Bab 26. PENCULIK

658 52 6
                                    

Bab 26. PENCULIK.
★★★★

Pov Riko?
__________

Begitu jelas ku dengar kalau yang satu menyebut inisial L sedangkan yang satunya inisial D.

Aku hanya bisa menduga siapa kedua orang yang kini telah menculikku ini.

Air mataku terus bergulir, berharap ada orang yang menolongku siapa pun itu.

Aku tak ingin hidupku menjadi hancur karena kebejatan ulah mereka berdua yang ingin melecehkan ku secara tidak senonoh.

Notabeku cowok dan akan dileceh oleh dua orang cowok yang bentuk tubuhnya membuat jijik setengah mati. Aku seperti setengah mati rasa. Tubuhku tiada daya tapi mataku masih mengawasi gerak gerik mereka yang mencopoti pakaian yang ku kenakan satu persatu. Mata mereka melotot takjub melihat bentuk tubuhku yang kini sudah tidak mengenakan apa apa kecuali tersisa cdku yang membuat jakun mereka naik turun. Tubuh mereka seperti cacing kepanasan.

"Ow oww my God!"

"Astaga, gue nggak nyangka badannya bagus banget. Tidak sia sia gue mengaguminya selama ini, D"

"Benar L, gue aja sudah ngiler liat tuh body walaupun dari luar. Bahkan dari dulu. Kini bisa melihatnya sedekat ini"

"Liat tuh jendolannya, wow gede banget!"

"Gue nggak sabaran buat icip icip"

"Ayok"

Keduanya begitu bersemangat akan melecehkanku.

Tak ada yang bisa menolongku kali ini, sekalipun orang tuaku atau siapa pun itu. Termasuk Tuhan!

"Tolong aku!?" Rintihku memohon tapi kata kata itu tidak keluar dari mulutku yang keluar hanya keluhan kecil. Bahkan desahan berat tanpa kata.

Mau menangispun rasanya percuma? Air mataku enggan keluar. Yang ada aku hanya bisa menangis batin. Ya Tuhan! Inikah balasan buatku yang pernah ku lakukan pada Bening dulu.

Kini, aku merasakan hal itu, sungguh begitu menyakitkan.

Satu satunya penutup bagian penting kini direnggut dengan paksasalah satu dari mereka, aku kini sudah tidak mengenakan apa apa lagi ditubuhku.

Aku sudah kehilangan harga diriku sebagai laki laki tulen dan normal.

Batinku merintih, menangis merenungi nasib yang kini menimpaku.

"Papa, mama, tolong aku" isakku dalam hati karena air mataku tak kunjung keluar. Suaraku tidak bisa keluar, aku seperti gagu tapi mataku masih melihat kebejatan yang mereka lakukan padaku.

Bahkan aku tau apa yang mereka lakukan pada tubuhku.

Aku tidak tau wajah mereka berdua sebab mereka memakai topeng tipis dengan mode bibir dower merah dengan mata melotot. Aku sama sekali tidak mengenali mereka bahkan suaranya tidak begitu jelas. Hanya mereka menyebut inisial mereka masing masing sebagai L dan D.

Berinisial L kini mencium leherku sedang D memegang Mr p ku yang sudah ketakutan mati. Karena aku laki laki normal tentu hal itu tidak berpengaruh untukku malah membuatku takut serta mengkerut.

"Ihhh,,,, nggak mau hidup L, gimana?"

"Coba pakai obat perangsang. Gue yakin pasti bangun tuh kentinya yang gede"

Itu yang disuruh L ke D yang kini tengah mencekokiku obat perangsang.

Aku mati matian berusaha menolaknya tapi aku tak ada daya, sekalipun aku berontak tak ada gunanya.

Mereka seakan tengah dirasuki iblis, mereka terlihat senang dan gembira melihatku menderita. Terlihat wajah mereka puas setelah memberiku minuman sesuatu.

Penjerat Mimpi 1 (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang