Bab 9 .Dapat pembelaan

825 50 2
                                    

Bab 9. Dapat pembelaan.
★★★★

Benar dugaanku kalau aku akan kena sanksi.

Aku tidak tau hukuman apa yang akan diberikan nantinya padaku.

Ku dengar dari pengeras suara aku dipanggil ke kantor segera.

Tentu saja para siswa yang berpas pasan denganku mencibirku, mereka begitu tidak suka karena mereka sudah tau tentang statusku seperti apa.

Dengan tergesa dan berdebar aku pun menuju kearah panggilan suara berasal dan itu dari kantor sekolah membuatku sedikit ngos ngosan serta berkeringat.

Sampailah aku ke kantor dan bertemu dengan salah satu staf keamanan memintaku buat masuk dan menemui guru BK.

Sudah tentu aku kebat kebit khawatir karena aku bermasalah.

Namun aku bertemu dengan guru olah raga ku pak Surya.

"Bening,,," sapa pak Sury tersenyum bersahaja kearahku.

Aku mengangguk takjim....

"Ada apa kamu dipanggil guru BK?" tanya beliau sepertinya penasaran atas panggilanku kesini.

Aku hanya tertunduk sedih...

"Maaf pak sa- saya telat ma- suk,,," jawabku terbata, rasanya air mataku menggenang di pelupuk mataku. Buru buru ku usut supaya tidak menetes dan dilihat oleh pak Surya. Karena membuatku malu.

"Sebelumnya apa kamu melakukan kesalahan?"

"Iya pak. Itu ada alasannya kenapa saya melakukannya" jelasku ku tegarkan hatiku.

"Yasudah, nanti saya akan menemanimu"

"Terima kasih pak"

"Itu sudah kewajiban saya membela siswa yang tidak bersalah. Silahkan temui pak Lexi guru BK"

Aku pamit undur diri dari hadapan pak Surya yang masih saja tersenyum ramah.

Kini aku menghadap ke pak Lexi yang aku belum tau wajahnya terlebih orangnya. Setelah berhadapan dengan pak Lexi diruangan tersendiri membuatku mengejutkan dahi melihat perawakan jauh dari persepsi ku.

Ingin rasanya aku tertawa tapi melihat tatapannya yang garang membuat nyaliku menciut dan tertunduk. Aku tidak menyangka bakal berhadapan guru BK yang aneh seumur hidupku dan itu sebagai guru BK.

"Siapa namamu?" tanya beliau sedikit membentak, aku masih tertunduk takut. Suaranya melengking, persis suara wanita. Tawaku hampir meledak kalau tidak mengingat beliau guru BK. Sebisanya ku tahan.

"Lihat kearah saya! Jawab!" serunya tertahan membuatku semakin takut.

"Bening Ria Saputra pak. Maaf,,," ku berani diri menatapnya sekilas. Ada seulas senyum di bibirnya setelah mendengar namaku ku sebut. Emangnya namaku lucu, apa? Gerutu dalam hati. Namanya saja juga aneh gitu, Lexi.

"Kenapa kamu lihat lihat?"

Dasar guru aneh. Tadi disuruh melihat, eh ini marah nggak jelas.

"Maaf, pak"

"Kesalahan apa yang telah kau lakukan? Tujuan apa kau dipanggil kesini"

"Tidak tau pak?"

"Dengar. Kamu tidak mengikuti pelajaran sudah tiga kali. Sebenarnya itu tidak bisa ditoliler lagi. Saya ingin memanggil orang tuamu datang kesini. Nanti akan saya buat suratnya. Itu sebagai peringatan" terangnya dengan suara melengking bahkan membentak.

"Jika kamu melakukan satu kesalahan lagi, beasiswamu bisa dicabut. Camkan itu" ucap pak Lexi memperingatiku bahkan tidak memberiku kesempatan untuk membela diri. Sungguh, aku tidak tau aturan apa ini sebenarnya, memarahi tanpa diberi kesempatan untuk menjelaskan hal sebenarnya terjadi.

Penjerat Mimpi 1 (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang