Bab 79. Malam Jumat Kliwon

439 30 3
                                    

Bab 79. Malam Jumat Kliwon.
★★★★

Mas Kharisma memeluk ku dari belakang ketika pikiranku melayang kemana mana,,,

"Mamas, lepas mas,,," ku coba melepas pelukannya yang hangat. Tentu aku terbuai. Tapi aku tidak tidak boleh terlalu larut dalam buaiannya.

"Kenapa? Tidak boleh,,,"

"Bu, bukan begitu,,, aku merasa,,,"

Tatapan mas Kharisma terlihat tajam kearahku. Aku tidak tau arti dari tatapannya. Tapi, seperti menyimpan sesuatu.

"Dek, mamas mau tanya, apa nanti malam, malam Jumat Kliwon?"

"Iya,,,! Kenapa,,,?" Ku tatap dengan memastikan apa maksud dari ucapannya.

"Gak ada apa apa. Nanti kamu akan tau sendiri dek?" Ucapnya menggantung. Ada senyum yang sulit ku artikan.

________________

Inilah malam ku tunggu, tadi kakek sudah memberiku kode untuk memasuki dunia mimpi.

Aku entah mau di ajak kemana oleh kakekku karena aku sendiri belum mengenal tempatnya yang kini aku singgahi. Terasa begitu asing alam mimpi ini bahkan kakek terlihat begitu hafal.

"Cah bagus, dengarkan simbah. Ada satu hal yang bisa kamu lakukan disini selain diruang penyiksaan untuk membuat nyawa orang melayang dari raganya. Kamu bisa membuat dunia mimpimu disini menjadi apa yang kamu inginkan.
Satu hal lagi, kamu bahkan bisa tinggal disini dan membangun dunia mimpi seperti yang kamu harapkan. Tapi, ada hal yang perlu kamu ketahui supaya kamu bisa mewujudkan semua itu. Kamu harus memakai gelang Pengikat jiwa yang kini aku bawa. Tapi aku merasa bakal terjadi sesuatu. Entah apa itu? Simbah harap kamu selalu membantu serta mendukung simbah" titahnya, sepertinya memang akan ada sesuatu hal yang akan terjadi malam ini, entah apa itu.

Ku lihat kakekku mengeluarkan kotak yang kemaren malam ku berikan padanya. Dengan desahan berat, seperti memikirkan serta merasakan sesuatu karena ku lihat matanya terpejam rapat.

Tiba tiba angin datang lama kelamaan menderu bahkan ada yang berputar. Entah dari mana datangnya, perasaan menjadi tidak enak.

"Mbah ada apa?" tanyaku gugup sekaligus heran terlebih kotak masih berada ditangannya. Namun disembunyikan dibalik baju hitam komprangnya, tadi cuma memberitahuku.

"Pergilah,,,,! Pergilah,,,! Pergilah cah bagus,,,!" Suara kakekku sampai bergetar hebat terlebih kini suasana seperti rintik hujan seakan langit mau runtuh.

"Pergiiii,,," bentak kakekku sambil dorongkan tangannya sangat kuat hingga membuatku terpental seketika hingga aku kembali ke tempatku semula dengan nafas terengah serta dalam keadaan basah karena air yang tadi berasal dari alam mimpi.

Aku sangat mengkhawatirkan keadaan kakekku yang kini sedang menghadapai bahaya yang entah siapa orangnya.

Aku bergegas menumui nenekku yang mungkin sedang tertidur dikamarnya.

Aku juga tidak melihat mas Kharisma, aku tidak tau keberadaannya dimana, namun sekarang keselamatan kakek yang utama. Aku harus membantunya paling tidak bisa menolongnya yang aku bisa.

Ku ketuk pintu cukup keras supaya nenek cepat membukakan pintu kamarnya karena aku dilanda kepanikan.

"Masuklah cah bagus" suara nenek memanggil dari dalam dengan suara bergetar hebat. Aku pun segera masuk dengan hati berdebar.

Ku dapati nenek sedang menunggui kakek yang tubuhnya sedang melayang mengeluarkan sinar berpendar keemasan. Disitu ku lihat disudut bibirnya ada darah keluar. Seperti kakek terluka dalam karena darah itu terus menetes disudut bibirnya.

Penjerat Mimpi 1 (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang