"Kalau Nanda bisa buktikan bisa hidupi Mama dan Roro Ayu tanpa bantuan Papa. Maka Papa harus bisa merestui hubunganku dengan Roro Ayu!" pinta Nanda.
"Oke. Papa tidak akan menghalangi kalian kalau memang kamu bisa membuktikannya. Bayar biaya rumah sakit mama kamu ini! Buktikan!" perintah Andre sambil melangkah pergi dari ruangan tersebut.
Nia menghela napas melihat sikap keras kepala suaminya, sama saja dengan puteranya juga. Ia harap, Nanda bisa lebih mengalah menyikapi keegoisan papanya. "Nan, kamu nggak usah ambil hati sikap papa kamu, ya! Mama masih punya uang tabungan untuk biaya berobat Mama. Nggak perlu pakai uang kamu. Kamu lebih butuh. Perusahaanmu masih baru. Jangan boros, ya! Buktikan ke papamu kalau kamu bisa sukses tanpa dia!" pintanya.
"Ma, Nanda mana bis—"
"Sst ...! Dengerin Mama, ya! Kalau Nanda sayang sama Mama, dengerin Mama!"
Nanda langsung menoleh ke arah Ayu yang berdiri di sampingnya.
"Ayu, maafin Mama Nia dan Nanda di masa lalu. Nanda sudah menebus semua kesalahannya. Mama titip Nanda, ya! Jangan tinggalin dia lagi meski dia nakal dan rewel. Aslinya, dia itu baik dan sayang banget sama Ayu," ucap Nia sambil tersenyum menatap Ayu.
Ayu menganggukkan kepala dan memeluk tubuh Nia. "Maafin Ayu juga, Ma! Ayu sudah melakukan banyak hal yang menyakiti keluarga kalian," bisiknya.
"Sudahlah. Kita tidak perlu membahas masa lalu terus-menerus! Kita lupakan saja!" pinta Nia berbisik. "Sekarang, pikirkan masa depan kalian! Oke?"
Ayu mengangguk sambil menitikan air mata.
"Jangan nangis!" pinta Nia sambil mengusap air mata Ayu. "Mama bahagia karena cita-cita Mama untuk menjadikan kamu menantu satu-satunya sudah terwujud. Kalian segeralah menikah dan kasih cucu buat Mama! Mama sudah semakin tua, sudah kesepian setiap hari. Kalau ada cucu, Mama bisa punya teman bermain."
Ayu menganggukkan kepala. "Ayu akan berikan cucu yang banyak untuk Mama supaya nggak kesepian di hari tua."
Nia tersenyum sambil mengelus lembut pipi Ayu. "Jangan buat cucu cuma satu! Supaya Mama Nia nggak perlu berebut cucu dengan bundamu."
"Tenang, Ma! Nanti Nanda buatin dua belas cucu untuk Mama," sahut Nanda.
"Kamu yang mau melahirkan? Dikira melahirkan itu nggak sakit?" dengus Ayu sambil menatap wajah Nanda.
"Hehehe. Kalau bisa, aku mau gantiin kamu melahirkan. Biar kamu nggak usah ngerasain sakit."
"Gaya banget. Emang barangmu udah normal?" tanya Nia sambil melirik ke arah bagian perut Nanda.
"Mama ...!" dengus Nanda sembari menutupi bagian bawah perutnya. "Aku udah berobat. Udah normal."
"Udah dicoba?" tanya Nia sambil menatap serius ke arah Nanda.
Nanda gelagapan mendengar pertanyaan mamanya. Ia tidak tahu harus mengatakan apa di depan calon istrinya.
"Yu, sejak kamu meninggalkan dia. Dia nggak pernah deket sama cewek mana pun. Dia ini playboy, tobat karena udah menemukan cinta sejatinya, atau tobat karena barangnya udah nggak bisa berdiri lagi? Kamu harus tes dulu! Kalau udah nikah dan barangnya nggak bisa bangun, kamu juga yang rugi," ucap Nia sambil tertawa kecil.
"Astaga ...! Mama jangan ngomong gitu, dong! Emangnya aku cowok apaan? Pake dicoba-coba segala!?" sahut Nanda.
Nia terkekeh menatap wajah Nanda. "Harus dicobain dulu karena Ayu terlihat lebih normal dari kamu, Nan."
"Boleh juga. Mau coba, Ay?" Nanda menatap Ayu dengan tatapan menggoda.
"Apaan, sih!?" Ayu menyembunyikan wajahnya yang merona merah karena malu.
"Bercanda. Nggak akan ada kata cobain, kok. Aku ingin pernikahan kita bisa menciptakan banyak hal indah di dunia ini bersama-sama. Bukan sekedar menciptakan seorang bayi," ucap Nanda.
Ayu mengangguk sambil tersenyum manis. Ia merasa sangat bahagia karena Nanda sudah banyak berubah. Tidak lagi Nanda yang membuatnya naik darah setiap kali melihat pria itu dikelilingi oleh wanita-wanita seksi kesukaannya.
[[Bersambung ...]]
Jangan lupa follow IG @vellanine_tjahjadi kalau mau neror author buat nagih bab baru! Wkwkwk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikahi Lelaki Brengsek
Storie d'amoreRaden Roro Ayu Rizki Prameswari adalah seorang puteri bangsawan berpendidikan. Awalnya, hidupnya indah dan baik-baik saja sampai akhirnya bertemu dengan Ananda Putera Perdanakusuma (sahabat baik pacarnya) yang menghamilinya. Hidupnya berubah menjad...