"NANDA ...!?" seru Ayu sambil mendorong tubuh Nanda saat ia menyadari kalau pria itu ingin menciumnya. "Kamu pura-pura nggak lihat!? Mau aku semprot lagi, hah!?"
"Eits, jangan! Ampun ...! Ampun ...!" pinta Nanda sambil bangkit dari sofa dan menatap wajah Ayu.
"Kalau kamu baik-baik aja, keluar dari rumahku!" seru Ayu kesal.
"Ay, aku nggak punya tempat tinggal. Aku baru aja sampai di kota ini dan nggak tahu harus tinggal di mana. Aku boleh tinggal di sini? Malam ini aja!" pinta Nanda sambil memasang wajah paling melas yang ia miliki.
"Kamu ke sini pasti perjalanan bisnis 'kan? Banyak hotel di kota ini. Check-in aja! Apa susahnya?" sahut Ayu.
Nanda meringis sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Bicara dengan wanita cerdas, memang sangat sulit. Ia tidak tahu lagi alasan yang tepat agar Ayu mengizinkannya tetap tinggal di sana.
"Aku ditinggal sama asistenku. Aku nggak bawa handphone, nggak bawa dompet. Cuma bawa diri aja. Aku nyasar ke sini dan kebetulan ketemu kamu."
"Nggak usah berkilah! Kamu udah lama ada di perpustakaan dan ngikuti aku diam-diam 'kan?" sahut Ayu sambil mendelik ke arah Nanda.
Nanda menghela napas dan bersandar lemas di sofa. "Kamu nggak kasihan sama aku? Mataku nggak bisa lihat jelas karena kamu semprot pakai cabai? Masih pedes ini, Ay," ucapnya sambil menunjuk wajahnya sendiri.
Ayu menghela napas saat melihat kulit di sekitar mata Nanda memang memerah. Tapi ia enggan memelihara pria itu di dalam rumahnya dan ingin membuatnya segera pergi dari sana.
Nanda melipat kedua tangan di dada sambil memejamkan mata.
"Nanda, pergi!" pinta Ayu sambil menarik lengan Nanda agar bangkit dari sofa.
Nanda langsung menguatkan lengannya dan menarik tubuh Ayu hingga wanita itu terjatuh tepat di atas dadanya.
Ayu melebarkan kelopak matanya ketika bibirnya tepat menyentuh hidung Nanda yang bangir. "Nan, lepasin!"
Nanda malah mengunci tubuh Ayu dan menatap wajah wanita itu. "Tadi kamu khawatir banget sama aku. Sekarang, kamu malah ngusir aku pergi? Apa kamu memang begitu tidak bertanggung jawab?"
"Bodo amat!? Lepasin!" sahut Ayu sambil berusaha melepaskan lengan Nanda yang melingkar di pinggangnya.
"Aku nggak akan lepasin kamu lagi!" sahut Nanda sambil menatap wajah Ayu.
"Jangan ngimpi! Aku udah pacar di sini. Kalau kamu macam-macam, aku bakal bikin kamu babak belur lagi. Mau?" sahut Ayu kesal.
Nanda langsung melonggarkan kuncian tangannya begitu mendengar ucapan Ayu.
Ayu langsung bangkit dari atas tubuh Nanda. "Keluar dari sini! Kalau nggak, aku yang akan keluar!"
"Iya, iya. Aku keluar." Nanda bangkit dari sofa dan enggan melangkah keluar dari flat mungil itu. Otaknya berputar cepat, mencari cara agar Ayu mau mengizinkannya tetap di sana.
"Ayu ...!" panggil Nanda sambil tersenyum manis.
Ayu membuang pandangannya. Ia enggan menatap wajah pria itu. Tidak tahu apa yang membawa pria itu datang ke kota ini. Sudah pergi begitu jauh, kenapa takdir tetap membuatnya bertemu dengan pria ini.
"Ay, kamu laper 'kan? Aku akan masak buat kamu. Sebagai imbalannya, aku boleh tinggal di sini?" tanya Nanda.
"Kalau niat bantu, nggak usah minta imbalan!" sahut Ayu kesal. Ia segera mendorong pria itu agar keluar dari dalam rumahnya.
"Iya, iya. Aku nggak akan minta imbalan," sahut Nanda dengan cepat sambil menahan pintu rumah itu agar tidak tertutup rapat. "Aku akan masakin buat kamu. Setelah itu, aku langsung pergi. Gimana?"
Ayu terdiam mendengar ucapan Nanda. Ia enggan bersama dengan pria ini. Tapi perutnya yang sudah sangat lapar dan tubuhnya yang sudah lelah, membuatnya menginginkan ada seseorang yang menyuguhkan makanan untuknya.
"Gimana?" tanya Nanda lagi dengan wajah sumringah saat menyadari kalau kekuatan tangan Ayu mulai melonggar. Ia tersenyum dan mendorong pintu itu perlahan agar tubuhnya bisa masuk kembali ke dalam rumah tersebut.
"Cuma masak, ya! Setelahnya, kamu harus pergi! Aku mau mandi," pinta Ayu sambil melangkah masuk ke dalam kamarnya.
"Siap!" Nanda mengangguk. Ia tersenyum sambil mengepalkan tangannya. "Yes!" serunya dalam hati.
((Bersambung...))
Yuk, dukung Nanda yang savage bersatu lagi dengan Ayu!
Karena cinta ... selayaknya membuat diri kita menjadi jauh lebih baik dari sebelumnya.
Much Love,
@vellanine.tjahjadi
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikahi Lelaki Brengsek
Любовные романыRaden Roro Ayu Rizki Prameswari adalah seorang puteri bangsawan berpendidikan. Awalnya, hidupnya indah dan baik-baik saja sampai akhirnya bertemu dengan Ananda Putera Perdanakusuma (sahabat baik pacarnya) yang menghamilinya. Hidupnya berubah menjad...