Pagi hari, Rizal sudah nangkring di depan lapak bubur ayam ia memesan satu mangkuk bubur panas, dan memakannya dengan tenang disana
Saat ia sedang menikmati bubur, seorang cewek duduk di seberangnya membuat Rizal menoleh dan mengerutkan kening, bukannya itu Dwi? Pikir Rizal
"Ngapain liatin gue?" tanya Dwi dengan jutek membuat Rizal menggedik kan bahunya dan kembali menikmati bubur ayam nya
"Bang berapa?" tanya seorang pelanggan menghampiri penjualnya.
"10.000" jawabnya.
"Dua ya sama dia" seru orang itu menunjuka Rizal, Rizal yang menyadari menatapnya dan mengerutkan kening heran
"Luga?" tanya Rizal membuat Luga tersenyum mengacungkan tangannya dan segera berlalu meninggalkan lapak penjual bubur
"Padahal gue bisa bayar sendiri" gumam Rizal dan kembali melanjutkan acara makannya.
Setelah selesai ia segera pamit pada penjualnya dan berjalan menuju sekolah mengabaikan tatapan Dwi, lagi pula ia tak mengenal gadis itu. Ohya, cuman sebatas teman sebangku.
Rizal memasuki sekolah dan berjalan menuju kelasnya, ia belum melihat Anggi ataupun Gino dua manusia itu entah kemana belum menunjukan batang hidungnya, ia duduk di kursinya dan mengeluarkan catatan lalu segera menyalin catatan milik Gino yang tadi malam ia pinjam.
"Samlekom, ahli kubur!" seru Anggi memasuki kelas diikuti Gino yang menoyor kepalanya, Anggi tak tahu malu mau masuk ke kelas mana pun ia selalu bertingkah seolah ia kenal semua orang
"Salam yang bener BG!" seru Gino dan menyimpan tas di mejanya lalu menghampiri Rizal
"Tumbenan rajin, gue baru liat lo rajin pagi-pagi gini" seru Anggi duduk di sebelahnya.
"Emang nya lo?" sindir Gino menarik kursi dan duduk.
"Oh iya tadi kok gue gak liat Bang Faisal? Kemana dia?" tanya Anggi dengan wajah penasaran.
"Pulang" jawab Rizal singkat.
"Lo udah sarapan Zal?" tanya Gino.
"Udah, kalian belum kan? Sana ke kantin" jawab Rizal.
"Yah, kita kira lo belum sarapan makanya kita langsung kesini" kata Gino.
"Yaudahlah, kan udah terlanjur juga. Ayo kekantin" usul Anggi.
"Iya dah" sahut Gino.
Keduanya pun berdiri dan meninggalkan Rizal yang tampak tak tertarik untuk ikut pada mereka.
***
"Rezaaa!!!!! Balikin woy!!!" seru Vira dengan kesal membuat seisi kelas menoleh dan menggelengkan kepalanya sudah tak heran bagi mereka dengan keduanya
"Weh! Cewek kayak lo demen lipstik juga?" tanya Reza terkekeh puas.
"Apaan sih? Balikin!"
"Oh tidak kena!"
"Unta darat! Balikin!"
"Enggak lho gak mau" seru Reza dan berlari keluar kelas membuat Vira terpaksa mengejarnya.
"Balikin ih lo malu-maluin ah!" Kata Vira memukul bahunya keras tapi tak membuat Reza kapok ia malah senang mengerjainya
"Gue kira cuman cewek aja yang demen lipstik" seru Reza dan tertawa kembali.
"Hadeh, pertama! Itu bukan lipstik tapi lipthin! Kedua! Gue juga cewek!"
"Kenapa lo jadi suka ginian? Padahal gue lebih suka lo gak pake apa-apa"

KAMU SEDANG MEMBACA
Kulkas Aktif《Completed》
Fiction générale『DILARANG KERAS PLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN! - Mengandung kata2 makian dan kasar - Harap bijak dalam membaca - Vote untuk saling menghargai - Komen agar makin akrab - Baperan gak usah baca -SEKIAN TERIMA GAJIH😘』 Remaja yang cuek dan masa bodo...