Bab 8 .Berbohong demi kebaikan

881 46 6
                                    

Bab 8. Berbohong demi kebaikan.
★★★★

Terlihat jelas senyum piciknya kala menatapku, Raya....

Dibelakangnya juga ada mobil mewah yang mengikutinya, ku yakin kalau itu mobil cowoknya Riko.

Kenapa mereka tidak lelah mengerjai ku. Terlebih kini pakaian putihku kena cat permanen.

Air mataku berderai saat ku cuci ...

Ketika aku datang rumah nampak lengang, karena belum ada yang pulang sehingga aku bisa menangis bebas mencurahkan perasaanku yang nelangsa.

"Ya Alloh, apa kesalahan yang ku buat hingga Engkau memberiku  cobaan seperti ini. Apa salah apa aku pada mereka hingga mereka begitu tega memperlakukan ku semena mena" rintihku dalam tangis. Ku biarkan air mataku terus berderai, mungkin dengan ini perasaanku bisa plong.

Cukup lama aku menangis hingga membuatku lelah...

Noda yang mengenai pakaianku tidak juga hilang padahal aku sudah memberinya pemutih. Ya Alloh! Rintihku dalam hati.

Aku mandi dulu karena aku sampai kelupaan buat sembahyang.

Rasanya perasaanku kini kembali tenang. Selesai berdoa serta memaafkan perbuatan mereka yang membullyku. Alhamdulillah...

Ku ingat kembali pakaianku, aku berusaha menghilangkannya walaupun rasanya percuma saja, seakan cat ini sangat bandel. Hanya 40% saja yang bisa ku hilangkan.

Besok aku harus pakai apa? Itu satu satu nya seragam putih yang ku punya, mau meminta ibu, belum tentu ibu ada uang.

Uang tabunganku buat beli rasanya sayang karena aku ingin beli hp android yang bagus. Dilema. Kembali air mataku menggenang, hingga tak terasa luruh. Aku harus kuat. Biarlah, aku beli yang baru dari pada aku nanti pakai ini bisa kena marah sama guru lebih baik aku merelakan uang tabunganku buat beli seragam. Dengan nafas sesak dan berat.

Ku lupakan hal buruk yang menimpaku, aku berharap besok akan lebih baik.
__________

Aku duduk diruang tengah sambil ku nyala kipas angin mode slow sambil belajar membaca buku karena aku tak ingin nilaiku jelek terlebih lagi akan di adakan mid semester juga semester ganjil. Tentu akan banyak tugas ulangan dari setiap mata pelajaran. Makanya aku tidak boleh berleha leha, aku harus giat belajar supaya beasiswa ku tidak dicabut karena prestasiku menurun. Aku tidak ingin hal itu terjadi, selain aku malu pada orang tuaku aku juga kasihan pada beliau beliau yang bekerja keras demi membiayaiku sekolah.

Putri datang dengan wajah lelah dan kelihatan capek. Aku tidak tau apa prestasi Putri, apakah dia rangking dikelas atau biasa saja. Karena aku tidak pernah tau Putri itu pintar atau tidak karena setiap hari selalu ada jadwal buat les.

"Put, baru pulang" sapaku karena aku tak ingin suasana kaku.

"Iya mas, capek banget mana ada pr MTK lagi. Susah susah  lagi" rutuknya seakan kesal dengan tugas yang diterimanya.

"Mas bisa ajari aku nggak?"  tambahnya melihatku dengan senyum manisnya.
Aku hanya mengangguk serta membalas senyumnya.

"Coba ku lihat"

Putri menyodorkan pr-nya padaku, aku pun memeriksa sambil ku perhatikan. Kini, aku baru mengerti dan paham.

"Gimana mas Bening, susahkan?" Putri hanya tersenyum kecut.

Aku hanya menggeleng serta tersenyum simpul.

"Apanya yang susah Put, kalau belajarnya sungguh sungguh semua pelajaran tidak akan susah. Guru pasti sudah menjelaskan ya kan" ralatku karena aku tak ingin Putri tidak semangat dengan pelajarannya.

Penjerat Mimpi 1 (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang