Bab 46. Orang songong

558 48 7
                                    

Bab 46. Orang songong
★★★★

Orang songong seperti mas Xxaqie perlu di cuekin.

Terlebih tatapannya yang penuh selidik serta mengejek membuatku kesal.

Tanpa ku pedulikan orangnya, aku pun berlalu dari dapur meninggalnya dengan tatapan tajam kearahku.

"Lancang!" ucapnya pedas ditelingaku tak aku gubris ucapannya karena aku bisa tambah emosi menghadapi kakak dari Riko karena mereka sebelas dua belas.

"Emang gue pikirin!" balasku sekenanya. Lalu naik ke kamar atas karena menuju kamar pribadinya Riko.

"Hey tunggu! Anak kampung tidak tau aturan" Xxaqie mengejarmu pass aku sampai di tangga ketiga, tanganku dicekal kuat hingga membuat tubuhku oleng.

Mataku hanya bisa terpejam karena dapat aku bayangkan hidupku bakal berakhir di tangga bawah.

"Aaakkkkkkk,,,,!" teriakku keras.

Namun, apa yang terjadi selanjutkan. Tidak terjadi apa apa.

Malah aku memeluk erat tubuh Xxaqie yang liat bahkan bibirnya menempel di bibirku lekat cukup lama.

Tentu saja aku tak percaya dengan yang ku alami. Mataku melotot kearahnya. 'Dasar manusia cabul! Cari cari kesempatan!' umpatku dalam hati, meratapi kejadian yang ku alami.

Bahkan tanpa dosa Xxaqie melumat bibirku bagai menikmati es cream.

"Hheemmmm,,, ternyata bibirmu manis sekali. Pantas Riko sampai tergila gila sama kamu, juga Surya guru olah ragamu yang kemarin ku temui" tanpa peduli dengan perasaanku Xxaqie tersenyum penuh kemenangan. Dasar omes! Manusia durjana.

"Aaahhhhh,,,," dijilatinya bibirnya yang tadi telah melumat ku. Sangat menjijikan manusia didepan ini.

Ku pukul dadanya sekenanya...

"Ha ha haa,,,," Xxaqie tertawa girang.

"Ini masih awal Bening. Masih ada season lanjutan?"

Cepat cepat aku naik dengan dada berdebar tak karuan. Apa yang ku rasakan saat ini? Kenapa hatiku jadi tak karuan? Orang orang dirumah ini semuanya gila? Psikopat!

Sampailah aku didepan pintu kamar Riko, masih ku tenangkan debaran dadaku juga nafasku yang tak karuan. Tanpa ku pedulikan tatapan Xxaqie yang mengawasi ku.

Ya Tuhan!?

Aku ragu untuk mengetuknya. Aku hanya termangu ditempatku.

Ku lihat kebawah, bayangan Xxaqie pun sudah tidak ada. Aku sedikit lega, setidaknya aku tidak melihat manusia psikopat itu lagi.

"Maksudnya tadi apa, menyinggung soal mas Surya? Apa mungkin yang menemui itu bukan pak Mahendra melainkan Xxaqie atas suruhan papanya. Bisa jadi" gumamku didepan kamar Riko.

Tok, tok, tok,,,

"Assalamualaikum,,," ku buka sedikit maka terdengar suara.

"MASUK!" balasan Riko ketus.

Saat aku masuk tatapan Riko sangat tajam mengawasi ku. Ada apa lagi manusia arogan satu ini? Belum selesai persoalkan yang satunya datang lagi masalah lain. Ya Tuhan?

"Lama amat, kenapa baru datang?" kembali ucapan ketus, lagi lagi dengan tatapan tajam.

"Ak- aku,,, tadi,,, habis,,,"

"Enak dicium kak Xxaqie. Dasar murahan!" sengitnya menatapku jijik. Apa maksud ucapan.

"Aku tidak bodoh. Aku melihatnya sendiri, kalau kamu begitu menikmati ciumannya kakakku" tandasnya, hal itu sangat menusuk hatiku. Tuduhan yang tidak masuk akal. Dia tidak tau hal sebenarnya terjadi. Kenapa tambah runyam begini? Belum juga aku dikasih kesempatan untuk pembelaan tapi Riko sudah menuduhku yang bukan bukan.

Penjerat Mimpi 1 (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang