Bab 72. Kumpul bersama

322 32 5
                                    

Bab 72. Kumpul bersama.
★★★★

Seusai Isak...

Tentu saja aku mengajak Riko dan mas Kharisma buat acara kumpul dan manggang dirumah Ferdy sedari magrib Ferdy calling aku terus padahal sebelum magrib ayamnya sudah aku antar bareng Riko, biar nanti yang urus Ferdy dkk sebelum aku datang.

Mungkin nanti ikutan manggang saja sampai disana.

Benar saja kita sampai disana bersiap untuk dipanggang ayamnya.

Tentu kali ini lebih rame, mungkin tambah sepuluh orang lagi termasuk ada lima cewek salah satunya Latifah yang selalu disebut oleh Ferdy dan temanku lainnya.

Tentu saja wajah Latifah langsung berbinar ketika melihatku sekaligus heran dengan dua orang cowok dan ganteng datang bersamaku.

Tentu saja empat cewek yang bersama Latifah lagsung berbisik bisik saling tatap penuh rasa kagum, atau pun tatapan penuh cinta diantara Riko dan mas Kharisma yang jadi pusat perhatian para cewek.

Tentu saja para laki laki pada cemburu karena ceweknya gak melirik mereka lebih tertarik pada Riko dan mas Kharisma yang ku bawa.

Terlebih tampilan keduanya yang tentu saja macho hingga penampilan keduanya makin perfect ditambah wajah juga postur yang sangat mendukung.

Aku tak lupa bawa es juga buat tambahannya yaitu ekstra Joss biar kawan kawanku tambah semangat ditambah dengan susu biar mereka makin senang dan happy.

"Fer, ini es sama ekstra Joss kamu urusi" ucapku ketika sudah dekat saat pada kumpul.

Para gadis yang sudah ke ganjenan tentu saja langsung menghampiri mas Kharisma dan Riko mengaja kenalan beda dengan Latifah yang terlihat cuek seakan tidak terpengaruh dengan pesona keduanya. Malah mendekat kearahku dengan senyum manis, dengan rambut tergerai hampir sepinggang.

"Eh Bening, baru kelihatan kemana saja?" sapanya sambil menanyakan tentang kabarku. Itu pun dengan senyuman.

"Sibuk Tif, maaf baru bisa kumpul" balasku karena sedari tadi memperhatikanku.

"Oh, kirain. Gimana kabarnya? Sekolah di Jakarta enak gak. Pasti banyak temen cewek kan. Cowoknya pasti ganteng ganteng kayak temanmu itu" tunjuknya pada Riko dan mas Kharisma yang kebetulan menatap kearahku tajam, tidak suka melihat kedekatan ku dengan seorang cewek. Terlihat sekali raut muka mas Kharisma cemburu sedangkan Riko mengalihkan pandangan serta memilih bergabung dengan Ferdy dan teman lainnya.

Ada Agus maksum, Supriyanto, Nur yanto, Tarmuji, dan Sugeng. Ceweknya agak lupa namanya, lagian mereka sedang ngobrol diladeni sama Riko yang sesekali melihat kearahku dengan rasa tidak suka melihat kearah Latifah.

Riko terlihat kini sedang ngobrol sama cewek cewek kayak asik. Aku tak peduli jika pun dia tebar pesona.

Mas Kharisma gabung sama Ferdy dan yang lain sesekali menatapku yang sedang ngobrol sama Latifah.

"Begitulah Tif" balasku sekenanya.

"Kok gak semangat, ada apa Ning?" Sepertinya Latifah curiga.

"Gak ada apa apa Tif" aku hanya tertawa sedang untuk menutupi galau hatiku.

"Pengen aku sekolah ditempat kami Ning, tapi katanya biaya mahal ya"

Tak sengaja aku mengangguk karena disana sekolahnya orang elite tentu kalau orang tua Latifah belum tentu mampu buat biayain sekolah Permata Bangsa.

"Benerkan dugaanku kalau disana biayanya sangat mahal. Untung disini gratisan. Kadang bayar LKS aja telat" keluhnya sepertinya ingin sekolah dimana aku sedang belajar. Latifah tidak tau kalau para muridnya itu sombong dan pilih pilih buat berteman yang aku takutkan nanti Latifah dikucilnya serta dibully sepertiku. Tapi kini sikap mereka lebih menghargai karena biang keroknya sudah ku bikin jera alias kapok. Supaya berpikir karena tidak semua orang miskin itu mau di perlakukan tidak baik. Makanya aku beri pelajaran supaya mereka berpikir ulang. Kini aku jadi manusia kejam gara gara mereka disekolah itu. Lingkungan yang merubah watakku. Tidak disini, aku tidak pernah mengenal yang namanya kejam karena aku selalu tersenyum dan bahagia karena teman temanku memperlakukanku dengan baik serta toleransi tinggi saling menghargai bahkan tertanam sopan santun buktinya Riko diterima dengan baik tanpa ada masalah.

