"Kok kamu tau?" tanya Rizal tampak heran padahal ia tak belum memberitahunya tentang hal itu
"Tadi gak sengaja baca suratnya" jawab Fabia mengalihkan tatapannya pada Wisha, "Kenapa sih kamu gak cerita?" Rizal menghela nafas panjang.
"Cerita nya panjang, lagian...gak penting juga kok" jawab Rizal tersenyum tipis.
"Gak penting gimana? Aku kan udah bilang kalau kamu gak boleh buat onar lagi, sekarang apa? Kamu di keluarin. Kamu gak sayang sama orang tua kamu?"
"Yaudah maaf"
"Kok minta maaf? Sama aku lagi"
"Ya terus harus gimana?"
"Ya minta maaf sama orang tua kamu lah, kamu itu harus berubah aku kan pernah bilang"
Rizal menghela nafas panjang dan memijit pelipisnya, "Pertama, aku gak di keluarin tapi pindah dengan hormat dan kedua orang tua aku udah setuju". Fabia tampak tak mengindahkan nya membuat Rizal penasaran apa yang sedang dipikirkannya
"Kamu kenapa? Ada masalah? Lagi PMS? Mau aku beliin sesuatu?" tanya Rizal membuat Fabia menoleh dan mendengus.
"Pikir aja sendiri" jawab Fabia tampak kesal, tapi Rizal memang bersifat kurang peka terhadap cewek jadi ia memilih memikirkan ucapannya, polos bergengsi.
"Aku gak tau harus mikir apa" ucapnya dan menghela nafas lagi.
"Yaudah aku pulang dulu" seru Fabia bangkit dari duduk nya membuat Rizal menariknya kembali.
"Kenapa sih buru-buru?" tanya Rizal lagi ia masih tak mengerti.
"Wisha kan udah tidur" jawab Fabia seolah bete bicara dengannya.
"Kamu kenapa sih? Gak kayak biasanya, kalau ada masalah cerita sama aku"
"Gimana sama kamu? Kamu juga gak cerita tentang masalah itu"
"Ya masalah itu kan emang gak terlalu penting juga jadi aku belum cerita, aku mau cerita tapi aku suka lupa"
"Alesan aja terus"
"Enggak alesan lho, emang bener"
Fabia tak menjawab membuat Rizal menarik nya ke dalam pelukan hangatnya
"Udah dong jangan marah, cantiknya ilang lho. Kamu kenapa Hhm?" tanya Rizal lagi dengan lembut dan mengecup pucuk kepala gadis itu
"Gakpapa kesel aja"
"Kesel kenapa?"
"Kamu"
"Perasaan aku gak ngapa-ngapain kamu"
"Gak tau ah, ngomong sama kamu gak pernah serius"
"Mau di seriusin?" Rizal melepaskan pelukannya dan menatap Fabia yang setengah malu dan kesal itu
"Udah marahnya?" tanya Rizal lagi.
"Gak tau" jawab Fabia masih sama.
"Ampun dah, terus mau gimana sayang hhm?" tanya Rizal mendekatkan wajahnya ke wajah Fabia.
"Terserah"
"Lah?"
Saat keduanya sedang mengobrol serius, Wisha kembali terbangun dan menangis kencang, keduanya dengan sigap mendekati Wisha, Rizal mencari Dot dan dan Fabia segera menimang Wisha dengan perlahan
"Mana Dot nya, cepetan" seru Fabia menatap Rizal yang masih mencari.
"Nih! Nih!" sahut Rizal dan memberikan Dotnya pada Wisha.
"Isha udah bangun? Cantik banget sih" seru Rizal menciumi Wisha karena gemas.
"Lucu banget kan? Jangan di anggurin kalau anak kecil" kata Fabia tersenyum senang menatap Wisha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kulkas Aktif《Completed》
General Fiction『DILARANG KERAS PLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN! - Mengandung kata2 makian dan kasar - Harap bijak dalam membaca - Vote untuk saling menghargai - Komen agar makin akrab - Baperan gak usah baca -SEKIAN TERIMA GAJIH😘』 Remaja yang cuek dan masa bodo...