Ch. 49 - BAD BLOOD

211 13 0
                                    

Pintu elevator terbuka tidak terlalu lama setelah Sabine memencet tombol. Seseorang sudah berada di dalamnya.

Chief HR-nya. Pria berkaca mata itu sendirian dan langsung keluar dari dalam elevator.

"Selamat siang... Pak...," Sabine menyapanya tapi dengan kepala tertunduk.

"Siang," balas pria itu dengan datar dan dingin seperti biasanya.

Sabine masuk dengan buru-buru dan langsung menutup pintu elevator dengan memencet-mencel tombol dari dalam.

Pintu tertutup, pria itu sempat menoleh dengan heran dan terdiam beberapa saat sebelum ia melanjutkan langkahnya hingga akhirnya bertemu dengan Laura dan Harish yang berbicara di depan pintu. Dari gestur yang mereka tunjukan satu sama lain, tampaknya sesuatu yang buruk baru saja terjadi.

"Nah, itu dia," kata Harish tiba-tiba, menoleh ke arah Kellan yang baru akan menghampiri mereka. "Kakak laki-laki kamu sudah datang."

"Kellan?" Laura langsung menemukannya datang. "Kamu ke sini?"

Kellan tersenyum; agak sinis. Ia tampak senang dengan ketegangan yang ada pada wajah-wajah yang ditemuinya, seperti seorang antagonis dalam cerita.

"Kalian melakukannya lagi?" tanya dia; datar sekaligus sarkas. Lalu terkikih seperti mengejek keduanya –terutama Harish.

Maksudnya bertengkar di kantor seperti pasangan suami istri yang sudah lama menikah. Padahal tidak ada jenis hubungan yang bisa mendefinisikan mereka selain dari 'seseorang dari masa lalu' atau 'mantan selingkuhan'.

"Bukan urusan kamu," tandas Harish yang langsung berubah gusar.

Senyum sinis Kellan masih terlihat di wajahnya yang serius. Tapi, begitu ia melihat wajah Laura yang muram saat menghampirinya. Ia baru saja menghapus air matanya dan mencoba tersenyum.

"Kenapa kamu mencariku ke sini?" tanya wanita itu; suaranya melembut dan terdengar lebih baik walaupun wajahnya belum bisa menghilangkan sisa kesedihan yang ia tunjukan saat ia dan Harish kembali bersitegang.

"Entah," jawab Kellan, tenang. "Mungkin aku memang punya firasat kamu akan mengulangi kebodohan yang sama itu lagi setiap kamu mampir ke sini."

Laura dengan sedikit merasa bersalah melirik Harish yang masih kelihatan bingung. Memang ada yang aneh dengannya.

"Aku sudah mengatakannya berulang kali, Lan," Laura memperingatkan. "Jangan mencampuri urusanku."

Laura benar-benar menghapus semua air matanya dan berusaha untuk terlihat baik-baik saja. Satu kali ia menoleh pada Harish yang hanya menatapnya dengan raut tak terbaca, lalu ia setuju untuk mengikuti Kellan yang memang datang untuk menjemputnya.

Harish terlihat masuk ke kantornya.

Kellan mendengus. "Oke," sahutnya."Tapi, aku akan terus menyarankan kamu untuk melakukan hal yang sama. Cari pria lain saja. Kamu sudah tahu akhirnya akan seperti apa."

Pintu elevator terbuka dan mereka segera masuk. Lalu elavator bergerak turun.

"Tobias Kellan Rai," Laura tersenyum; ia begitu mudah kembali terlihat baik-baik saja setelah tadi begitu hancur. "Kamu memang seperti saudara laki-laki bagiku. Walaupun kita punya orang tua yang berbeda, tapi kita sama."

"Sama sekali tidak," tegas Kellan; menggeleng satu kali dengan menatap Laura serius. "Aku tidak sebodoh kamu, Lau. Aku tidak tahu kata yang artinya lebih dari 'bodoh' untuk menunjukkan seberapa keliru kamu."

"Mulai lagi," Laura memutar matanya; tapi ia tahu kata-katanya memang benar. "Tapi, setidaknya kamu pernah di posisiku waktu kamu dengan Gretha. Kamu tahu rasanya."

MY EVIL BOSS : HE TAKES IT ALL (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang