"Kenapa kamu terus menyebut nama si keparat tua dan bahkan ini tidak ada hubungannya?!" Harish berteriak lebih keras dari Sabine.
Kesabarannya juga telah hilang karena nama itu masih disebut oleh Sabine di saat ia sudah tidak peduli tentang rumor yang pernah mengganggunya itu. Sikap Sabine sejak tadi juga sudah cukup mengujinya.
"Jelas itu ada hubungannya! Coba kamu pikir, menurut mereka kalau bukan Roland memang siapa yang mau memberiku barang mahal?! Kamu?! Kamu mau nama kamu terseret dalam skandal hubungan menjijikan ini?!"
Della sudah mengetahuinya dan itu membuat Sabine ketakutan. Jika kemudian orang-orang juga tahu bahwa dia juga tidur dengan adik ipar mantan bosnya; yang mana itu bukan sekedar rumor, ia tidak tahu apakah ia masih bisa melangkah setegar tadi di hadapan semua orang. Masihkah ia bisa tenang selama sisa hidupnya?
Sabine juga menyadari bahwa ia bukan gadis yang bisa diakui oleh Harish di hadapan orang-orang sebagai kekasihnya. Bersembunyi seperti kekasih gelap mulai melelahkan.
"Menjijikan?" Harish tampak syok; seiring dengan itu emosi semakin tumbuh besar di wajahnya. "Berani kamu bilang ini menjijikan?! Kamu menghinaku?!"
"Iya, itu memang kenyataannya!" teriak Sabine membalas teriakan keras Harish. "Hubungan kita memang mulai terasa menjijikan! Dan justru akulah yang merasa terhina dengan sikap kamu! Perlakuan kamu!"
Sabine sudah terlanjur meluapkan kemarahannya dan ia tidak bisa mundur lagi sekalipun ini akan berakibat buruk. Harish menyeretnya juga dan langsung melempar tubuhnya ke ranjang; lalu merangkak di atas tubuhnya seperti singa yang ingin memangsa buruan yang sudah lemah di di bawahnya.
"Kenapa kamu menyebutnya menjijikan?" tanya Harish. Matanya merah dan emosi menguasai wajahnya yang gagah.
Lakukan saja apa yang kamu inginkan....
Sabine hanya menatapnya nanar. Ia tak lagi punya keinginan untuk melawan ataupun melarikan diri badan besar yang menindihnya. Lelaki ini selalu lebih kuat darinya dalam segi apa pun. Ia memejamkan matanya dengan putus asa ketika Harish melucuti semua pakaiannya sembari mendengarkan semua kata-kata kotornya.
"Aku pikir kamu menyukainya karena kamu menikmati setiap hal yang aku lakukan di tempat tidur... seperti ini...."
Lelaki itu beringsut ke bawah dan memberinya seks oral yang langsung membuatnya menggelinjang panik. Ia tidak bisa menampik bahwa Harish selalu melakukannya dengan begitu baik sampai ia lupa pada kekesalannya sendiri. Lalu setelah cukup melemahkannya, wajah tampan Harish kembali ke hadapannya untuk mencumbu bibirnya dengan mesra di saat yang sama jemari lelaki itu menggantikan lidahnya bermain di antara kedua kakinya.
"Di bagian mana... kamu bilang ini menjijikan?" tanya lelaki itu, suaranya lebih rendah dan tatapannya tidak lagi mengandung emosi yang menakutkan. "Apa yang membuat kamu berubah pikiran?"
Sabine tidak menjawabnya. Ia hanya menatap dengan lemah seakan ia telah menarik ucapannya yang emosional.
"Kamu sudah bosan denganku?" tanya Harish "Atau... kamu... jatuh cinta pada orang lain?"
Lagi-lagi Sabine hanya membuang pandang, meski wajahnya tak bisa menyembunyikan rasa nikmat yang timbulkan oleh jemari lelaki itu terus bergesekan dengan celahnya yang basah.
"Lihat aku, Sabine," katanya lagi. "Apa semudah itu bagi kamu melupakan semuanya? Termasuk yang hari ini?"
Tidak.
Tapi, ia harus mengakhirinya agar tidak terus terluka. Sebenarnya ini bisa selesai jika saja lelaki itu mengakui cintanya. Sabine juga yakin Laura masih memiliki separuh dirinya karena mereka selalu kembali bersama. Jika Sabine memiliki arti yang lebih, Harish pasti akan menjadikan dirinya satu-satunya. Namun... Harish malah memindahkan wanita itu ke kantornya yang sekarang hingga gosip-gosip tentang masa lalu kedua orang itu menjadi topik hangat untuk waktu yang lama. Itulah yang membuat Sabine ingin menyerah. Namun Harish menjaga Sabine di sisinya; sementara di sisi yang satunya lagi, Laura masih memeluknya dengan erat.
Sabine kembali dalam ambigu itu saat raut Harish telah melunak; seperti bukan Harish yang biasanya. Ia memeluk Sabine lalu menciuminya lagi dengan lembut walaupun gadis itu terus membuang wajahnya.
"Hei...," lelaki itu kembali memanggilnya agar ia menoleh.
Akhirnya ia bersedia menatapnya lagi saat Harish mengelus bibirnya dengan ujung jari. Harish tersenyum dengan hangat padanya dan Sabine semakin tidak mengerti; apakah... lelaki itu mulai mencintai dirinya? Karena itu sikapnya berubah?
"Kenapa kamu gugup, Sabine?" ia bertanya. "Apa yang kamu takutkan? Ini hanya aku."
Ya, Sabine sedikit gemetaran karena Harish terlihat berbeda dari biasanya. Ia juga takut bahwa ini hanya sementara; hanya sampai lelaki itu memuaskan dirinya sendiri. Di mana kemudian ia kembali menelantarkannya begitu saja dan sibuk dengan dirinya sendiri lagi. Semakin banyak Harish menciumnya, semakin takut ia jatuh; seperti gula yang larut di dalam air.
Lehernya terasa panas, perasaannya mulai mengambil alih begitu kepalanya kosong dan Harish telah mulai menaklukan dirinya lagi. Pikirannya seakan tercabut dari otaknya merasakan sensasi memikat dari pertemuan raga mereka di mana Harish seakan tengah mengisi dirinya yang mudah kosong sampai penuh.
Berbeda dengan yang mereka lakukan di kantor tadi, kali ini Harish seolah berusaha untuk membuat Sabine merasa nyaman. Namun, Sabine tetap sama. Dirinya tampak seperti bunga layu tak lama setelah Harish menyelesaikan klimaksnya. Terlentang dengan lemas tapi matanya masih tidak sudi menatap Harish yang membelai wajahnya dengan lembut dan tampak ingin mengatakan sesuatu.
"Sabine... aku...."
Sebelum ia menyelesaikan kata-katanya; keduanya sama-sama dikagetkan oleh suara pintu yang terbuka. Seseorang baru saja masuk dan entah bagaimana bisa; seharusnya tidak ada yang bisa masuk ke sini. Harish segera mengenakan celana boxer-nya dan turun dari tempat tidur dengan buru-buru.
Reminder:
Kalian bisa baca semua novelku di blog untuk pengalaman membaca tanpa iklan video wattpad yang terlalu lama saat peralihan chapter. (LINK BLOG ADA DI PROFIL -tinggal klik aja)
Update chapter di blog lebih cepat karena aku mempunyai lebih banyak pembaca di sana. Jangan khawatir, tampilan blog aku hampir sama seperti interface webnovel pada umumnya.
Jangan lupa VOTE dan COMMENT nya untuk bantu cerita ini naik ya. Dukungan kalian sangat berarti, sekecil apa pun itu. Thanks
KAMU SEDANG MEMBACA
MY EVIL BOSS : HE TAKES IT ALL (New Version)
Romance[21+] "Laki-laki pertama tidak selalu jadi yang terakhir. Siapa peduli? Jadi apa yang kamu takutkan? Kita hidup di dunia yang seperti itu. Malam ini dengan si A, besoknya dengan si B. Tahun ini pacaran dengan si C, tahun berikutnya dengan si D, si E...