55. Freak At Morning

14 11 0
                                    

        Setelah mengantar Fabia pulang, Rizal kembali kerumah sakit dan mendapati kedua orang tuanya ada disana tengah menunggu Faisal siuman, wajah Bapak tampak sembab seperti habis menangis, Rizal sedikit terpaku dan perlahan memasuki kamar rawat itu

Tak lama seorang suster dan dokter datang untuk memeriksa keadaan Faisal kedua orang tuannya segera menghampiri, sedangkan Rizal duduk di sofa dekat Risma yang tertidur lelap dengan Boneka kelincinya

"Bagaimana kondisi nya Dok? Anak saya baik-baik aja kan?" tanya Bapak menatap mereka yang memeriksa Faisal.

"Kondisi nya belum membaik. Bisa ikut saya sebentar keruangan saya?" Dokter balik bertanya dengan ramah.

"Oh, baik. Baik saya akan ikut" kata Bapak Rizal dan segera pergi bersama dokter sedangkan suster mencatat perkembangan kondisi Faisal dan mengganti infusnya

"Kapan dia sadar ya Sus?" tanya Mamah Rizal dengan wajah khawatir, Suster itu tersenyum menenangkan

"Yang sabar ya Bu, anak Ibu sepertinya belum bisa siuman untuk beberapa waktu. Sepertinya dia trauma untuk kembali ke kehidupan nya"

"Maksud nya bagaimana Sus"

"Kita berdoa saja ya Bu, semoga anak Ibu segera siuman. Detak jantungnya normal, otaknya belum bekerja dengan baik sepertinya banyak sekali perasaan dan pikiran yang sulit di terima. Setelah ia siuman tolong jangan membuatnya terbebani"

"Baik, terimakasih Sus"

Mamah Rizal kembali menangis mendengarnya, Suster pamit undur diri. Wanita itu meraih tangan anaknya dan menangis tersedu-sedu

Rizal tak dapat berbuat apa-apa selain diam mendengarkan tangis yang memilukan itu

Beberapa menit kemudian, Bapak sudah kembali dengan wajah muram menghampiri Rizal dengan tatapan sayu dan menamparnya dengan keras membuat Rizal menoleh paksa dan memegang kepalanya yang terasa berdenyut

"Pak, ada apa? Kenapa mukul Rizal?" tanya Mamah dan segera menarik Rizal kebelakang tubuhnya.

"Gara-gara dia Mah, dia sering memukul Faisal! Dan ini yang terjadi!" seru Bapak membuat keduanya melebarkan mata tak percaya.

"Satu menit saja, Faisal terlambat di bawa kerumah sakit dia akan mengalami gagal jantung!" lanjut Bapak membuat Rizal menoleh pada Faisal yang terbaring damai

"Kenapa salah Rizal Pak? Rizal gak pernah mukul Faisal di dadanya. Rizal tau itu bahaya" kata Rizal berusaha membela dirinya.

"Tapi itu kenyataan kan?! Kamu sebagai adik nya selalu iri dan memusuhinya! Karena apa?! Karena Faisal memang lebih nurut di banding kamu!"

"Sudah Pak, bukan salah Rizal. Tidak ada yang salah, sudah takdir Allah Pak"

"Jangan belain anak itu, dia selalu buat masalah. Orang tua yang malu, dia gak merasa rugi sedikit pun!"

"Sekarang kamu pergi! Faisal gak butuh kamu! Pulang saja kamu! Biar Bapak yang nungguin Faisal" Rizal menghela nafas dan menoleh pada Faisal sebentar dan mengangguk lalu mengambil jaketnya dan berjalan keluar tak mempedulikan lagi Mamahnya yang menangis melihat kepergian nya

Bapak berusaha menenangkan istrinya dengan perasaan berkecamuk.

Rizal mendengus dan memakai jaket nya, tak sedikit pun ekspresi wajahnya berubah, tetap datar seolah semua emosi itu hilang bersama angin

"Enak banget hidup lo Sal" gumam Rizal dan segera menaiki motornya memacu dengan kecepatan penuh meninggalkan rumah sakit dan melupakan segala perkataan yang melukai hatinya.

***

"Assalamualaikum! Tante Om selamat Pagi" seru Reza membuka pintu kamar rawat Faisal.

"Eh ada Reza? Sama siapa?" tanya Mamah Rizal membuat Reza menunjuk Aksal dan Alfin yang ikut menjenguk dengan membawa sekeranjang buah, serta 3 bubur ayam panas dan menyalami kedua orang tua itu

Kulkas Aktif《Completed》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang