Ch. 13 - LUCKY GIRL

383 20 0
                                    

September 2014....

Akhirnya setelah sekian lama, Jessica menghubunginya. Dia selalu seperti itu. Kadang hilang, kadang muncul tiba-tiba. Saat itu Sabine hanya sedang tiduran di ranjang kecilnya dan menatap langit-langit dengan kosong dan melamun; andai dia bisa meninggalkan rumah ini dan memulai hidup baru; andai dia punya pekerjaan tetap dan menyewa tempat sendiri sehingga ia tidak perlu berhubungan dengan ayah dan keluarga barunya.

Sabine langsung bangkit dari tempat tidurnya melihat nama Jessica muncul di layar handphone-nya setelah panggilan ke nomor itu tak pernah tersambung.

"Sabine, apa kabar? Kamu baik-baik saja?" tanya suara di seberang sana; nadanya terdengar lembut sekaligus riang seolah ia juga merindukan Sabine.

Tapi, masalahnya kenapa dia tidak pernah mengabari Sabine sama sekali kalau Jessica masih menganggapnya teman?

"Kamu ke mana saja, Jess?" balas Sabine yang begitu lega bisa mendengar suara sahabatnya itu lagi.

Sahabat; begitulah Sabine menganggap Jessica selama ini. Tapi, entah dengan Jessica.

"Iya, aku... hanya butuh waktu untuk... menenangkan diri," akunya, seakan membenarkan bahwa dia mungkin ingin sendirian untuk 'berdamai' dengan kejadian buruk dalam hidupnya.

Sabine mengangguk mengerti sekaligus lega. Rupanya Jessica tidak benar-benar meninggalkannya.

"Maaf, aku baru menghubungi kamu sekarang," ujar dia. "Kamu di mana? Apa kita bisa bertemu sekarang?"

"Iya!" jawab Sabine cepat.

Itulah yang ia tunggu-tunggu. Sabine langsung bersiap-siap untuk pergi menemui Jessica yang akan menjemputnya ke rumah. Saat itulah Sabine benar-benar terkejut.

Penampilan Jessica jauh berbeda dari terakhir kali mereka bertemu. Wajah tirus dan hidung lebih mancung. Dia memotong pendek rambutnya juga mengubah warnanya menjadi coklat tua. Kulitnya juga lebih putih dan bersih. Yang lebih mengejutkan lagi, dia juga punya mobil; sedan BMW berwarna merah keluaran baru yang harganya milyaran. Ketika tersenyum, susunan gigi putihnya yang rapi juga terlihat baru. Dia tampak lebih anggun dan berkelas duduk di belakang kemudi dengan sunglasess bertengger di hidungnya; seperti nona kaya yang ada di film-film dengan mini dress merah berbelahan dada rendah.

"Kamu bedah plastik di mana?" tanya Sabine yang takjub dengan tampilan baru Jessica yang menawan.

"Thailand. Aku sempat tinggal di sana selama hampir sebulan sampai luka operasinya sembuh," jawab dia dengan bangga. Lalu mengambilkan sesuatu di jok belakang untuk Sabine. "Ini oleh-oleh untuk kamu, Bin."

Sabine menerima paperbag kecil berwarna pink pastel itu dengan sangat hati-hati; parfum mahal dengan wangi yang manis. Benda itu terlihat ajaib di tangannya karena sudah lama dia tidak memiliki barang seperti ini. Tidak hanya itu, seperti yang ia harapkan, Jessica bersedia mengizinkannya tinggal di apartemen selama yang dia mau.

Jadi hari itu juga; tengah malam, Sabine mengumpulkan pakaian yang bisa dia bawa dan kabur ke tempat Jessica tanpa pikir panjang, mengabaikan kenyataan bahwa ada yang tidak beres dengan Jessica yang mungkin bisa menyeretnya juga ke dalam masalah. Apartemen yang ditinggali oleh Sabine bukan lagi tempat tinggal utama Jessica. Ia hanya sedang menunggu masa sewanya habis.

Jessica yang terbang melejit setinggi-tingginya hanya dalam waktu beberapa bulan tampak seperti keajaiban yang tercipta dari tongkat sihir. Pengakuannya tentang berhubungan dengan seorang pengusaha yang kemudian memberinya hidup mewah ini dan meninggalkan dunia lamanya yang kelam, cukup mencurigakan apalagi ia juga merahasiakan sosok itu.

MY EVIL BOSS : HE TAKES IT ALL (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang