47. Khawatir Lagi

12 10 0
                                    

Uhukk...uhukk...

           Terdengar suara batuk dari arah kamar yang sepi, suasana gelap dan dingin. Rizal menahan sakit di seluruh tubuhnya ia ketiduran dan lupa menyalakan lampu, waktu menunjukan pukul 20:21 WIB ia bangkit perlahan menyusuri tembok dan menekan saklar lampu membuat suasana menjadi terang

Ia segera keluar dari kamar dan menyalakan lampu ruang tamu, dapur, dan toilet hingga ia tak sanggup lagi untuk berjalan dan duduk lemas di sofa beberapa panggilan tak terjawab dari Fabia dan teman-teman nya tak ia indahkan

Rizal kembali mengompres keningnya sendiri dan meminum obat pereda nyeri yang membuat tubuhnya sedikit lebih baik dari sebelumnya

Suara ketukan di pintu membuatnya menoleh dan enggan berdiri tapi orang itu tetap mengetuk pintu berkali-kali, membuatnya mau tak mau segera bangkit sambil menyusuri dinding agar dirinya tidak hilang keseimbangan saat pusing merajai kepalanya

Ia membuka pintu dengan perlahan dan tampak sosok Faisal berdiri disana membuatnya mendengus dan kembali menutup pintu, tapi Faisal segera menahannya dengan kaki lalu masuk dengan paksa, Rizal ingin sekali mendorong nya jika saja ia sehat saat ini

Faisal menutup pintu dan berjalan memasuki ruang tamu dengan enteng menyimpan kotak makan di atas meja

"Kakak sendiri datang lo bukannya seneng, malah mau ngusir gue. Mamah khawatir sama lo untung aja gue ketemu lo disini" kata Faisal mulai mengoceh, Rizal tak menjawab dan kembali duduk di sofa

"Lo kayaknya gak sehat, kita kerumah sakit aja ayo! Lo pasti butuh infus" kata Faisal menatapnya, Rizal menghela nafas sejenak dan menatapnya datar

"Ngapain lo kesini?" tanya nya membuat Faisal mengerutkan keningnya.

"Gue bawa lo makanan, lo belum makan kan? Nih makan dulu. Mamah udah masak, oh ya tadi Bapak pulang dan nanyain lo dia khawatir"

Rizal dan menjawab dan berselera untuk makan, ia mengabaikan Faisal yang sudah menyiapkannya

"Gue gak mau makan, lo pulang sana" ucap Rizal dengan kesal.

"Gue udah jauh-jauh, lo hargain gue lah. Ohiya, tadi Fabia juga ke rumah nyariin lo gue bilang lo belum pulang"

Rizal tampak tak tertarik dan bangkit dari duduknya ia sedikit terhuyung karena kepalanya pusing, Faisal segera membantu nya namun segera di tepis oleh Rizal

"Gue bilang lo pulang aja, gue capek"

"Lo harus ke rumah sakit ayo! Gak bisa lo gini terus"

"Gak usah sok peduli sama gue!"

"Zal! Gue kakak lo, gue khawatir bukan cuman gue tapi Mamah, Bapak, temen-temen lo, pacar lo! Mereka khawatir"

"Berisik! Gue mau istirahat!"

"Zal!"

Rizal segera berjalan menuju kamarnya dan menutup pintu dengan keras menguncinya dari dalam, Faisal mendekat dan mengetuknya perlahan

"Gue minta maaf, karena selalu bebanin lo. Gue tetep khawatir sama lo, lo keluarga gue. Lo nyelamatin gue dari Paka, sekarang izinin gue buat bantu lo"

"Berisik! Pulang Faisal! Gue gak butuh lo! Gue gak percaya sama lo!"

"Apa sih yang buat Lo gak percaya? Come on Zal, Bapak juga khawatir sama lo"

"Gak usah bawa-bawa Bapak! Gue gak tau masih punya apa enggak!"

"Rizal! Jaga ucapan lo ya! Bapak masih ada jangan lo sia-siain!"

"Siapa yang sia-siain duluan? Pulang lo bangsat!"

Kulkas Aktif《Completed》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang