Bab 62. Geram

463 38 8
                                    

Bab 62. Geram...
★★★

Pov Riko
--------

Selesai mandi aku berada diteras, menunggu dengan perasaan gelisah. Seperti menunggu seorang pacar yang akan datang.

Terlebih yang ku tunggu dengan seorang laki laki yang membuatku cemburu, selain dia ganteng kulitnya eksotik bahkan baju sering tidak dikancingkan sehingga dadanya sering terekspos seakan ingin menggoda.

Aku melihatnya saja muak dengan tingkahnya yang ke gantengan.

Yang tidak aku ngerti, terlebih pandangan Bening terlihat begitu mesra menatap laki laki dewasa itu yang mengaku saudaranya itupun dari simbahnya, dan mereka percaya begitu saja, bahkan sama sekali tidak komplain ataupun menanyakan dengan detail asal usulnya.

Bahkan hari hampir mendekati magrib, karena suasana hampir gelap mereka belum datang, hal itu membuatku geram menahan amarah yang tiba tiba saja bergejolak.

Sabar, sabar Riko, disini kamu sedang di uji! Bisik batinku geram.

"Ada apa nak Riko sedari tadi mondar mandi didepan teras,,,?" tanya nenek tersenyum ramah, tatapan teduh tidak setajam kakek yang terkadang bikin tak enak hati.

"Mereka belum datang ya nek?" ucapku memastikan karena karena pandanganku kearah jalan depan.

"Bentar lagi juga datang"

Benar saja ucapan nenek karena dari jauh terdengar suara motor yang agak bising.

Aku dan nenek sama sama memperhatikan...

"Wah dapat ikan banyak,,," ucapnya terkejut, tapi terlihat sumringah.

"Dari mana dapat ikan segitu banyak?" gumamku heran melihat ikan yang dibawa Bening begitu banyak serta besar besar, bahkan satu tangannya memeluk perut saudara mesra, bahkan sambil tertawa riang seperti sedang asik ngobrol bahkan cowok dewasa yang terlihat misterius itu tersenyum senyum gak jelas bikin aku tambah geram melihat tingkah mereka berdua. Terlebih lagi lewat samping rumah menatapku dengan penuh ejekan terlebih cowok dewasa itu.

Nenek dengan girang setengah berlari menuju kebelakang tentu saja aku mengikuti langkah nenek.

Kakek sedari tadi cuma mutar radio yang sudah usang tapi suaranya masih nyaring dan itu seperti menyiarkan berita. Tv tentu tidak ada apalagi kulkas tidak ada.

Bahkan masak masih manual, mengunakan kayu bakar yang bertumpuk sangat banyak dibelakang rumah didekat kandang sapi ada dua ekor sangat gemuk gemuk.

"Cah bagus dapat banyak sekali ikannya le,,," ucap nenek kagum melihat ikan sangat banyak serta besar besar.

Aku tidak tau ikan apa itu, terlihat laki laki dewasa itu tersenyum bangga bahkan melirikku dengan tatapan sinis. Tentu saja aku balik menatap tajam dengan membulatkan mataku tidak suka.

Bening terlihat cuek tersenyum senang seakan tidak ada beban. Awas kau ya, Bening aku beri pelajaran nantinya? bisik batinku geram.

Selesai mandi keduanya ke ruang tengah, ada kakek dan nenek lagi santai. Inginnya aku membelikan tv supaya ada hiburan disini karena rasanya sepi. Supaya ada suara tv dan bunyi.

Dalam waktu satu minggu ini harus ada perubahan dirumah ini...

Terlebih lagi cowok dewasa yang bernama Kharisma yang sok kegantengan itu udah kulit coklat, kumisan pula. Memang body nya bagus, berisi. Mendingan aku kulit bersih juga gantengan aku.

Bahkan saat makan bareng, aku bersikap biasa bahkan Cowok dewasa itu sering liat kearah Bening, keganjenan. Bening juga senyum senyum kayak orang kegilaan.

Penjerat Mimpi 1 (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang