Rizal meneguk beberapa kali minuman soda itu, sebenarnya ia ingin meminum yang lain seperti rasa yang hambar, pahit, keras dan membuat usus melejit. Namun ia sudah berjanji hanya satu kali saja ia mencobanya dan tak akan pernah lagi mendekatinya
Ia sudah duduk lama disini, di tepi jembatan yang gelap hanya ada cahaya lampu jalan yang redup memandang jauh ke arah sungai yang mengalir tenang di bawah sana kedua kakinya menggantung bebas tak jauh dari sana terdapat lorong kereta api yang gelap hanya ada 2 lampu jalan yang hampir skarat
Menghabiskan beberapa kaleng soda, yang terasa menggelitik tenggorokan nya. Dan mendengar samar-samar suara orang lain di dalam lorong kereta tampaknya mereka tengah berkelahi, sepeti nya kemana pun ia pergi kekerasan dan makian selalu ada di setiap tempat
Untuk saat ini ia mengabaikannya berusaha tidak ikut campur urusan orang lain, dan ia berhasil untuk beberapa menit. Asap Vave keluar dari mulutnya dengan lembut gumpalan asap itu pergi meluap bersama angin yang dingin
15 menit berlalu, ia mendengar teriakan orang yang kesakitan didalam lorong itu dan beberapa tawa yang puas. Rizal mendengus kasar dan melemparkan Vave itu jauh ke dalam sungai segera ia berdiri dan berjalan pelan memasuki lorong yang gelap
Tampak satu orang yang telah rubuh di lantai tak berdaya, sementara 3 orang itu menatapnya puas dengan tertawa
"Mana derajat lo yang tinggi?"
"Udah ilang kayaknya"
"Kasihan mahkotanya, udah jatoh"
"Ayo! Berlagak lagi! Lo orang kaya kan?"
"Cih, mengerikan"
"Hahahhahahha"
Rizal segera menendang nya membuat cowok itu terhuyung dan menabrak kedua temannya alhasil ketiganya rubuh di lantai tanpa kendali
"Siapa lo?!" salah satunya dengan geram berdiri menatap Rizal.
Rizal tak menjawab dan menerjangnya membuat mereka mau tak mau menangkis serangan dari Rizal. Mereka mulai kewalahan dan segera lari setelah mendapat kode dari satu temannya untuk kabur. Rizal menatap mereka yang terbirit-birit sedikit kesal karena ia belum puas menghajar mereka
Ia segera berjongkok menatap cowok yang sudah lemas disana
"Asu, kenapa harus lo" seru Rizal membuat orang itu menyunggingkan senyum nya dengan menahan sakit.
"Lo nolongin gue lagi" sahut Luga dengan terkekeh dan berusaha untuk berdiri tegak di bantu oleh Rizal
"Sekarang lo seneng di keroyok ya?" tanya Rizal terkekeh dan keduanya berjalan perlahan menjauhi lorong.
"Kenapa lo disini?" tanya Luga memegangi perutnya menoleh sekilas pada Rizal.
"Gue gak mau ikut campur, tapi lo berisik"
"Sial" Luga tampak terkekeh sedikit kesal dengan tingkah Rizal yang menurutnya memang keren
"Lo gak niat bunuh diri kan?" tanya Luga setelah keduanya sampai di jembatan.
"Enggak" jawab Rizal memberikan sekaleng minuman soda padanya.
"Lo dari tadi minum ini?" tanya Luga menatap beberapa kaleng soda yang berserakan.
"Hhm" jawab Rizal mengangguk dan kembali menatap lepas kebawah sana.
"Gak baik buat kesehatan lo"
"Minum aja, gue tau lo haus"
"Sial"
Luga segera membuka penutup kaleng dan meneguknya perlahan lalu mengikuti Rizal mendekati Railling ia menyandarkan tubuhnya berlawanan arah dengan Rizal
KAMU SEDANG MEMBACA
Kulkas Aktif《Completed》
Genel Kurgu『DILARANG KERAS PLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN! - Mengandung kata2 makian dan kasar - Harap bijak dalam membaca - Vote untuk saling menghargai - Komen agar makin akrab - Baperan gak usah baca -SEKIAN TERIMA GAJIH😘』 Remaja yang cuek dan masa bodo...