Rizal menepikan motornya membuat Tesa turun di ikuti dirinya.
"Lo tunggu disini, gak perlu muncul di depan mereka" kata Rizal membuat Tesa mengangguk dan menunggunya. Rizal segera menyebrang dan berjalan memasuki gang sempit lalu berbelok menuju sebuah tempat yang sepi tidak ada warga yang berkeliaran disini, samar-samar terdengar gelak tawa dan candaan dari kejauhan.
Lapangan basket yang di kelilingi oleh kawat tampak lapuk tak terpakai, lampu-lampu nya sudah meredup dan sekarat.
Ia melihat ada 5 orang laki-laki, dan 3 perempuan yang kemarin ia pergoki tengah memaki Tesa. Rizal berjalan dengan santai dan menendang kawat besi yang lapuk itu menimbulkan bunyi yang nyaring dan membuat mereka kaget dan berhenti tertawa menoleh ke asal suara, mereka menatap Rizal.
Para cowok itu menatapnya dengan heran sedangkan 3 gadis itu tampak terkejut karena kedatangannya yang tak terduga.
"Lo siapa brother?" tanya seorang cowok dengan rambut cepak menatapnya. Rizal berjalan melewati pintu besi dan berdiri dihadapan mereka.
"Kalian kenal Tesa?" tanya Rizal berbasa-basi.
"Tesa? Oh cewek cupu itu?" tanya balik seorang cowok dengan kancing baju terbuka.
"Kenapa lo nyariin dia? Lo pacarnya?"
"Gak mungkin, paling mau nagih utang"
"Mungkin nagih jatah juga hahaha"
"Hahahaha"
Rizal menghela nafas menatap mereka yang tertawa seolah benar-benar lucu, Rizal menghampiri mereka dan menatapnya datar.
"Maksud lo 'nagih jatah juga?' Tesa orang seperti apa?" tanya Rizal seolah penasaran membuat mereka heran.
"Lo gak tau? Tesa itu babu kelas kita, di perintah apapun dia nurut ahahaha" kata cowok itu tertawa puas.
"Buka baju pun dia mau" seru seseorang yang tengah duduk di lantai tak menoleh pada Rizal. Rizal mengeraskan rahangnya mendengar itu.
"Kalian ngibul? Punya bukti apaan" kata Rizal memancing mereka.
"Haduh, mau bukti lagi. Minta sama Virgoun sana hahahaha"
"Kamu adalah bukti.....~♪"
"Jiah nyanyi hahaha"
Rizal mendengus melihat kelakuan mereka yang receh, membuat nya gatal ingin segera menghajar. Tanpa ia sadari ketiga cewek tadi sudah hilang entah kemana membuat nya sedikit kesal karena lengah.
"Jadi kalian temen sekelas Tesa? Gue boleh tau dia kayak apa?" tanya Rizal menatap mereka bergantian.
"Haduh, sebenarnya lo mau apa? Lo naksir sama dia? Hahaha"
"Tau nih orang kagak jelas lo"
"Lo pacar nya atau siapa nya? Gak mungkin tapi nya Tesa gak punya pacar"
"Benar, Tesa milik kita semua dia bisa jalan sama siapa aja"
Rizal menggaruk tengkuk nya dan membalikan badannya merenggangkan semua otot lengan dan lehernya lalu kembali berbalik menghadap mereka.
"Gue pikir kalian gak perlu lagi ganggu Tesa" ucap Rizal membuat mereka mengerutkan keningnya heran.
"Oh, lo mau jadi pahlawan buat dia?"
"Boleh kok, yoi?"
"Yoi!!!"
Brakkk...
Rizal mendorong orang yang menurutnya paling menyebalkan itu dengan kakinya, tampak jejak sepatunya tercetak di baju cowok itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kulkas Aktif《Completed》
Fiksi Umum『DILARANG KERAS PLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN! - Mengandung kata2 makian dan kasar - Harap bijak dalam membaca - Vote untuk saling menghargai - Komen agar makin akrab - Baperan gak usah baca -SEKIAN TERIMA GAJIH😘』 Remaja yang cuek dan masa bodo...