Bab 31. Terpesona

623 51 11
                                    

Bab 31. Terpesona.
★★★★

Hari ini aku meminta ijin sama Riko juga orang tuanya untuk masuk sekolah.  Sudah lama aku tidak masuk sekolah hanya menunggui Riko dikamar saja.

Riko sudah sehat seperti semula walaupun jiwanya mungkin masih mengalami trauma.

Aku bisa tenang pergi ke sekolah meninggalkan sendirian dikamarnya.

Ayahku yang mengantarkan ku hingga didepan pintu gerbang.

Rasanya sudah cukup lama aku tidak masuk sekolah. Itu bukan tanpa sebab, dan penyebabnya yaitu keluarga Mahendra yang ku tau ternyata punya andil besar disekolah elite yang kini aku sekolah didalamnya serta mendapatkan pengalaman yang tidak mengenakan.

Seperti biasanya aku melangkah tenang ke kelasku. Kali ini aku tidak mendapatkan gangguan yang berarti.

Namun, aku terkejut saat mendapatkan panggilan yang sangat familiar. Pak Surya eh, mas Surya ku lihat tersenyum ramah. Tapi aku melihat sesuatu hal yang berbeda dari tatapannya. Walaupun ada kerinduan begitu dalam.

"Bagaimana kabarmu Bening?" tanya mas Surya tersenyum ramah. Tentu saja aku celingukan melihat kesekitarku. Ku rasa aman aku tidak ragu untuk memanggilnya, tapi aku tetap waspada dengan keadaan.

Saat ini aku berada didekat taman sekolah yang penuh dengan bunga yang sedang bermekaran sangat indah.

"Baik mas" balasku ragu, ku balas senyumnya. "Mas sendiri bagaimana kabarnya?"

"Sudah lama aku tidak melihatmu. Mungkin perasaan ini tak punya arti lagi" ucapnya dengan kata kata puitis. "Kamu lihat sendiri" desahnya berat, ada kesedihan yang terpancar dimatanya.

"Mas, ak- aku,,, maaf" aku tertunduk tak berani menatapnya, tatapan matanya sangat tajam.

"Kamu terlalu sibuk dirumah keluarga Sanjaya. Hingga kamu begitu mudah melupakanku" mas Surya duduk dikursi taman sambil bersidekap, menghirup udara pagi yang sejuk dengan aroma bunga yang wangi.

Andai ini bukan sekolah tentu akan berbeda apa yang akan ku lakukan pada mas Surya.

"Mas, ak- aku,,, bukan begitu. Nanti sepulang sekolah akan aku ceritakan semuanya. Nanti aku mau ke apartemennya mas Surya, bagaimana?" tawar ku karena hanya itu yang bisa ku lakukan terlebih ini waktunya sangat mepet. Terlebih ini sekolah yang banyak siswa juga para guru yang melihat terlebih kami ngobrol sangat dekat seperti sahabat. Aku merasa agak canggung padahal tidak dengan mas Surya terlihat cuek hal itu malah membuatku tak enak pada yang lain.

Wajah mas Surya terlihat sumringah...
"Benarkah itu. Nanti pulangnya bareng aku saja. Oke"

"Sip" aku pun tersenyum geli melihat sikapnya yang menahan kerinduan begitu mendalam.

Ku lihat mas Surya melangkah pergi dengan senyum ceria serta senang, aku melihatnya dengan hanya menggeleng saja.

Sesampainya didalam kelas suasana terasa berbeda. Biasanya kelas akan riuh ketika aku datang bahkan aku akan dibully habis habisan oleh Raya dan teman temannya ataupun dengan Riko the gank. Tapi kali ini terasa berbeda. Hal itu tidak ku dapatkan lagi dari mereka karena mereka ku buat jera dengan ulah mereka bahkan hampir membuat keduanya mati.

Aku duduk dengan tenang sambil ku edarkan pandanganku keluar jendela menikmati suasana diluaran yang terasa begitu sepi.

"Wah, mas Bening. Bagaimana kabarmu mas, aku kangen ama mas" tanpa ragu Angga memelukku yang barusan datang yang entah dari mana.

Aku cuma nyengir saja. Rasa sakit hatiku tiba tiba saja menyeruak rasanya perih, senyumku langsung sirna. Aku berusaha menepis pelukan hangatnya serta memilih untuk diam. Tadinya aku menatapnya intens namun selanjutkan aku alihkan pandanganku dan membiarkannya. Cuek.

Penjerat Mimpi 1 (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang