Bab 5 .Teman tak terduga

1K 70 7
                                    

Bab 5. Teman tak terduga.
★★★★

Hari hariku ku lalui dengan menahan perasaan...

Aku tak pernah menduga jika kehidupanku disini bakal berubah seratus derajat setelah ku injakan kakiku ke Jakarta terlebih ketika aku sekolah di sekolahnya anak anak orang kaya. Sekolah elite...

Aku sadar ketika aku memasuki sekolah ini pandangan mereka terhadapku sudah lain. Mereka tidak berkenan menerimaku karena mereka telah melihatnya dari status serta penampilanku yang notabenya orang kismin.

Aku sadar jadi bahan perhatian mereka juga tidak meng-enakan bahkan telah menghinaku semenjak aku memasuki kelas. Padahal aku telah berusaha untuk bersikap biasa.

Pyarrrr...

Ada yang mengguyur ku dengan air hingga sebagian rambut juga bajuku jadi basah.

Setelah ku lihat siapa pelakunya ternyata Raya dan temen temannya.

Raya menatap ku dengan sinis, tersenyum penuh ejekan, bahkan yang ada didalam kelas seperti menutup mata dengan apa yang ku alami.

Aku coba untuk kuat walaupun hatiku dilanda kesedihan tapi aku menahannya, aku tak boleh cengeng karena hal itu malah membuat mereka girang.

"Huuhhh,,,," sorak yang lainnya sangat senang melihatku kena bully.

"Ha ha ha,,, heh gimana kismin, enak?" ledek Raya menghinaku, tersenyum sinis.

Aku memilih untuk diam, dan memilih untuk duduk di bangku ku. Angga, aku tak tau kemana dia karena ketika aku putuskan untuk ke kelas dia ijin kemana gitu?
Aku yakin kalau Angga pasti sudah tau semua ini, karena seperti di rencanakan.

Hingga beberapa saat Angga datang, bahkan memilih bungkam tanpa menanyaiku, sedih rasanya karena saudaraku sendiri sepertinya tidak punya rasa peduli sedikit pun dengan keadaanku.

"Untung masih air biasa. Besok pasti lebih ekstrim, ki ki kikkk...." tawanya Raya penuh kelicikan.

Salahku apa pada Raya, aku sekolah disini ingin tenang, tapi tetap aku tidak tenang karena selalu ada gangguan.

Di kampungku, aku sekolah bisa tenang. Teman temanku semua menghargai ku. Sekalipun disini aku anak yang pintar karena bisa mengalahkan yang lain, hal itu malah jadi bumerang bagiku.

Seakan satu kelas sangat membenciku bahkan terang terangan membullyku. Hidupku rasanya tidak bisa tenang. Entah sampai kapan ini akan berakhir...

Pelajaran pun berjalan seperti biasanya...

Aku duduk masih anteng hingga jam istirahat tiba, aku pun beranjak hingga ku rasakan ada yang lengket di celana belakangku setelah ku periksa ternyata permen karet menempel erat di celanaku. Ya Allah, apa lagi ini? bisik batinku merintih.

Tadi saat duduk aku tidak memperhatikan tempatku, kenapa aku sembrono. Itu semua karena rasa kesedihan yang ku rasakan sehingga aku langsung duduk saja.

Tentu saja hal itu membuat riuh seisi kelas menyorakiku...

Rasanya aku ingin nangis namun aku tahan, aku hanya bisa pasrah...

Aku harus kuat dengan semua ini.

'Ya Alloh, siapa yang melakukan ini padaku?' bisik batinku, aku berusaha menghilangkan permen karet yang menempel dicelanaku walaupun agak kesusahan, aku menjadi sedih. Namun, ada seseorang yang menatapku penuh kegirangan yaitu Riko. Terukir jelas senyum liciknya. Tatapannya tajam menikam.

"Enak...! Syukurin!" cibirnya tanpa dosa menatapku tajam bahkan agak melotot. Tapi tak ku pedulikan.

Aku masih berusaha menghilangkannya hingga membekas noda permen karet yang menempel. Aku biarkan saja, nanti saat pulang dan berada di rumah aku akan membersihkannya.

Penjerat Mimpi 1 (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang