"Aku kedinginan, Nan," ucap Ayu sambil menatap lekat wajah Nanda.
"Kita ada di kolam suci. Bertemu dengan pria bukan mahrom saja kamu tidak diperbolehkan. Aku tidak ingin kalau kamu harus menanggung hukuman yang lebih berat lagi dari leluhurmu," ucap Nanda.
Ayu menghela napas mendengar ucapan Nanda. Ia langsung mengangkat tubuhnya dari atas tubuh Nanda dan duduk di samping pria itu. Ia mengedarkan pandangannya ke semua api unggun yang mengelilingi kolam tersebut.
"Kamu yang buat api-api ini, Nan?" tanya Ayu.
Nanda mengangguk. "Dibantu dengan pelayan lain. Mereka bawakan aku kayu bakar untuk memastikan kalau api ini tidak akan pernah mati."
"Semoga tidak pernah mati dan abadi di sini. Aku suka melihatnya," ucap Ayu sambil tersenyum. Ia memeluk tubuhnya sendiri sembari merapatkan badcover yang menjadi selimutnya.
Nanda tersenyum mendengar ucapan Ayu. "Kalau benar-benar bisa abadi, itu keajaiban. Aku ingin ... cinta kita saja yang abadi. Tidak mati dimakan usia, tidak hilang ditelan zaman."
Ayu tersenyum dan menoleh ke arah Nanda. "Kamu udah pinter ngegombal?"
Nanda tertawa kecil sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Kalau nggak pandai gombal, mana mungkin dinobatkan sebagai playboy paling keren di negeri ini."
"Playboy paling keren nggak akan ngejar-ngejar aku," sahut Ayu.
"Kamu ...!?" Nanda mendelik ke arah Ayu sambil menahan geram. "Kamu udah pandai ngejek aku, hah!?"
"Di dunia ini ... karma beneran ada. Dulu, kamu selalu bilang kalau aku ini cupu, kutu buku dan nggak menarik sama sekali. Kenapa sekarang malah nempel terus kayak lem tikus?"
"Karena kamu itu beda sama cewek lain. Cuma kamu satu-satunya wanita yang mau berkorban banyak buatku, Ay. Rela memberikan nyawa kamu buat aku dan satu-satunya wanita yang menjadi tempat untuk melahirkan bayi-bayiku," jawab Nanda.
"Bayi-bayi? Kamu kira aku ini binatang ternak?" dengus Ayu.
Nanda terkekeh dan menarik tubuh Ayu ke pelukannya. "Hehehe. Jangan ngambek, dong! Kamu tuh makin lucu kalau lagi ngambek. Eh, kapan aku pernah ngomong kalau kamu cupu dan nggak menarik?"
"Entah kapan," sahut Ayu sambil melirik Nanda.
"Serius, Ay!"
"Iya, serius. Udahlah, nggak usah dibahas! Oh ya, gimana acara pernikahan Sonny? Kamu jadi datang ke acara dia?"
Nanda menggeleng. "Aku mana mungkin pergi ke pesta saat kamu lagi dihukum seperti ini. Nanti, kita datang ke rumah Sonny saat hukumanmu sudah selesai. Gimana?"
Ayu mengangguk-anggukkan kepalanya. "Aku rindu sama semua temen-temen SMA kita. Mereka semua apa kabar, ya? Kenapa saat kita sudah dewasa dan memiliki kehidupan masing-masing, kisah-kisah remaja itu menguap begitu saja?"
"Karena ..." Nanda menghentikan ucapannya saat ia mendengar langkah kaki memasuki gua tersebut. Ia langsung melepas pelukannya dan merapikan pakaiannya.
"Permisi ...! Kami mau antar makan malam untuk Tuan Puteri," ucap dua pelayan sambil menghampiri Ayu.
"Taruh saja di sini!" perintah Ayu sambil menunjuk ke bagian depan kakinya. "Kalian bisa langsung keluar! Aku nggak mau diganggu."
Dua pelayan itu mengangguk dan segera keluar dari dalam gua tersebut.
"Kamu udah makan?" tanya Ayu sambil menatap wajah Nanda.
Nanda menggeleng.
"Makan dulu, ya!" pinta Ayu sambil membuka kotak makanan yang dibawakan untuknya.
Nanda langsung menyambar kotak makanan itu dari tangan Ayu. "Kamu yang belum makan, masih bisa memperhatikan orang lain?"
"Kamu sudah menjagaku seharian. Pasti belum makan 'kan? Aku nggak mau kalau kamu sakit. Kalau sakit, siapa yang jaga aku lagi?" tanya Ayu balik.
Nanda tersenyum menanggapi pertanyaan Ayu. "Baiklah. Kita makan sama-sama, ya!"
Ayu mengangguk. Ia menikmati makanan yang disuapkan Nanda ke mulutnya dengan perasaan bahagia. Semakin banyak ujian yang ia hadapi, membuat Nanda semakin perhatian terhadapnya. Tidak bisa dipungkiri jika naluri wanita memang selalu ingin dimanja dan dicintai seperti ini. Ia harap, cinta Nanda kepadanya bisa terus bertambah dan membuat kisah mereka bisa berakhir bahagia.
((Bersambung...))
I'm sorry lagi dan lagi ...!
Telat update karena ada insiden sama laptop author yang bikin author harus ngetik ulang dari awal ketika udah dapet separuh bab. Karena datanya nggak bisa sempat dipindahin. Mau nggak mau, harus tulis ulang. Harap maklum, ya!
Much Love,
@vellanine.tjahjadi
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikahi Lelaki Brengsek
RomanceRaden Roro Ayu Rizki Prameswari adalah seorang puteri bangsawan berpendidikan. Awalnya, hidupnya indah dan baik-baik saja sampai akhirnya bertemu dengan Ananda Putera Perdanakusuma (sahabat baik pacarnya) yang menghamilinya. Hidupnya berubah menjad...