Bab 60 🔞. Rembang sore

726 45 3
                                    

Bab 60. Rembang sore
★★★

Sungguh, memang spot yang sangat strategis untuk memancing, air sungai yang tidak terlalu jernih.

Terlebih tempatnya memang cukup bagus, terlindungi karena ada semak semak yang menutupi bahkan ada buah tanaman liar tumbuh dipinggir sungai, seperti pohon cempedak hutan, rukem, talas liar, terus anggur hutan yang buahnya maupun tanamannya sangat mirip dengan buah anggur dengan buah keunguan yang sangat menggiurkan, tentu saja kami tidak tertarik karena akan berakibat fatal jika memakan buahnya yang terlihat ranum serta sangat menggoda karena jika memakannya bisa dipastinya bibirnya dower karena gatal gatal yang tiba tiba menyerang.

Mas Kharisma sudah bersiap dengan kailnya, aku sibuk dengan buah rukem yang sudah masak karena warna merah kehitaman tentu rasanya terasa manis, agak masam dikit dan bikin karang gigi tebal, makanya banyak yang gak suka makan buah rukem. Kalau cempedak hutan buahnya itu cuma sekepalah tangan dan rasanya asam Asama manis dikit.

"Mas mau buah rukem...?" tawarku ketika dia sudah melempar kailnya serta meletakkannya, nunggu ikan makan pancingnya.

"Yang matang saja yang diambil dek" dia melihat kearahku yang sibuk memilih buah yang nanti akan kami makan.

"Mas itu agak tinggi, aku gak nyampek" karena ku lihat dibagian atas ada buah yang sudah matang.

"Kamu sih dek pendek" ledeknya sambil mendekat karena harus hati hati karena banyak durinya di pohon rukem yang sedang berbuah cukup lumayan.

"Iya, mentang mentang situ tinggi, panjang menghina ya,,," sungutku tak terima walaupun kenyataan seperti itu karena aku setelinganya mas Kharisma karena jika aku mau menciumnya tentu dia agak merunduk terkadang aku sedikit menjinjit untuk menggapainya.

Kancing bajunya sudah dilepas, hingga dadanya yang gempal sangat memikat.

Tahan Bening! Nanti juga ada saatnya, sekarang sabar dulu, tenangkan nafsumu! hatiku memberiku sugesti.

Uke mana, atau homo mana jika sunguhi dengan pemandangan seperti ini tidak tergiur. Gak usah munafik. Aku saja sampai nafasku terasa sesak hingga membuatku terengah sendiri bahkan dengan santainya mas kharisma tersenyum kearahku tanpa dosa bahkan yang dilakukan membuatku nyut nyutan bahkan yang dibalik celanaku mengeras dengan sendirinya.

Terlebih aroma tubuhnya yang menguar, sungguh dia seorang penjantan yang di idamkan.

Ku alihkan pandanganku supaya otakku tidak makin error berlama lama memandangnya terlebih aroma tubuhnya yang tercium membuatku makin menggila.

"Kenapa dek? Ini kan yang kamu maksud?"

Aku tak berani bersuara tentu saja suaraku nantinya aku serak bercampur dengan tersendat karena nafsuku sudah naik keatas ubun ubun.

Aku memilih untuk duduk direrumputan sambil menatap aliran sungai yang mengalir tenang.

"Mas kailnya dimakan tuh" ucapku untuk mengusir rasa kegugupanku. Terlebih aku sudah sange berat.

"Mana dek, mana,,,?" Dengan terkejut mas Kharisma mendekat serta menaikkan pancingnya ternyata setelah diangkat dapat ikan tawes cukup lumayan. "Alhamdulillah!" pujinya bersyukur karena dapat ikan pertama cukup lumayan besar.

"Wah, ikan besar besar disini dek? Pasti gak pernah di racun sungai ini" celotehnya santai kini membeneri kailnya serta memberi umpan lagi kemudian dilemparnya kearah air sungai.

Ikan yang didapat dimasukkan kedalam wadah...

Mas Kharisma tersenyum puas, aku juga belum melempar kailku sibuk menenangkan hatiku juga makan buah rukem yang rasanya manis manis asam seperti orang yang ada didekatku saat ini. Ya Tuhan! Kenapa ada makhluk seindah dan sempurna seperti ini dihadapanku. Andai aku wanita aku mau hidup selamanya bersamanya hingga akhir hayatku. Pikiranku malah mengembara kemana mana. Sedih jika mengingat hal itu, namun aku akan menikmati sisa waktu bersamanya sebelum nantinya ada perpisahan yang tentunya akan membuatku sakit, juga terluka, pedih. Aku melamun kemana mana sambil makan buah rukem dan mulutku rasanya jadi tebal. Hingga aku merasa haus.

Penjerat Mimpi 1 (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang