Bab 33 - Tak Bisa Berkutik

334 32 2
                                    


Drrt ... drrt ... drrt ...!

Nanda merogoh ponsel dan menatap nama Arlita yang masuk ke sana. Tanpa pikir panjang, ia langsung mematikan panggilan telepon dari wanita itu.

Nanda menghela napas. Ia berlari-lari kecil untuk meredakan emosinya sebelum ia masuk ke dalam kamar untuk menemui Ayu.

"Yu ...!" panggil Nanda lembut sambil menghampiri Ayu yang baru saja keluar dari kamar mandi dan sedang mengeringkan rambutnya.

"Hmm." Ayu menyahut sambil menyambungkan kabel haid dryer ke stopkontak.

Nanda langsung mengambil alih hair dryer itu dan membantu Ayu mengeringkan rambutnya.

Ayu langsung memperhatikan wajah Nanda dari balik cermin yang ada di hadapannya. Sudah hampir tiga bulan mereka tinggal di satu rumah dan baru pertama kalinya Nanda membantunya mengeringkan rambut.

"Yu, aku boleh tanya sesuatu?" tanya Nanda sambil memperhatikan rambut Ayu yang terasa sangat lembut dengan aroma buah yang segar.

"He-em," sahut Ayu sambil mengangguk kecil.

"Ada perjanjian apa antara keluargaku dan keluarga keratonmu?" tanya Nanda sambil melirik Ayu dari balik cermin.

Ayu menelan saliva begitu mendengar pertanyaan Nanda. Ia pikir, pria ini tidak akan pernah peduli dengan apa pun di dunia ini. Ia terlalu takut untuk menghadapi kenyataan pahit di masa depan sehingga ia memilih untuk menuruti keinginan kedua orang tuanya.

"Yu, do you hear me?" tanya Nanda lirih karena Ayu masih saja bergeming di tempatnya.

Ayu mengangguk.

"Jawabannya?" tanya Nanda sambil menatap wajah Ayu penuh harap.

"I don't know," jawab Ayu sambil mengedikkan bahunya.

"Mama Nia bilang, keluargamu menuntut banyak hal agar kalian tidak memenjarakanku. Apa semua saham dan harta keluarga kami yang sedang kalian incar?" tanya Nanda sambil menatap serius ke arah Ayu.

Ayu menggeleng lagi. "Aku nggak tahu soal detail tuntutannya. Aku hanya minta satu syarat dari Bunda Rindu supaya aku mau menikah denganmu."

"Apa syaratnya?"

"Kalau kita bercerai, semua harta kekayaan keluargamu akan menjadi milikku," jawab Ayu sambil tersenyum.

"Aku nggak nyangka kalau kamu sejahat ini, Ay," sahut Nanda sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

Ayu tersenyum miring. "Sekuat apa pun aku berusaha menjadi baik, kamu akan tetap melihatku sebagai orang jahat. Aku bukan orang yang harus terlihat baik di depan semua orang, Nan. Kalau kamu nggak suka punya istri kayak aku, kita cerai aja dan aku bisa mendapatkan harta keluarga kamu secepatnya."

"Kamu ...!?" Nanda gelagapan mendengar ucapan Ayu. "Kenapa kamu setega ini sama aku, Yu?"

"Harusnya pertanyaan itu aku yang melontarkannya untuk kamu, Nan."

Nanda menghela napas. "Tell me, apa yang harus aku lakukan untuk kamu?"

"Tinggalkan Arlita," jawab Ayu singkat.

"Yu, kita sama-sama mencintai ..."

"I know, Nan. But, we are marriage. Kita ini bukan pacaran. Buat apa rumah tangga ini kalau kamu masih tidak mau melepaskan Arlita? Ada berapa lagi wanita yang kamu pelihara di luar sana?"

"Kamu sendiri, udah putus sama Sonny?"

"Kamu yang sudah bikin kami putus," jawab Ayu. Ia tetap saja masih tidak bisa memaafkan perbuatan Nanda yang telah membuat semua impiannya dengan Sonny terenggut begitu saja.

Nanda terdiam mendengar jawaban Ayu. Ia benar-benar tidak berdaya jika Ayu telah membuatnya terikat seperti ini. Entah bagaimana cara Ayu melakukannya. Membuat papanya menandatangani perjanjian gila seperti itu, pastilah bukan hal kecil yang dilakukan oleh wanita yang terlihat begitu tenang ini. Apa yang dilakukan Ayu di belakangnya, membuatnya benar-benar tidak bisa berkutik.

((Bersambung...))

Jangan lupa sapa di kolom komentar biar author makin semangat nulisnya!

Menikahi Lelaki BrengsekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang