Bab 10. By one

801 56 3
                                    

Bab10. By One.
★★★★

Jika ku ingat kemaren sore aku hanya bisa tersenyum. Betapa tidak Putri yang selama ini ku kenal selalu memakai kerudung, begitu islami tapi belum bisa ngaji sama sekali. Padahal mushola dekat. Kan bisa minta salah satu ustad disitu buat ngajari ngaji, atau nggak private deh. Aku malu karena udah gede. Lagian, anak jaman sekarang udah merasa remaja dikit mau ngaji katanya malu. Heran. Padahal tolak ukur untuk menuntut ilmu agama itu dari ayunan hingga ke liang lahat. Itu sih yang aku dengar.

Untung Putri anaknya cepat nyantolan, jadi untuk hari ini aku rasa cukup. Selanjutnya biar Putri ngelancarin buat baca iqro'nya. Ku rasa Putri akan giat belajar karena ingin ikutan lomba juz 'ama yang di adakan disekolahnya. Lah, ini tajwidnya aja masih belum bener. Tapi, aku akan berusaha untuk mengajarinya.

Karena aku dengar sekolahku juga akan di adakan lomba yang sama dan hadiahnya cukup lumayan.

Seperti biasanya Angga selalu cuek cuek gitu, aku sudah nggak heran.

Kini, baru ku tau kebiasaan Angga yang memang jarang pulang ke rumah karena selalu sepi. Kadang aku merasa kasihan sama Putri yang sering sendirian. Kalau aku lebih senang, karena belajarku tidak terganggu.

"Dari mana kamu seharian nggak pulang Ga?" tanyaku kemudian karena dari tadi Angga hanya diam seperti ada sesuatu yang disembunyikannya.

Angga nampak menghela nafas dalam...

"Dari rumah temen mas, Mabar" jelasnya singkat. Aku juga tidak menanyakan dirumah siapa. Karena Angga temannya banyak. Mungkin salah satu dari teman satu ganknya.

Aku memilih untuk diam karena tidak ada yang perlu diobrolkan lagi.

"Tadi ada turnamen game ml, tapi team kita kalah. Nggak dapat juara apa apa" keluhnya sedih.

Aku saja disibukan dengan mengajari Putri ilmu tajwid serta iqro" karena akan ada perlombaan baca Alquran disekolahnya.

"Andai saja ID RAHASIA itu  online, mungkin team kita nggak akan kalah telak. Tadi Riko urung uringan sama kita kita" terangnya dengan pikirannya seperti menerawang kejadian yang di alaminya, mengenang kejadian yang dilewatinya.

Sedari tadi aku hanya diam menyimak. Toh, aku bukan bagian dari mereka. Dan juga mereka juga tidak akan tau ID RAHASIA itu siapa sesungguh orang yang dibaliknya. Andai Angga tau mungkin tidak akan percaya. Mungkin saja akan ku rahasiakan selamanya dari mereka. Aku melamun.  

"Mas mikir apa?" tanya Angga karena sedari tadi aku cuma diam bahkan melamun.

"Nggak ada Ga" balasku menutupi apa yang ku tau.

"Mas pinter maen game ml, kenapa nggak ikut maen tadi. Bahkan aku perlihatkan pertandingannya sama Riko dkk, mereka salut sama kamu. Tapi mereka jaim, gitu untuk mengakuinya. Bahkan ada yang nantang by one mas. Gimana mas?" terangnya lagi. Toh, aku juga nggak peduli. Lagian, aku main game online cuma untuk bersenang senang aja kok. 

"Nanti dapat skin bagus lho. Skin Legend. Please mau ya, nanti akinya buat aku kalau menang"

"Kalau kalah gimana?" Kataku kurang yakin, apakah nantinya jika aku by one dengan mereka akan bisa menang. Kalau dilihat dari skill mereka aku rasa bisa mengalah mereka.

"Ya nggak lah. Secara mas Bening maennya lho kayak pemain pro player"

"Kamu bisa aja, Ga. Nggak lah. Tapi, liat gimana nanti. Aku pikirkan tawaran kamu. Soalnya ada yang harus aku kerjakan"

Syukurlah percakapanku kali ini hangat.

Sudah ku tunaikan tugasku, kini aku bisa tenang, tenang untuk tidur tanpa beban.

Penjerat Mimpi 1 (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang