Bab 57. Tak disangka

495 39 1
                                    

Bab 57. Tak Disangka.
★★★★

Pov Riko
__________

Pagi buta aku bangun, tujuanku satu yaitu ke Palembang untuk menemui Bening serta meminta maaf atas semua yang telah ku lakukan padanya.

Rasa bersalah ini makin menjadi semenjak kepergiannya, hidupku terasa hampa tanpa kehadirannya walaupun selalu ada pertengkaran ketika kita sedang bersama tapi itu yang membuatku kangen dengannya.

Setelah selesai beberes serta membawa rangsel kecil serta ku letakan dibahu dengan santai aku turun kebawah menuju ruang tengah karena kemarin aku meminta sama papa mama untuk tidak pergi kemana mana.

Ku lihat kak Xxaqie masih betah disini. Heran, kenapa berat lama lama ninggalin istri diluar negri.
Dia terlihat sinis menatap kearahku.

Rencananya aku tidak ingin ijin pada orang tuaku, tapi setelah ku pikir pikir gak enak, nanti orang tuaku kebingungan mencariku. Jadi ku putuskan untuk ijin saja karena kemarin waktu aku hilang saja serumah jadi heboh. Apalagi ini aku pergi gak ijin, aku bisa bayang kan bagaimana paniknya orang tuaku juga yang lainnya.

"Mau kemana tapi bener?" tanya kak Xxaqie sinis, menatapku heran.

"Bukan urusanmu juga kan"

"Ditanya baik baik malah nyolot. Hargai yang lebih tua"

"Hello, situ gak nyadar kenapa aku kayak begini?. Ini juga gara gara kakak"

"Malah nyalain aku, situ yang harusnya nyadar" serunya dengan suara ditekan dengan mata membulat.

"Sudahlah,,, males aku ngomong sama kamu" suaraku ku pelankan karena percuma juga debat, yang ujungnya pertengkaran.

"Hmm,,," ada suara dehem hingga kami saling menoleh ke sumber suara. Itu suara papa bersama mama yang baru keluar dari kamar terlihat wajah bahagia.

"Ma, pa,,," sapaku tersenyum ceria.

"Lama nunggunya" sahut papaku tegas, begitulah papaku memang jarang senyum pada anak anak hanya sesekali.

"Sayang, maaf ya kelamaan nunggunya. Pasti gak sabaran ya,,," celoteh mamaku ceria bahkan nempel papaku kayak perangko, seperti lagi puber saja.

"Gak kok ma, ini aja sudah bersiap siap" balasku tersenyum.

"Emang mau kemana ma, pa kayaknya penting?"

"Bukan urusan kakak. Diem, berisik"

"Riko,,,!" ucap papa tegas, tentu saja aku terdiam.

"Papa jangan gitu ah, lagian Xxaqie sering gitu sama Riko pa" bela mama padaku.

"Bela terus" celutuk kak Xxaqie membuat mamaku agak marah.

"Xxaqie sudah, diam. Riko, apa yang mau kamu sampaikan?" ucap papaku tegas dan tegas karena dedikasinya seperti itu.

"Pa, ma, aku mau ijin ke Palembang-!"

"Apa? Sayang mau ngapain kesana. Ntar kamu ada apa apa sayang. Mama gak mau kamu pergi. Pa, mama takut pa" rengek mamaku lebay. Aduh, aku sudah besar ma, bukan anak kecil yang lagi ngedot.

"Ada urusan apa kamu kesana, Riko?" papa pasti sikapnya seperti itu. Bahkan sikap mama yang lebay tidak ditanggapi mana mama bergelayut manja sama papa yang cuma dingin, padahal kalau berdua pasti sudah di caplok sama papa. Papa orang berwibawa gitu tapi ganas kalau urusan ranjang, mama aja mesem mesem kalau habis bertempur sama papa. Aku hanya tersenyum geli melihat mereka berdua.

"Ada apa senyum senyum Riko?"

"Gak pa, cuma bayangin mama ketika papa tekan pasti mama ketagihan, he he,,,"

Penjerat Mimpi 1 (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang