Bab 88. Dendam kesumat Sarinah Mukti

220 18 0
                                    

Bab 88. Dendam kesumat Sarinah Mukti
★★★★★

Bulan purnama begitu indah bersinar dicakrawala. Tanpa secuil awan yang menyelimuti sehingga sinarnya menerangi alam sekitarnya.

Ditengah lapang yang tidak begitu luas nampak seorang gadis muda berumur dua puluh tahunan sedang memandang bulan yang sedang purnama.

Wajahnya yang cantik serta angin tertimpa sinar bulan hingga membuat wajahnya terbias cemerlang.

Gadis itu tersenyum bahagia sambil terus matanya tak lepas dari bulan yang sedang bersinar terang. Dari bibirnya bersenandung lirih menyanyikan lagu bahagia.

"Wah, wah,,, bahagia gak dibagi bagi" seseorang  datang menghampiri gadis tersebut.

Tentu saja gadis itu langsung tersenyum sumringah mendapati cowok ganteng yang baru saja datang menghampirinya.

"Dek Sarinah aku kangen sama kamu" goda lelaki itu dengan senyum mesum.

"Apa toh mas Ganjar ki, kan wes ketemu tadi malam kok kangen wae" balas Sarinah genit sambil tersenyum jalang.

"Beneran dek, gairahku membludak nih, apalagi lihat dan dekat sama kamu" rayu Ganjar mengedipkan matanya memberi isyarat.

"Oalah mas mas, masih kurang  terus piye to?"

"Pengen dek?"

"Tapi aku takut mas. Kebablasan,,,"

"Wes, aku tanggung jawab"

"Tapi bapak nanti marah mas, piye?"

"Aku yang ngomong"

"Mas,,,"

"Apa?"

"Aku wes isi"

"Apa?"

"Yo, aku wes isi anakmu"

"Edan, kok gak ngomong dek"

"Aku takut mas"

"Yo wes, kan sudah terlanjur"

"Mas harus tanggung jawab. Nikahi aku mas"

"Besok kita menghadap bapakmu. Sakiki aku pengen"

"Yo mas"

Keduanya akhirnya melakukan hal terlarang yang belum dilakukan suami istri dimalam yang sedang purnama dicakrawala.
____________

Keesokan harinya Ganjar benar benar menemui kedua orang tua Sarinah Mukti dan akan mempertanggung jawabkan semua perbuatan yang telah dilakukannya karena atas dasar cinta.

Tentu saja Setiaji kaget mendengar maksud kedatangan dari Ganjar yang ingin menikahi putrinya.

"Jadi kamu sudah menghamili putriku. Laki laki macam apa kamu sudah menghamili putriku dan kalian belum syah menikah?" seru Setiaji menahan geram sekaligus emosi sedang memuncak.

Istrinya yang berada disampingnya memegang tangan suaminya supaya tenang.

"Maaf pak. Saya akan bertanggung jawab dengan apa yang saya lakukan" tegas Ganjar tidak peduli dengan kemarahan bapak Sarinah yang sedang dilanda emosi.

"Kamu kira dengan maaf bisa mengembalikan kegadisan anakku. Kamu mikir tidak dengan apa yang kamu perbuat Le?" bentak Setiaji masih saja emosi.

"Untuk itu pak saya akan tangung jawab. Apa yang saya lakukan salah?"

"Apa kamu bisa memberi makan anakku. Apa kerjaanmu?"

"Emmm, anu pak,,, anu, belum kerja!" jawab Ganjar sambil menunduk.

Penjerat Mimpi 1 (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang