Bab 39. PANIK

595 49 4
                                    

Bab 39. PANIK?
★★★★

Tentu saja aku dilanda kepanikan setengah mati.

Ancaman Riko tidak pernah main main.

Sekalipun aku telah membuatnya jera dengan apa yang pernah dilakukannya padaku, tapi kali ini ceritanya lain.

Ini mengenai pekerjaan orang tuaku serta paman dan bibiku.

Jika sampai mereka dipecat dan tidak bekerja dan itu semua karena aku maka aku menyesalinya seumur hidupku dan aku lah orang yang disalahkan dan dibenci mereka seumur hidupku.

Hal itu aku tidak mau terjadi.

Aku sudah bisa berpikir jernih lagi.

Maka jalan satu satunya aku berlaku nekad.

Ya, membuat satu jalan yang tak mungkin.

Tentu saja hal itu membuat Riko tidak menyadari kalau berlaku nekad.

Sengaja ku lakukan....

Disela sela ku mencium Riko air mataku terus berderai hal itu membuatnya membalas memelukku hangat. Ku lihat kesedihan dimatanya tak tega melihatku dalam tangis.

Ciumanku ku lepas, tadinya dapat sambutan dari Riko membalas ciumanku hangat.

Cetek, cetek, cetek,,,

Ku jentikan jariku tiga kali...

Kini semua telah berubah...

Ku duduk diam di kelasku, bersama Angga yang menatapku heran.

Riko menoleh kearahku juga tak kalah herannya.

Aku hanya menatapnya sekilas. Aku sudah tidak menangis seperti tadi.

Semua telah berubah!?

Sekarang pelajaran bu Rara, guru cantik nan lembut, berjilbab serta anggun.

"Bening,,, ada apa? Kamu ada masalah?" tanya bu Rara mengejutkan ku dari lamunan.

Sebisanya aku mencoba untuk tersenyum...

Menutupi perasaanku yang sedang kacau balau.

"Alhamdulillah bu, saya baik baik saja" balasku menutupi kesedihanku.

"Baiklah. Fokus ya,,," pandangan bu Rara kini beralih ke Riko kemudian Raya secara bergantian sambil tersenyum bersahaja.

"Riko bagaimana kabarmu?"

"Baik bu"

"Raya bagaimana kabarmu?"

"Baik bu"

Jawab keduanya singkat. Aku tak peduli dengan mereka.

Hanya saja Riko sesekali melirikku, mungkin dia heran kenapa semuanya tiba tiba bisa berubah begitu cepat dan sudah berada di kelas.

Aku tak mau mengulas hal itu, biarlah itu jadi rahasia pribadiku, serta jadi misteri bagi Riko yang ku sangat penasaran dibuatnya.

Ku ikuti pelajaran hari ini dengan tidak konsentrasi karena pikiranku sangat kacau dan buruk.

Aku ingin semua masalah yang ku hadapi cepat clear. Jadi aku tidak terlalu dipusingkan oleh masalah yang selalu datang bertubi tubi menimpaku.

Saat istirahat pun Riko memaksa mengajakku ke kantin, lagi lagi dengan mengancam aku tidak bisa nolak permintaannya. Bahkan saat aku protes kenapa tidak mengajak pacarnya, mata Riko mengisyarakat emosi hal itu membuatku takut jadi ku biarkan saja.

Terlihat Raya murung mungkin karena Riko mencuekannya tanpa peduli sedikitpun perasaannya. Mungkin sikap Riko telah berubah tidak menggubrisnya sama sekali. Biasanya Raya akan komplain serta uring uringan tapi kali Raya tidak bisa berbuat banyak. Kasihan juga aku melihatnya bahkan Riko kini lebih perhatian padaku ketimbang pacarnya sendiri. Atau, mungkin Riko sudah tidak ada rasa lagi dengan Raya karena selama ini Riko tidak dipedulikan oleh pacarnya karena keadaannya yang cacat hilang perlahan lahan perasaan Riko kepada Raya sirna. Tapi, tadi aku melihat pancaran kerinduan mendalam dimata Riko pun sebaliknya memendam rasa yang sama.

Penjerat Mimpi 1 (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang