Bab 32. Merasa kehilangan

595 44 3
                                    

Bab 32. Merasa Kehilangan
★★★★

Pov Riko!
*****

Papaku kini tengah berada dikamar ku...

Aku tau kalau  papaku itu tau apa sebenarnya yang terjadi padaku. Tentunya dokter Miko telah bercerita bagaimana keadaanku sebenarnya.

Kali ini aku akan memberitahu kepada papaku siapa orang orang yang dibalik semua kejadian yang telah menimpaku.

Tentu saja papaku tidak akan menyangka kalau nanti aku menyemburnya. Pasti papaku akan murka dan aku tidak membayangkan jika hal sampai terjadi.

Karena menurut kabar yang ku dengar papa dan para anak buahnya tidak bisa menemukan pelakunya.

Melalui Bening lah aku bisa tau siapa pelaku sebenarnya? Bahkan aku sendiri tidak menyangkan kalau dua guru itu ternyata guru cabul yang doyan sama boll dan kontol.

Air mataku tentu saja langsung tak terbendung, terlebih mengingat bagaimana kelakuan dua bangsat itu menyodomi ku mengoral kontolku membayangkan hal itu aku sangat jijik.

"Pa,,," isakku di antara derai air mataku yang terus berjatuhan karena rasa kesedihan yang begitu mendalam ku rasakan.

"Iy- iya sayang. Ada apa kamu memanggil papa kesini. Melihatmu menangis seperti ini. Katakan, apa yang terjadi?" suara Mahendra terdengar bergetar sepertinya amarahnya memuncak terlebih melihat anak kesayangannya terlihat begitu menderita.

"Pa, ak,,, aku, mau mengatakan sesuatu?" ucapku terbata karena air mataku terus bercucuran tanpa henti.

"Nak, jangan buat papa bingung. Bicaralah" desak papaku tak sabar juga sekaligus penasaran.

Cukup lama untuk menenangkan perasaanku yang bergemuruh, hingga aku lebih tenang ...

Papaku tidak sabaran dengan apa yang akan ku sampaikan tapi memilih untuk menatapku haru.

"Pa,,, Papa pasti tidak percaya, tapi inilah kejadiannya" sejenak aku menceritakan kejadianku di alam mimpi dan aku tau siapa para pelakunya.

Wajah papaku nampak membesi nampak luapan amarahnya terlihat matanya memerah.

"Katakan nak siapa orang orang itu?" geram papaku sambil mengepalkan tangannya hingga ototnya bertonjolan.

Bisa ku pastinya bagaimana nantinya nasib orang orang itu jika aku sampai menyebut nama mereka. Sampai liang neraka pun pasti papaku akan mencarinya serta akan membuat perhitungan pada mereka.

Tentu aibku akan tersebar...

"Papa ku mohon jangan lakukan sesuatu? Aku tidak mau jika aibku sampai ketahuan kalau aku korban sodomi dari mereka" pintaku dengan air mata tumpah ruah. Hatiku rasanya bagai tercabik cabik.

"Tidak sayang. Tenang, papa akan bermain rapi. Tenang ya, katakan siapa pelakunya. Katakan,,,!" seru papaku tertahan seperti telah mencapai puncak kesabaran bahkan ikut menangis didepanku.

"Orang itu,,,?" ucapku ragu. Dicengkeramnya kuat tanganku karena luapan emosinya telah sampai di ubun ubun.

"Cepat!"

Penjerat Mimpi 1 (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang