Bab 91. Kembali ke Jakarta.

197 16 0
                                    

Bab 90. Kembali ke Jakarta
★★★★

Air mataku tak dapat ku bendung lagi, bagaikan pancuran yang terus mengalir hingga bahuku terguncang menahan kesedihan yang begitu dalam.

Ferdy akhirnya mengatarku sampai ke bandara di Palembang.

Sebelum aku masuk Ferdy masih saja memelukku seakan enggan melepasku.

"Bening, aku akan selalu merindukanmu" ucapnya lebay namun tidak bisa menyembunyikan rasa kesedihannya bahkan ikut menangis. Lucu. Tapi itulah yang terjadi.

"Fer, tolong jaga Latif, aku tau dia sayang sama aku. Walaupun kamu tidak suka tapi aku yakin kamu bisa nerima dia. Aku yakin suatu saat nanti kamu pasti suka, begitupun Latif akan cinta sama kamu kok" aku mencoba untuk tersenyum, walaupun terasa getir.

"Iyah, iyah,. Aku akan coba untuk kamu" ia seka air matanya. Aku tahu Ferdy itu orangnya pantang nangis. Entah mengapa dia nangis dihadapanku sambil memelukku. Sepertinya perasaannya telah tumbuh. Aku memang salah. Tapi, ini semua bermula dari permintaan dari Dimas dan Gimen hingga merubah perasaan Ferdy ke aku. Seandainya aku tidak melakukannya, mungkin kejadiannya tidak akan seperti ini.

"Terima kasih Fer. Kamu baik banget"

"Sama-sama Bening, aku juga sayang kamu, sebagai teman, he he,,," Ferdy tertawa lirih. Kini tidak menangis lagi, merangkul ku layaknya sahabat karib.

"Aku juga sayang kamu kok Fer, selamanya!" tegasku. Ferdy menguyel rambutku gemas hingga agak berantakan.

Namun, ku benarkan lagi...

"Oiya Bening. Boleh aku men-cium-mu,,,?"

Tentu saja aku terkejut dengar permintaanya yang tak biasanya. Selama ini ku tahu Ferdy tidak pernah aneh aneh, nyium saja langsung tanpa ijin. Tapi kali ini meminta ijin, kayak siapa aja.

"Silahkan!"

Ferdy matanya diedarkan, melihat situasi, setelah aman...

"Cuupp,,,!"

Pipi kananku diciumnya cukup lama.

Aku terkekeh dengan kekonyolan Ferdy, tapi aku senang karena dia sahabat karibku.

"Aku sayang kamu,,," bisiknya didekat ku sebelum melepas pelukannya.

Ku anggukan kepalaku tanda aku sayang dia...

"Sudah ya, aku pamit. Jaga dirimu baik-baik, juga latifah, kamu boleh memilikinya" aku tersenyum melambai kearahnya sambil melangkah tenang.

Diberi salam kissbye oleh Ferdy sebelum bayangannya menghilang dari hadapanku. Perasaanku telah tenang untuk melanjutkan perjalananku menuju Jakarta.

Jakarta i am coming!
★★★★

Kini, aku telah sampai di bandara Jakarta....

Tentu saja keluargaku yang menjemputku bersama keluarga Sanjaya.

"Ibu, ayah,,," aku tersenyum lebar saat kedua orang tuaku melambaikan tangan kearahku yang sedang mencari-cari siapa yang menjemputku.

"Nak,,,!" seru ibuku ketika melihatku begitupun ayahku.

Ku lihat Riko juga ada bersama orang tuanya ikut menjemputku. Serasa bagai seorang putra mahkota, siapa aku? Hanya seorang anak Art dirumah majikan. Yang kini ikut menjemputku.

"Hmm,,, hmmm,,," dehem suara, ku dengar dari Riko.

Yang tadi aku memeluk ibu dan ayahku karena rasa kangenku, kini Riko seperti mengusikku.

Penjerat Mimpi 1 (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang