Bab 42. DEAL

501 39 1
                                    

Bab 42. DEAL.
★★★★

Tak ku pedulikan teriakan Riko yang berlari serta mengejarku keluar dari kamarnya.

Aku menuju ke paviliun, bahkan aku melewati ibuku serta bibiku karena aku melewat belakang jadi melewati dapur.

Aku masuk kedalam dan menuju ke kamar...

Entah apa yang harus ku lakukan? Bingung?

Aku tak boleh menangis lagi.

Aku harus kuat.

Aku memilih untuk diam sambil melihat keadaan kamar yang lengang. Yang bisa hanya menangis, sedih.

Ku dengar ketukan pintu serta langkah yang mendekat kearah kamar tempat aku berada.

Ku usap air mataku, ku tunggu kedatangannya sambil ku lihat kearah pintu.

Benar, yang datang ternyata Riko sambil tersenyum gak jelas. Sok kegantengan bikin moodku turun drastis.

"He he,,," melangkah santai.

"Maumu apa?" tanyaku tanpa ekspresi. Padahal aku ingin sendiri menikmati rasa hatiku yang pedih.

"Aku hanya ingin minta maaf"

"Itu saja"

Kembali Riko hanya nyengir....

"Kamu bisa gak pergi"

"Aku ingin menemanimu"

"Buat apa?"

"Menghiburmu"

"Aku tidak butuh!" jawabku ketus.

"Kok gitu. Ayolah Bening, aku tidak ingin kamu bersedih, apalagi menangis"

"Ini karena siapa?"

"Aku,,,"

"Itu sadar!"

"Tapi kan...?"

"Kenapa? Kamu merasa tersaingi dengan mas Surya?"

"Kenapa kamu panggil mas ke pak Surya?"

"Bukan urusanmu!"

"Atau jangan jangan kamu ada apa apa?"

"Kalau iya emang kenapa? Gak boleh? Kamu cemburu? Kamu bukan siapa siapa aku"

"Kamu tidak mengerti perasaanku"

"Buat apa? Kalau kamu selalu membuat kesedihan buatku"

"Ini demi kebaikanmu"

"Gak salah. Itu buat kamu, bukan buatku. Kamu egois Riko" tudingku dengan mata berkaca kaca. Ya Alloh, kenapa aku begitu rapuh serta mudah menangis seperti ini.

Riko memeluk dalam posisi duduk karena dari tadi aku hanya duduk dinas menatap Riko diambang.

"Lep- lepaskan aku Riko,,," jeritku sambil sesenggukan.

"Bening maafkan aku,,," sesalnya dengan apa yang telah dilakukannya.

"Terlambat. Untuk sekedar kata maaf aku bisa. Tapi, dengan apa yang telah kamu lakukan dengan mas Surya itu sungguh keterlaluan. Aku tidak bisa memaafkan mu Riko" desahku lirih, ku rasakan perlahan Riko melepaskan pelukan sambil menatapku lekat. Ada apa dengan Riko? Bahkan menatapku intens membuatku grogi ditatapnya tajam.

"Mas Surya, mas Surya terus. Kenapa kau sebut nama itu?. Aku benci banget Bening. Kamu bisa gak tidak menyebut namanya" Riko tampak emosi disisi lain juga iba melihatku menangis.

"Karena mas Surya mencintaiku. Apa yang akan kau lakukan dengan orang yang kamu cintai. Pasti akan apa pun demi orang yang kamu cintai Riko. Itulah mengapa aku katakan egois. Atau kau menginginkan aku pergi dari sini?"

Penjerat Mimpi 1 (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang