Fani menatap rumah sakit di depannya, lalu beralih pada bingkisan di tangannya, gadis itu tampak bimbang dan masih memakai seragam nya tampak ciri khas pulang sekolah nya.
"Masuk gak ya?" gumam nya menimang-nimang dan memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya.
"Gue kenapa sih? Yakan udah mantan! Tapi...bodo amat lah. Gue peduli sebagai teman, bukan mantan! Oke" ucap Fani dan berdeham lalu berjalan menaiki tangga teras dan memasuki rumah sakit lalu bertanya pada resepsionis tentang ruang rawat Rizal.
Setelah itu, Fani segera berjalan menaiki tangga dan mulai mencari ruangan yang dimaksud nya. Sejak tadi, jantung nya terus berdegup kencang tak henti-hentinya ia tremor senam jantung berkali-kali ia meyakinkan dirinya, ia hanya perlu menjenguknya, memberikan makanan, lalu pulang dan semua nya akan baik-baik saja.
"Ini kayaknya" gumam Fani dan berdeham lalu perlahan membuka pintu ia masuk dan menutup nya kembali dengan rapat. Saat ia berbalik, pintu toilet terbuka dan menampakan Rizal yang baru saja selesai mandi ia memakai celana pendek selutut dan bertelanjang dada.
"Aakkhhhhh!!!!" teriak Fani menjatuhkan bingkisan dan menutup wajahnya membuat Rizal tampak kaget dan terperangah.
"Lo ngapain disini?" tanya Rizal dengan heran dan segera menyilangkan kedua lengannya di depan dada.
"Lo kenapa gak pake baju?" tanya Fani masih menutup wajah nya.
"Balik sana! Jangan ngintip lo" jawab Rizal menunjuk nya, Fani segera memutar tubuhnya menghadap pintu.
Rizal menghela nafas memejamkan mata sesaat lalu berjalan menuju brankar memakai baju pasien lengkap dengan celananya.
"Udah selesai" ucap Rizal lagi membuat Fani membalikan badannya dan mengambil bingkisan yang terjatuh.
"Ini kan rumah sakit bukan hotel kok lo bisa sesantuy itu?" tanya Fani dan duduk di sofa menyimpan bingkisan di atas meja.
"Mau rumah sakit atau hotel, gue tetep bayar. Ya gue pake fasilitas nya lah" jawab Rizal dan segera menancapkan infus di lengan kirinya.
"Lo beneran sakit? Kok lo kayaknya sehat-sehat aja? Lo bisa mandi, lo bisa jalan, lo bisa pasang infus sendiri, lo ngibul ya?" Rizal lantas melotot padanya membuat Fani memicingkan kedua matanya.
"Enak aja"
"Terus lo sakit apa?"
"Kepo lo"
"Gue tanya karena kepo"
"Bodo amat, lo ngapain disini?"
"Kepo lo!"
"Anj-" Rizal tampak kesal dan ingin meremasnya bagai kertas lalu ia lempar pada tong sampah menimbunnya dengan sampah-sampah yang lain.
Fani berdiri dan menghampirinya membuat Rizal menatap heran, Fani meletakan punggung tangannya ke dahi Rizal dan raut wajah nya tampak sulit ia tebak.
"Ngapain sih?" tanya Rizal menepis lengannya menjauh kan diri dari Fani.
"Lo kok panasnya biasa aja?"
"Maksud lo biasa aja?"
"Orang sakit itu, panas nya gak normal"
"Iya. Sakit jiwa kek lo, mendidih!"
"Ish Rizal! Gue serius!" seru Fani memukul bahunya dengan keras membuat Rizal meringis memegangnya.
"Anjir tenaga kuli!" sahut Rizal menatapnya tajam.
"Mampus!" ujar Fani dan kembali duduk di sofa membuat Rizal memutar bola matanya malas.
![](https://img.wattpad.com/cover/290528700-288-k503144.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kulkas Aktif《Completed》
Fiksi Umum『DILARANG KERAS PLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN! - Mengandung kata2 makian dan kasar - Harap bijak dalam membaca - Vote untuk saling menghargai - Komen agar makin akrab - Baperan gak usah baca -SEKIAN TERIMA GAJIH😘』 Remaja yang cuek dan masa bodo...