Bab 99. Tak peduli

208 21 0
                                    

Bab 99. Tak peduli
★★★★

Ekpresi Angga jadi kecut melihat orang yang menyapaku.

Alex!

Angga merasa tak enak dengan kehadirannya.
Wajahnya berubah dratis seperti sudah mengenalnya cukup lagi dilihat dari cara Angga menatapnya.

"Ada apa?" balas ku penuh selidik terlebih Alex sengaja mencariku.

"Hebat benar Lo berani ngelawan boss gue?" sentak  kawannya alex dengan membulatkan matanya kearahku juga yang lainnya.

'Apa peduliku?' lengosku gak peduli dengan sikap selama tidak mengusikku aku masih bisa mentoleransi.

"Apa mau kalian?" tanyaku baik baik supaya mereka tidak emosi.

Inilah yang ku takutkan seakan, akan terjadi seperti kilasan balik masalaluku terulang kembali.

"Libas aja boss" pancing lainnya.

"Songong amat nih bocah" tambah yang lainnya mengompori.

Nafas Alex mendengus terbakar...

"Gue peringati sama Lo agar jangan sampai Lo bocorin apa yang Lo denger. Gue yakin kalau Lo itu udah denger apa yang gue rencanain di toilet tadi"  tegasnya dengan emosi yang tertahan, wajahnya menonjol keras makin tegas dengan keringat yang merembes.

"Mas aku pergi dulu" ucap Angga cari aman dengan keadaan yang membuat nyalinya ciut.

Sebenarnya ada hal yang ingin ku tanyakan pada Angga  apakah Angga mengenal Alex karena saat saling tatap Angga langsung jadi cemen. Tapi Angga buru buru pergi karena takut berurusan dengan Alex dan ganknya.

Tanpa bisa ku jawab dan cegah Angga meninggalkanku sendiri. Matilah aku tidak ada temannya.

Alex mendekat kearah dengan tatapan tajam menghujam.

"Kenapa Lo nuduh gue seperti itu? Apa alasannya?" sergahku tidak terima atas tuduhannya yang tak beralasan.

"Nyolot juga Lo!" sentak Alex terpancing emosinya.

"Tangkap  dia!" teriak Alex geram memberi perintah pada anak buahnya untuk menangkapku. Selagi aku bisa aku harus kabur dari mereka supaya aku tidak tertakao dan di kerjai oleh mereka.

Aku tak mau ada keributan lebih baik menyingkir secepatnya dari mereka yang tidak terkendali.

Maka...

Secepatnya yang aku bisa kabur dari mereka supaya aman.

Tentu saja lariku cepat, mereka tidak mungkin mengejarku karena mereka tidak tahu kalau aku juara satu dalam lomba lari menuju keramaian supaya lebih aman.

Akhirnya selamat juga karena bel masuk telah berbunyi. Keadaanku tidak sepenuhnya aman karena masih ada hari hari selanjutnya, aku harus lebih berhati hati karena ancaman pasti datang dari Alex dan ganknya.

Nafasku rasanya mau putus karena berlari dari dekat lapangan sampai ke kelasku.

Dibelakangku rombongan Alex dan kacungnya kelihatan menyerah dalam berlari dengan nafas ngos-ngosan karena berlari mengejarku sambil pegangi dadanya dengan keringat membasahi tubuh.

Kini keadaan sudah normal kembali keringat sudah agak mengering, tinggal lembab saja sambil melangkah kearah kursi yang ku duduki dengan tenang melihat keadaan.

Siswa siswi  yang sudah masuk dan duduk menatapku heran. Tapi aku tidak peduli mereka karena tidak mengusiknya tapi pandangan mereka membuatku tidak nyaman.

"Hus Bening kenapa kamu lari lari?" tanya Latif perhatian karena hanya dia cewek yang menerimaku tanpa melihat statusku.

Ku lirikku mataku kearah mana datangnya Alex dan ganknya membuat gadis didepan ku langsung merengut kesal.

Penjerat Mimpi 1 (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang