Bab 19 .Kencan pertama

940 47 1
                                    

Bab 19. Kencan Pertama.
★★★★

Kini aku tidur seranjang dengan mas Surya, satu bad sedang bahkan dekat.

Mas Surya telanjang dada serta memakai celana kolor saja, tubuhnya sangat bagus, aku tahu itu karena dia seorang guru olah raga tentu fisiknya selalu dilatih biar lebih atletis.

Aku hanya memakai kaos longgar serta celana selutut, aku anak yang berasal dari kampung olah raganya hanya alami tidak pernah latihan fisik seperti di fitnes-fitnes atau di gym.

Perasaanku bahagia sekaligus gelisah padahal aku sudah berusaha untuk memejamkan mata, namun tetap saja aku tidak bisa untuk lena, pikiranku sangat kacau. Aku sudah berusaha mati matian menenangkan perasaan serta pikiranku yang membuatku terbang kemana mana.

"Aduh, aku lupa sesuatu?" ucap mas Surya. Entah lupa hal apa? Dia bangkit dari tidurnya. Untungnya aku yang didekat tembok jadi mas Surya tidak melewati ku.

Sesaat kemudian mas Surya membawa dua gelas susu coklat hangat.

Aku merasa nggak enak karena mas Surya mempunyai kebiasaan kalau sebelum tidur minum susu coklat.

"Minum supaya perasaan kamu tenang" sodornya saat duduk didekatku.

Aku bangkit, juga merasa tak enak. Aku sedikit ragu menerimanya karena mas Surya sedikit memaksa karena aku melihat senyum serta ketulusannya. Aku menerimanya. "Terima kasih mas"

"Itu untuk masa otot, mas sering minum makanya otot bisa bagus seperti ini" pamernya sambil memperlihatkan otot lengangnya yang menggembung menggoda, ingin rasanya aku menyentuhnya.

Memang rasa susunya cuma gurih beda dengan susu yang biasa aku minum seperti susu sachet atau pun susu kaleng.

Rasa itu ku urungkan karena aku takut mas Surya akan salah menilai ku lalu membenciku.

Aku tak mau hal itu terjadi lagi, sedangkan Angga sudah membenciku karena aku telah terlalu jauh padanya.

Namun, Angga menerima perlakuanku bahkan saat dia klimaks, begitu menikmatinya, namun setelah kejadian itu Angga begitu membenciku bahkan tidak mau ngomong sama sekali hingga saat ini hal itu membuatku sedih, namun semuanya sudah terlanjur terjadi.

"Ayo habiskan. Dari tadi ngelamun aja. Apa yang kamu pikirkan, Bening?" tanya mas Surya membuyarkan lamunanku tentang sikap Angga yang berubah. Haruskah aku jujur pada mas Surya? Sebaiknya aku rahasiakan saja padanya. Rasanya ini aibku.

Buru buru aku meneguknya hingga habis dan meletakan gelasnya di nakas dekat mas Surya yang sudah menghabiskan minumannya sambil menatapku heran.

"Nggak ada mas-"

"Kamu bohong. Dari tadi kamu gelisah. Terus kamu banyak melamun, pasti ada yang kamu pikirkan" terkanya hingga membuatku terdiam serta menatap nya balik.

Kami masih sama sama duduk serta saling tatap hingga aku tak kuat menatapnya.

"Kenapa mas belum nikah-nikah,,,?"

"Bahas itu lagi. Baiklah. Aku akan cerita kenapa aku belum nikah hingga saat ini" ulasnya karena aku tak ingin mas Surya memikirkan hal yang macam macam tentang aku juga keadaanku yang saat ini kurang baik.

Aku diam, mulai mendengarkan mas Surya mengawali kisahnya.

Ada desah berat....
Menandakan hatinya sedang berkecamuk. Suatu hal begitu berat terasa...

Dengan hempasan lirih...

"Dulu aku sangat mencintainya, seorang wanita. Sudah lama aku menjalin hubungan percintaan dengannya. Hingga suatu saat aku melamarnya. Dan dia menerimanya. Awalnya keadaan baik baik saja, namun saat pernikahan tiba, calon istriku kabur dengan kekasih gelapnya. Aku tidak pernah tahu atau pun curiga padanya karena dia juga mencintaiku.
Mulai saat itu aku tidak ingin kenal wanita lagi.
Aku lebih suka sendiri" ceritanya panjang. Kilatan matanya sarat kesedihan yang begitu mendalam bahkan ada lelehan air mata disudut matanya membuatku terenyuh melihatnya.

Penjerat Mimpi 1 (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang