Bab 45. INGAT PESAN

520 48 1
                                    

Bab 45. Ingat Pesan
★★★★

Ada rasa kecanggungan terlihat di wajah ganteng Riko, melihat kedatanganku karena tujuanku untuk menemui ibuku.

Namun saat aku memanggil beliau aku tidak tau kalau ada Riko sedang makan siang disitu.

Sepertinya sedang asik ngobrol sama ibuku.

Entah apa yang mereka obrolkan?

Bahkan Riko yang tadi tenang, setelah melihatku kini nampak tegang.

Ibuku juga terlihat sedih. Gerangan ada apa dengan ibuku? Apa mungkin ibuku telah bercerita mengenaiku pada Riko.

Riko juga terlihat simpatik padaku.

Tapi kejadian di sekolah tadi membuatku sakit hati.

Kejadian itu sangat membekas dipikiranku.

Aku tau, Riko type cowok setia pada pasangannya, tidak mau menghianati.

Entah mengapa hatiku seperti tersayat. Nyeri yang ku rasakan secara tiba tiba membuatku tak habis pikir, apakah aku menyukai Riko.

Walaupun sejak awal aku ingin berteman, tapi semuanya jadi luntur dengan sikapnya yang membuatku tidak suka.

Terlebih kini aku melihat kedekatannya dengan Raya. Perlahan aku akan mengenyahkan rasa dihatiku.

"Nak makan dulu" ucap ibuku menawariku. Padahal tadi kita tadi telah makan bersama di wartel hingga kenyang. Aku tau ibuku hanya sekedar basa basi untuk menghilangkan rasa kegugupannya atas kedatanganku yang tak terduga. Terlebih ibuku kepergok sedang ngobrol dengan Riko yang serius.

Padahal aku ingin menunjukan foto hasil selfiku tadi pada ibuku, tapi niatku ku urungkan.

Padahal tadi aku sudah melupakan kejadian disekolah tapi kini terkenang kembali.

"Belum lapar bu. Nanti saja,,,"

"Ada apa nak menemui ibu?"

"Hmmm,,, anu bu, ini,,, sudah nanti saja. Aku mau istirahat capek. Permisi bu, assalamualaikum,,," pamitku cepat berlalu karena sedari tadi Riko menatapku curiga. Atau jangan jangan Riko telah tau sesuatu sama aku?

Sedangkan kedokku sudah ketahuan ketika aku sedang melakukan ritual, ditambah lagi kini tatapan penuh kecurigaan padaku.

Ibuku mungkin telah cerita apa ke Riko hingga tatapan jadi aneh seperti itu.

"Waalaikum salam" jawab ibuku menatapku dengan sedih.

Ada apa dengan mereka? Kenapa semuanya makin aneh?

Lama lama aku bisa struk dadakan, kalau begini terus, atau aku akan gila beneran karena mereka main rahasia dibelakangku tanpa aku mengetahuinya.

Tergesa aku meninggalkan dapur yang luas dan apik itu. Hatiku kacau balau, pikiranku blank.

Kini aku telah berada didalam kamar, aku sedikit lega. Kalau tenang belum tentu, aku yakin Riko pasti akan datang menemuiku. Mungkin juga akan mengangguku.

Benar saja, baru saja aku tenang, pintu kamarku diketuk dari luar dan ada sapaan.

Riko...

"Bening, boleh masuk?"

"Silahkan, tidak di kunci. Toh ini paviliun milikmu kan" ketusku dengan rasa tidak suka karena aku disini hanya anak dari seorang babu, notabenya rendahan. Sungguh miris sekali nasibku.

Dengan senyum cengengesan Riko masuk tanpa dosa...

"Ada apa? Mau apa, hah,,," sentakku karena aku tidak mau dia ada disini sebenarnya, terlebih menggangguku, aku pengen sendirian menenangkan diri. Karena ujung ujungnya sama Riko itu bertengkar. Itu saja tidak ada yang lain.

Penjerat Mimpi 1 (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang