Rizal berhenti di sebuah komplek perumahan memang agak jauh dari jangkauan rumah maupun basecamp Nature Squad, Sigit turun dari boncengan nya dan segera memakai tasnya kembali
"Makasih" seru Sigit seolah tak bisa mengucapkan kalimat apapun lagi selain itu, Rizal mengangguk dan segera parkir di tempatnya
"Gue cabut" sahut Rizal, Sigit mengangguk dan segera menghentikan nya sesaat.
"Gue...beneran boleh gabung di Nature Squad?" Rizal menatap tanpa berekspresi dan mengangguk.
"Isi formulir nya, dateng tepat waktu"kini giliran Sigit yang mengangguk.
"Soal Ervin, gue pikir gak perlu di bahas lagi"
"Gue ngerti"
"Hati-hati" Rizal mengangguk dan segera menancapkan gas meninggalkan Sigit, Sigit melihatnya sampai cowok itu hilang di belokan ia segera berjalan memasuki gang rumahnya.
***
Rizal menatap Angga dan kelima temannya yang tiba-tiba menyeretnya menuju belakang sekolah, padahal ia baru saja turun dari motornya belum menginjakan kaki di koridor
Angga tampak tersenyum miring berjalan mengelilingi nya membuat Rizal memasang wajah datar dan tak bereaksi sedikit pun atas tindakannya, mungkin murid lain sudah merasa ketar-ketir dan menundukan kepala tapi itu tidak berlaku bagi Rizal
Ketua geng, masa kena bully? Jika Reza, Alfin dan Aksal tau mereka akan tertawa sampai perut mereka sakit, mengatai Rizal dengan segala ejekan yang di keluarkan dari otak tiga manusia receh itu tak akan ada habisnya
Rizal menghentikan Angga yang mondar-mandir mengelilinginya tak jelas dan menatapnya dengan dahi berkerut
"Sebenarnya mau lo apa?" tanya Rizal tak yakin, Angga menepis tangannya dan balas dengan tatapan tajam.
"Duit lo" seru Angga membuka telapak tangannya dan memainkan jemarinya dengan angkuh.
"Lo malak gue?" tanya Rizal, bodo amat berlagak polos. Lebih tepatnya polos-polos berhadiah
"Pake nanya lagi, mana buruan"
"Eh, lo gak di kasih uang sama bokap lo? Atau lo gak dianggap anak?"
Sontak penuturan berani Rizal membuat kepala Angga berdenyut jika dalam film kartun mungkin kepalanya sudah memerah dan mengeluarkan asap
"Lo bilang apa tadi? Lo tau apa tentang bokap gue hah? Lo bego apa pura-pura bego nih?" tanya Angga menoyor kepalanya membuat emosi Rizal terpancing namun segera ia tahan
"Gue harus ke kelas" seru Rizal melangkah kan kakinya tapi teman-teman Angga mendorong nya ke tempat semula
"Heh anak baru, selama lo jadi anak baru, lo babu gue" kata Angga tersenyum miring.
"Peraturan dari mana? Gue gak liat di Mading ada peraturan kek gitu" seru Rizal terlewat kesal dan menatap Angga tajam.
"Wah berani juga lo, mental baja!" Sahut Angga bertepuk tangan sendiri, sumpah garing.
Rizal memilih diam tak menanggapinya, lagi pula ia tak suka banyak bicara dan hanya akan mendengar nya saja
"Mana duit lo, lama dah" ucap Anggi menggeledah saku seragam Rizal, Tapi Rizal segera menghindar.
"Lo kalau mau hidup tenang di sekolah ini, lo harus turuti kemauan gue!"
"Lo gak denger sob? Punya kuping kan lo"
"Oh iya, katanya lo temanan ya sama Tian? Sedekat apa?"
Rizal menghela nafas dan menatap Angga dengan tajam ia sungguh tidak suka di ganggu, apalagi seperti Angga yang banyak bicara yang menurutnya tidak perlu di bicarakan
KAMU SEDANG MEMBACA
Kulkas Aktif《Completed》
General Fiction『DILARANG KERAS PLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN! - Mengandung kata2 makian dan kasar - Harap bijak dalam membaca - Vote untuk saling menghargai - Komen agar makin akrab - Baperan gak usah baca -SEKIAN TERIMA GAJIH😘』 Remaja yang cuek dan masa bodo...