Bab 111 - Trik Menyelamatkan Ayu Part.2

198 22 0
                                    


 "Bolehkah saya membantu memandikan dan menggantikan baju Tuan Puteri?" tanya Nanda pada pelayan yang membukakan pintu untuknya.

Ayu melebarkan kelopak matanya mendengar pertanyaan Nanda.

Nanda langsung mengerdipkan sebelah matanya ke arah Ayu.

Ayu menghela napas. "Kalian berdua keluarlah! Biar dia yang melayaniku."

"Baik, Tuan Puteri!" Dua pelayan itu bergegas keluar dari kamar Ayu dan mempersilakan Nanda untuk masuk ke sana.

Nanda menghela napas lega. Ia segera mengunci pintu dan menghampiri Ayu yang ada di sana.

"Kamu mau apa? Mau mandiin aku? Udah tahu kita lain mahrom. Masih aja mau cari masalah, hah!?" dengus Ayu sambil menendang kaki Nanda.

"Kita suami-istri, Ay. Aku punya alasan sendiri kenapa aku mau bantu gantikan bajumu. Ini," jawab Nanda sambil mengeluarkan kain busa yang ia bawa.

"Buat apa bawa beginian?" tanya Ayu sambil mengerutkan keningnya.

"Buat ... lapisin tubuhmu supaya nggak luka saat kena pecut," jawab Nanda sambil tersenyum lebar.

"Eh!?" Ayu mengernyitkan dahi. "Memangnya berfungsi? Cara pakainya gimana?"

"Kamu udah mandi?" tanya Nanda sambil memperhatikan tubuh Ayu yang hanya mengenakan bathrobe.

"Udah. Baru kelar mandi."

"Kalau gitu, pakai ini dulu!" tutur Nanda sambil mengeluarkan busa-busa di tangannya.

Ayu langsung menyilangkan kedua tangan ke dadanya. "Kamu mau melecehkan aku?"

Nanda menghela napas. "Mana bisa dibilang melecehkan kalau lagi genting seperti ini."

Ayu terdiam sejenak mendengar ucapan Nanda. Ia menurunkan lengannya dan pasrah dengan apa yang akan dilakukan oleh mantan suaminya itu.

"Nan, jangan terlalu tebal! Kalau ketahuan, hukumanku bisa ditambah," tutur Ayu sambil memperhatikan busa yang dipasang Nanda di tubuhnya.

"Nggak, Ay. Ini nggak tebal, kok. Aku akan buat semuanya terlihat sealami mungkin. Tadinya, aku berpikir menggunakan besi atau aluminium untuk menutupi punggungmu. Tapi pasti akan langsung ketahuan saat dicambuk dan berbunyi. Aku baru terpikirkan barang ini pagi ini," ucapnya sambil merapikan busa-busa yang sudah tertanam di punggung Ayu dengan peniti dan plester yang ada di tangannya.

"Nan, apa ini nggak terlalu jahat? Kita sedang menipu keluarga sendiri," tanya Ayu sambil melirik ke arah punggungnya.

"Keluargamu itu yang jahat. Ini sudah zaman apa? Di luar sana, ada banyak wanita yang melahirkan anak tanpa menikah dan mereka tetap punya hak untuk hidup. Kenapa aturan keluargamu sangat tidak manusiawi seperti ini?" tanya Nanda sambil meraih kemben yang sudah ia siapkan dan memasangkan ke tubuh Ayu.

"Hukuman itu untuk kontrol sosial. Terlebih, aku adalah puteri mahkota di sini. Aku bertanggung jawab bukan hanya diriku sendiri, tapi seluruh generasiku. Betapa mudahnya orang yang terlahir di keluarga biasa."

Nanda terdiam mendengar ucapan Ayu. Ia langsung menangkup wajah Ayu dan menatap lekat mata itu. "Kalau nanti kita lahir di kehidupan selanjutnya, kita minta untuk lahir di keluarga biasa aja, ya! Kita bisa tinggal di pinggiran kota. Menjadi petani, memelihara ternak, melakukan banyak hal bersama tanpa rasa khawatir! Tidak akan ada yang mengusik hidup kita jika kita jadi orang biasa seperti mereka. Asalkan itu bersamamu ... itu udah bahagia buatku, Ay," ucapnya lirih.

Ayu menatap Nanda dengan mata berkaca-kaca. "Apa di kehidupan selanjutnya ... kita masih akan bertemu?"

Nanda mengangguk sambil menatap mata Ayu. "Kita harus bertemu. Aku akan cari kamu sampai ketemu, Ay."

Ayu tersenyum dan menyandarkan kepalanya ke dada Nanda. "Kalau kehidupan selanjutnya itu ada ... aku ingin kamu mencintaiku sejak pandangan pertama," ucapnya lirih.

Nanda mengangguk sambil memeluk erat tubuh Ayu. "Aku akan mencintaimu sejak aku dilahirkan," ucapnya. Ia membenamkan bibirnya ke kening Ayu dan terus memeluk tubuh dingin wanita itu penuh kehangatan.

((Bersambung...))

Terima kasih banyak sudah mendukung aku untuk terus berkarya selama ini!

Much Love,

@vellanine.tjahjadi

Menikahi Lelaki BrengsekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang