Bab 44. CEMBURU

529 42 3
                                    

Bab 44. CEMBURU.
★★★★

Pov Riko
_____

Tak dapat ku tampik, pesona Raya cukup menghipnotisku bahkan aku tidak peduli dengan perasaan Bening saat ini.

Terlebih dengan Raya menangis membuatku makin terenyuh, bahkan refleks aku mengusapnya dengan lembut.

Bukannya aku tidak melihat kearah Bening, tapi aku ingin tau bagaimana perasaannya padaku karena ku lihat dia terlihat biasa saja, tidak terjadi apa apa.

Maka saat aku ngobrol dengan pacarku Raya ku buat mesra bahkan aku yang kikuk karena sudah lama tidak bertemu aku buat biasa disitu Bening tak ada reaksi apapun.

Hingga pada akhirnya paman Rahman nyusul disaat itulah Bening menangis pilu, aku sudah terlanjur dengan Raya bahkan Raya saat itu memberiku salam perpisahan aku pun membalasnya dengan senyuman.

Aku tidak bisa mencegahnya, terlebih paman yang membawanya yang beralasan dengar tepat, aku tidak bisa berkata apa apa.

Terlebih Bening memeluk ayahnya dengan bahu terguncang sepertinya tangis Bening pecah, sedihnya begitu dalam. Aku tau apa yang sedang dirasakan Bening saat ini.

Ah, nanti aku akan meminta maaf padanya. Tapi buat apa? Bukanya kita ada hubungan apapun. Tapi kenapa aku tidak suka jika Bening bersama pak Surya yang dipanggilnya mas itu. Aku juga jengkel mendengarnya. Apa aku memang egois ya. Entahlah? Sudahlah?

Ku hempaskan nafas berat! Kesal juga...

Hingga akhirnya jemputan ku pun datang...

Ku banting dengan kuat pintu mobil pribadi yang menurutku tentu saja sang supir tidak berani macam macam kalau tidak maka kena labrak.

"Cepat jalan pak" perintahku. Tanpa nunggu sang supir pun melakukan mobilnya cepat menembus jalanan kota yang padat.
__________

Ku rasakan kesepian yang mendalam terlebih sepulang sekolah aku sendirian di kamarku.

Rasanya aku lapar, setelah aku mandi kemudian turun.

Ada bi Ros yang sedang bebersih serta menyiapkan makan malam, tentunya.

"Bi Ros, Bi Ijah kemana?" tanyaku penasaran.

"Maaf den Riko saya tidak tau, tapi,,,"

"Tapi apa bi Ros?" Aku penasaran.

"Saya denger mereka mau kemana gitu, buat beli hp baru untuk Bening" jelas bi Ros seperti takut padahal aku tidak memarahinya.

"Emangnya selama ini Bening tidak punya hp ya Bi Ros?"

"Maaf den Riko kurang tau. Menurut bibi sih, Bening punya hp, tapi ya gitu sering ngedrop. Hpnya masih jadul" terang Bi Ros membuatku makin tertarik untuk mengulik keterangan mengenai Bening serta keluarganya.

"Oh, berarti bibi pernah telpon dong dengan Bening atau video call"

"Enghmmm,,, pernah den, sekali dua kali gak sering sih, ketika masih dikampung. Tapi semenjak disini mah gak pernah telpon kan tinggal ngomong aja sama orangnya" benar dugaanku kalau Bening itu punya hp, hanya saja aku tidak tau nomornya jadi aku sering losecontac dengannya.

"Hpnya kira kira hp apa ya Bi, nanti bibi aku kasih uang lima ratus ribu"

"Aduh, den Riko bibi lupa namanya. Klo Ndak salah namanya siomi gitu, atau apa saya lupa den?" Ekspresi bi Ros kebingungan tapi aku sudah menduganya.

Lalu, apa ada hubungannya dengan id RAHASIA seorang pemain mobile legend yang handal itu. Apa mungkin ada kaitannya dengan Bening, soalnya setiap dia on, selalu ngeluh soal batreinya yang drop buat game online. Bahkan aku mencarinya memberinya hp baru bahkan bukan hp murahan ya, bahkan itu gambarnya apel yang tergigit pinggirnya, kalian pasti tau kan jenis hp yang aku maksud. Kalau harga buatku mah kecil. Gak ada apa apanya. Tapi, tetap saja dia nolak karena alasan masih nabung, bahkan nomor kontaknya saja aku gak dikasih. Bisa saja id itu adalah RAHASIA itu id Bening. Akan aku selidik.

Penjerat Mimpi 1 (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang