Bab 155 - Kesalahanmu Itu Rindu

69 4 0
                                    


Andre tersenyum menanggapi sikap Nanda dan balas memeluknya. "Maafin Papa, ya! Papa terlalu takut untuk jatuh lagi. Takut kalau kamu tidak bisa hidup bahagia di masa depan," ucapnya.

Nanda menganggukkan kepala dan menatap wajah papanya. "Iya, Pa. Aku ngerti. Tapi ... aku juga nggak akan bahagia di masa depan kalau hatiku selalu kosong. Dari sekian banyak wanita, hanya Ayu satu-satunya wanita yang berhasil membuat mengacaukan hidupku dan ... aku jatuh cinta sama wanita ini."

Andre tersenyum sambil menatap wajah Ayu. "Ayu, maafkan Oom Andre, ya! Oom akan merestui hubungan kalian. Ayu janji satu hal sama Oom! Seburuk apa pun anak Oom, kesalahan apa pun yang dia lakukan di masa depan nanti. Tolong ... jangan penjarakan dia lagi!"

Ayu tersenyum sambil menganggukkan kepala. "Ayu janji, Oom ...! Ayu akan menerima dia apa adanya. Asalkan, dia mau menghargai keberadaanku."

Nanda tersenyum lebar dan menghampur ke pelukan Ayu. "Aku menghargai kamu. Mahal banget!" ucapnya sembari mengecup kening Ayu.

Andre ikut tersenyum melihat putera kecilnya itu sudah tumbuh dewasa dan berani melawan keputusan orang tuanya sendiri demi wanita yang dia cintai.

"Ayu, kenapa kamu harus mati-matian berusaha mendapatkan restu dari Oom Andre? Padahal, laki-laki bisa menikahi wanita tanpa wali dan restu orang tua," tanya Karina.

Ayu tersenyum sembari menatap wajah Karina. "Karena restu orang tua itu penting, Rin. Mereka sudah melahirkan dan membesarkan kita selama bertahun-tahun. Saat sudah dewasa, pria malah akan menjadi orang yang menafkahi kita. Begitu juga wanita, dia akan menjadi orang yang melayani dan menyayangi suami. Sementara itu, orang tua kita mungkin berat. Lebih takut lagi, anak-anaknya tidak dibahagiakan oleh pasangannya di masa depan."

"Ada banyak orang yang melawan restu orang tua atas nama cinta dan beberapa tahun kemudian ... rumah tangganya kandas. Itu pun aku alami di masa lalu. Orang tuaku tidak memberikan restu karena bagi mereka ... Sonny adalah pria terbaik yang pantas bersanding di sisiku. Tapi takdir membuatku harus menikah dengan Nanda tanpa restu dan takdir pula yang memisahkan kami," lanjut Ayu.

"Dan takdir juga yang mempertemukan kita kembali dalam keadaan berbeda untuk saling mencintai," tutur Nanda menimpali.

Ayu tersenyum menatap Nanda penuh cinta. "Terima kasih ...! Kamu sudah memberikan pelajaran hidup paling berharga dalam hidupku. Ada hal yang harus aku syukuri tanpa aku sadari. Ada hal yang seharusnya aku ucapkan terima kasih walau itu luka dan perih. Dari kisah masa lalu kita aku belajar ... bahwa tidak ada manusia yang sempurna di dunia dan aku akan cintai semua kesalahanmu."

Nanda menangkup wajah Ayu dan mengecup lembut bibir wanita itu. "Kamu yakin ingin mencintai kesalahanku juga?"

Ayu mengangguk sambil tersenyum manis. "Karena kesalahanmu itu rindu."

Nanda tersenyum lebar. Ia mengecup bibir Ayu bertubi-tubi dan memeluk erat tubuh wanita itu. "Makasih juga, Ay! Kamu sudah mencintai keburukan dan kesalahanku. Aku juga ingin mencintai keburukan dan kesalahanmu juga. Tapi kamu tak punya itu. Kamu terlalu sempurna untuk aku cela. Maka, aku hanya bisa mencintai kamu, kamu dan kamu saja."

Ayu balas memeluk erat tubuh Nanda dan tersenyum manis ke arah Karina dan Enggar. Ia benar-benar berterima kasih pada dua orang ini. Lebih tepatnya, berterima kasih pada takdir yang telah menjatuhkan cinta pada Karina dan Enggar. Jika Karina tetap ingin bersama Nanda, mungkin jalan ceritanya akan berbeda. Ia bersyukur punya pria yang buruk sifat, hingga tidak ada wanita lain yang berani berkomitmen bersama Nanda selain dirinya ... hanya dirinya seorang.

((Bersambung...))

Terima kasih sudah jadi sahabat setia bercerita!

Enam bab lagi menuju tamat.

Sejauh ini ... apa komentar kalian tentang buku ini?

Jangan sungkan untuk kasih kritik dan saran karena author sangat butuh itu!

Much Love,

@vellanine.tjahjadi

Menikahi Lelaki BrengsekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang