiri gimana? Hubunganmu dengan Enrocky ada perkembangan?"
"Masih gitu-gitu aja," jawab Nadine sambil terkekeh geli. "Kemarin dia nembak aku, aku tolak lagi, hihihi."
"Aneh banget, sih!? Kalau dia nembak kamu tolak. Giliran dia digosipin deket sama cewek lain, kamunya uring-uringan. Kamu cinta atau nggak sama dia? Ada pria yang begitu hebat bertahan mencintaimu, jangan disia-siakan!" pinta Ayu sambil menatap wajah Nadine.
"Tenang aja! Dia nggak akan berpaling dan macem-macem. Aku tinggal bilang ke papaku supaya dia bikin perhitungan sama keluarga Hadikusuma karena anaknya berani main-main sama aku. Lagian, cowok playboy kayak dia itu harus dikasih pelajaran. Harus buktikan kalau dia cinta sama aku, baru aku terima. Ogah kalau dipermainkan ke depannya," tutur Nadine sambil tersenyum lebar.
Ayu tertawa kecil. "Apa pun itu, aku akan bantu doa supaya kamu dan dia bisa bersatu."
"Aamiin ...!" seru Nadine antusias. Ia dan Roro Ayu bercerita banyak hal tentang hubungan asmara mereka akhir-akhir ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikahi Lelaki Brengsek
RomanceRaden Roro Ayu Rizki Prameswari adalah seorang puteri bangsawan berpendidikan. Awalnya, hidupnya indah dan baik-baik saja sampai akhirnya bertemu dengan Ananda Putera Perdanakusuma (sahabat baik pacarnya) yang menghamilinya. Hidupnya berubah menjad...