Andai mereka tau mungkin Riko tidak akan diterima oleh mereka mungkin akan dibikin babak belur, aku hanya kasihan jika sampai melaporkan hal itu pada mereka tentang apa yang telah diterima olehku karena ulah Riko.

"Liat, Bening keasikan ngobrol sama Latifah yang sering nanyain kabarnya selama di Jakarta. Aku rasa Latifah cinta sama Bening" ucap Ferdy dan aku mendengar hal itu. Tentu Latifah juga ikut dengar terlihat tersipu. Benar Latifah jatuh cinta padaku.

"Hmm,,, dari tadi asik ngobrolnya" tiba tiba Riko datang dengan wajah jutek.

"Oh, ini yang namanya Latifah, cantik juga" pujinya sambil memperhatikanku. Ada sedikit ejekan seperti tidak suka dengan apa yang ku lakukan.

"Ooo, kamu Riko ya" sesaat mata Latifah membulat kagum namun kemudian nampak cuek seperti ada yang tidak disukai dari Riko sehingga sikapnya berupa drastis.

"Benar. Seperti kamu kagum padaku" terkanya pede padahal Latifah terlihat cuek.

"Pede amat kamu anak kota. Jangan mentang mentang kamu ganteng sehingga kamu bersikap sombong disini. Kamu boleh jual tampangmu yang ganteng dikota. Tapi, disini gak akan laku. Modal ganteng doang" ejek Latifah sepertinya mengibarkan bendera perang terhadap Riko.

"Emang aku punya uang. Apa masalahmu? Kenapa kamu tidak suka gitu?" sungut Riko jengkel juga akhirnya dengan ejekan Latifah.

"Kamu masih pamer dan bangga. Itu harta orang tuamu. Sok bangga. Malu dong. Seharusnya kau gak usah ngandelin orang tuamu. Aku tau, dari gayamu, kalau kau orang kaya dan juga orang tuamu. Tapi, jangan pamer disini bro" sindir Latifah membuat Riko mati kutu. Dia tidak bisa membalas memang kenyataannya seperti itu.

Kini, Riko kena batunya oleh seorang cewek pemberani seperti Latifah yang terang terangan tidak menyukai Riko atau lebih tepatnya memusuhinya.

"Iri bilang boss-!"

"Hah, iri macam manusia kayak kau. Najong! Seumur umur aku tidak berharap bertemu dengan manusia arogan kayak kamu!"

"Aku pun tak ingin jumpa wanita tengil macam kau"

"Ngaca kau. Kau itu ditempat siapa sekarang. Sadar diri kau!"

Barulah Riko sadar setelah melihat keadaan, terlebih saat ini sedang debat dengan seorang cewek dan diperhatikan oleh para teman teman yang menatapnya tajam membuatnya kecut sendiri.

"Kenapa diam? Ingin kau dibantai ditempat ini. Bilang!" Sinis Latifah makim benci dengan Riko yang pandang cuma membulatkan matanya tak berani berbuat apa apa.

"Hey bro, apa begini caramu menghadapi cewek. Memalukan"

"Seharusnya kamu lebih sopan"

"Heran, sampai segitunya dengan cewek"

"Seharusnya ngalah"

"Malu dong"

Cerca para teman temanku tak terima atas tindakan Riko menghadapi Latifah...

Syukurin kena batunya dia, siapa suruh sombong disini. Belum tau siapa mereka, bisa babak belur sendiri oleh teman temanku. Riko belum mengenal mereka sesungguhnya.

"Sudah, kenapa malah bertengkar?" Lerai mas Kharisma yang sejak tadi diam.

"Lebih baik aku pulang saja dari pada bikin kalian bertengkar" ulasku merasa tak enak karena biang dari masalah. Tidak disini ataupun di Jakarta. Tapi, gegara tadi Riko yang memulai sehingga terjadi pertengkaran.

"Jangan!" seru teman temanku serentak dengan tatapan sendu.

"Yah, gini nih ujung ujungnya, kenapa harus ada debat?. Bening kalau ngambek bisa berabeh" sesal Ferdy yang sudah tau tabiatku.

"Dek, ini acara buat penyambutanmu. Apa kamu gak kasihan dengan mereka" cegah mas Kharisma keberatan, juga kasihan dengan para sahabatku.

Banyak diantara mereka memilih untuk diam...

Terlebih aku mulai melangkah pergi dari tempat itu...

"Beningg,,,!"

#bersambung guys...

Bagaimana kisah selanjutnya...

Siapa yang memanggil Bening, Riko atau Latifah...?

Ikuti ceritanya pada part berikutnya....

Thx....

Mg 15 Mei 2022

Penjerat Mimpi 1 (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang