Bab 61 🔞. Gelisah

605 40 4
                                    

Bab 61. Gelisah 🔞.
★★★

Aku senang melihat muka mas Kharisma yang bersemu merah seperti malu malu kucing.

Terlebih kailnya kali dapat ikan baung besar, sore ini kita bakal makan besar, makan enak hasil pancingan.

Celana masih di biarkan kedodoran terlebih suasana seperti saat rembang sore seperti ini sangat cocok dan angin menerpa sepoi sepoi tidak sepanas tadi.

Nampak tubuh mas Kharisma kian liat dan mengkilap, sungguh aku tak henti hentinya untuk mengaggumi tubuhnya terlebih pahatan sempurna membuatku selalu ingin ndusel terus.

Sesekali aku melirik kearahnya yang tampak asik memancing serta mengganti umpan kailnya.

Kini, aku ikut memancing. Aku ingin fokus pada kailku.

Setelah beberapa saat, kailku seperti dapat ikan, setelah ku angkat membuatku berteriak kegirangan.

"Wow, mas liat! Aku dapat ikan tawes besar!" seruku girang.

"Kamu hebat dek" pujinya tampak senang dengan tersenyum.

"Terima kasih" balasku lebih fokus pada kail. Setelah ku lirik kebawah celana yang tidak dibenar itu kontol masih saja ngaceng. Ini orang apa pejantan ya, kenapa itu kontol ngaceng aja, heran. Tak habis pikir aku cuma menggeleng pelan melihatnya.

"Kenapa dek, melirik kebawah?" ledeknya, tau apa yang ku perbuat.

"Eh, ngghhh,,, gak kok mas. Aku ingin macing aja biar dapat ikan banyak" tukasku karena hatiku berdebar debat sedari tadi bahkan pikiranku sudah tidak fokus.

"Ya udah,,," tarik nafasnya pelan sambil ngangkat kailnya sepertinya dapat ikan. Benar, tapi tak terlalu besar.

Malah aku kini yang dapat besar lagi, membuatku makin girang, seperti Dewi fortun sedang berpihak padaku.

Kami masih keasikan mancing, walaupun suasana kini makin indah dengan sunset dicakrawala menambah romantis suasana...

"Dek, sudah pulang yuk. Ini sudah dapat ikan banyak"

"Bentar mas, nanggung, ini ikannya masih banyak lho mas"

"Tapi ini sudah sore dek, nanti simbah nyariin"

"Lagi asik nih mas"

"Ya, tapi kan... Ahhh,,," suaranya terdengar aneh. Saat ku melirik kini sudah dilorotkan celana hingga ke paha. Kontolnya sudah mengeluarkan percum cukup banyak. Aku tidak tau kalau mas Kharisma saat tadi aku fokus mancing dia asik ngocok kontol.

Tubuhnya menegang hebat sambil tangannya asik ngocok dengan ritme pelan hingga kepala kontolnya yang seperti jamur kian mengkilap.

"Oughhh,,," lenguhnya tertahan.

"Dek, ahhh,,, mamas gak tahan lagi. Ini mau muncrat lagi dek" matanya nampak setengah terpejam.

Tadi aku yang akan mengangkat pancing terpaksa ku tunda karena pemandangan didekatku lebih eksotis dan indah.

Maka sesuai permintaanny, bahkan kini tidak malu lagi memintaku untuk mengemut kontolnya, sepertinya memang sudah diujung.

"Hmmm,,, slrupp,,, ah,,," sungguh kini kenikmatan yang tiada banding. Bahkan terkadang ku endus jembut tebalnya ku dusel dengan gemas. Bahkan saking gemasnya aku gigit lembut kepala kontolnya.

"Ouggghhh,,, dek, kamu apakan kontol mamas, it- itu,,, enakkk,,, banget,,,, ahhh,,," desahnya tertahan, tubuhnya makin menegang.

Bahkan ku gelitik lubang kencingnya membuatnya makin kejang kejang, bahkan ku kocok lembut naik turun.

Penjerat Mimpi 1 (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang