84. Mengerikan

10 6 0
                                    

         "Sakit?"tanya Rizal menatap Tesa yang meringis saat Rizal menempelkan kapas yang ia celupkan pada alkohol, Tesa mengangguk air matanya lolos begitu saja.

"Tahan ya, dikit lagi" Rizal segera membersihkan luka di sudut bibir Tesa, pelipis, tangan dan kakinya. Tesa meringis dan menangis merasakan perih nya alkohol menyentuk lukanya terasa dingin dan panas.

"Lo ngelakuin apa sih? Sampe mereka jahat sama lo?" tanya Rizal tanpa menoleh ia sibuk mengobati.

"Tesa, cuman bilang ke Pak Guru kalau mereka nyontek, ngambil lembar jawaban Tesa" jawab Tesa dengan suara bergetar membuat Rizal menganggukkan kepalanya.

"Terus?" tanya Rizal lagi penasaran.

"Baru kali ini Tesa di pukulin, biasanya mereka cuman marahin Tesa aja. Bukan pertama kalinya mereka perlakuin Tesa dengan kasar"

"Kenapa lo gak bilang sama guru?"

"Enggak aja, masalahnya pasti panjang.  Mereka gak mau kalah" Rizal mengangguk paham dan menutup luka di kaki Tesa dengan perban.

"Kak Rizal, kok Kakak bisa ada disini sih?" tanya Tesa penasaran ia menghapus sisa air matanya.

"Hhm, baru pulang ujian" kata Rizal tanpa menoleh membuat Tesa mengangguk-angguk.

"Makasih ya Kak Rizal. Maaf ngerepotin karena terus ngobatin Tesa"

"Waktu gue nabrak lo, mereka yang dorong lo?" tanya Rizal mengalihkan pembicaraan membuat Tesa tertegun dan mengangguk pelan.

"Sa! Mereka itu keterlaluan ini gak bisa di biarin lo harus lapor sama kepsek kalau lo gak mau biar gue yang lapor!" seru Rizal membuat Tesa melongo karena hal yang tak terduga, Rizal bicara banyak padanya dan tampak mengkhawatirkan nya. Itu kesimpulan yang Tesa tangkap.

"Eng-enggakpapa kok Kak Rizal. Enggak usah Tesa gakpapa"

"Lo yakin gakpapa?"

"I-iya, gakpapa"

Rizal mengangguk dan membuang sisa kapas dan perban pada tong sampah lalu kembali duduk kini di sebrang Tesa.

"Minum" kata Rizal memberikan sekaleng soda yang baru padanya membuat Tesa menerima dan meneguknya perlahan.

"Makasih" seru Tesa tersenyum manis meski sudut bibirnya terasa sakit. Rizal mengangguk dan meneguk minumnya juga.

Saat keduanya tengah mengobrol tiba-tiba beberapa orang datang dan mengurung kepala Rizal dengan plastik hitam lalu mengikatnya dengan paksa.

Rizal tampak memberontak tapi mereka dengan kuat memeganginya dan mereka melakukan hal sama pada Tesa, gadis itu di bekap lain basah yang membuat nya jatuh pingsan. Mulut Rizal mereka tutupi dengan solatif besar dan membawa keduanya memasuki mobil dan melaju meninggalkan toserba tanpa ada yang tau.

****

       Rizal tak bisa melihat apa-apa karena tampak gelap, kedua lengannya di cengkraman dengan kuat di belakang dan dirinya di paksa untuk berjalan entah kemana, yang ia rasakan menaiki tangga sangat sulit dengan mata tertutup.

Beberapa menit kemudian mereka melepaskan plastik yang menutupi kepala nya, kini ia bisa melihat keadaan sekitar tampak kusam dan dingin, salah satu dari mereka membuka soltif di mulutnya dengan keras membuat nya meringis.

"Anjing!" desis Rizal menatapnya kesal saat melihat Galang datang berjalan kehadapan nya.

"Selamat datang, Pak Ketua Batrex" ucapnya dengan tersenyum membuat Rizal geram. "Bagus sekali, kita kedatangan tamu berpasangan" lanjut nya membuat Rizal menoleh kanan kiri mencari-cari Tesa.

Kulkas Aktif《Completed》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang