Bab 92. ISTIRAHAT...

212 16 0
                                    

Bab 92. Istirahat...
★★★★★

Rasanya aku tak ingat apa  yang terjadi, karena aku cuma merasakan dunia terasa gelap dan berputar putar. Mungkin kelelahan...

Kini, aku merasakan ditempat tidur yang nyaman serta berhawa sejuk.

Aduh, apa mungkin aku pingsan?

Aku tidak ingat apa-apa karena aku tadi berada diluar rumah bersama Riko. Tapi kini, kok beda?

Aku yakin ini kamarnya...

Riko!?

Saat akan bangkit kepalaku berat, terasa pusing hingga aku pun...

"Aduh,,,? Aku kenapa?" tanyaku sambil mendesis pegangi kepalaku.

"Ngrepotin. Tadi kamu pingsan" sungut Riko ada didekatku.

"Siapa suruh nahan nahan aku. Lagian, udah dibilang capek juga" aku ikut merenggut juga karena secara tidak langsung menyalahkanku.

"Orang tuaku tau" selidikku, cuma memastikan. Jika orang tuaku tahu keadaanku, setidaknya aku lega.

"Gak. Kamu langsung ku gendong dan bawa kesini. Kamu sih pake acara pingsan segala"

"Kepala lho peang. Pingsan pake acara. Aku capek tauk. Udah, aku mau balik ke paviliun"

"Tau sekarang jam berapa?"

"Emang jam berapa?"

"Dua belas malam!"

"Jadi aku pingsan cukup lama"

Pikiranku tak menentu, ternyata aku tak sadarkan diri sangat lama.

"Iyalah. Dan kamu mau balik. Ibumu sudah terlelap"

"Ayahku?"

"Di pos"

Ku hembuskan nafas pelan, aku hanya diam ditempatku ditemani oleh Riko karena ini kamar pribadinya.

"Terpaksa kamu nginap disini!"

"Hahh,,," mulutku mangap, tak percaya. Cobaan apa lagi ini, harus tidur di kamar Riko,  pass balik lagi ke Jakarta.

Ku hembuskan nafas lagi...

Yang penting Riko tidak aneh aneh terlebih ingin memperlihatkan anunya yang sudah di sunat.

Mengenai sunat! Aku ingin tahu ceritanya kayak gimana? Riko kan takut buat sunat. Apa karena terpaksa, nuruti permintaanku karena aku mengancamnya. Bisa jadi...

"Gak usah lebay gitu. Tidurlah, besok kita sekolah"

Tumben Riko sikapnya jadi baik, atau ada maunya.

Tapi, benar aku ingin istirahat total karena besok mulai sekolah setelah libur panjang. Yang penting Riko mengangguku.

Tapi, tunggu,,, apa benar Riko tidak akan aneh aneh?

"Terima kasih"

"Buat apa?"

"Atas semua kebaikanmu"

"Dari dulu"

"Aku tidak mau debat"

Ku pejamkan mataku karena rasa lelah juga kantuk ku rasakan.

"Tidurlah dengan tenang, aku akan menjagamu"

Riko rebahan didekatku.

Ku rasakan perhatiannya yang begitu tulus.

Aku tidak tahu jika nantinya itu hanyalah sebuah kenangan, karena Riko berbuat yang tidak pernah ku pikirkan.™
____________

Kumandang adzan subuh terdengar, hingga hal itu menyebabku terjaga dari tidurku yang bermimpi indah.

Penjerat Mimpi 1 (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang