Ch. 15 - PERFECT STRANGER

357 21 0
                                    

Sabine tak lagi memikirkan tentang Jessica saat Jojo mengajaknya ke tempat komunitas breakdance-nya sedang menari bebas di lantai dansa; rupanya lagu itu juga memancing mereka untuk turun. Mungkin untuk sebuah pertunjukan dadakan; terlebih mereka mendapatkan penari baru yang cantik seperti Sabine.

"Aku ke toilet dulu," kata Sabine sambil berdiri saat gejolak di perutnya mulai tak sabar setelah kembali dari lantai dansa.

"Oke," sahut Lita.

Terlalu banyak energi yang dikeluarkan untuk sebuah pertunjukan seru yang membuat semua orang bersorak untuknya, Jojo dan teman-temannya. Tadi, Natlia bahkan ikut menari bersama mereka dan menikmati pestanya sendiri; baginya itu tampak seperti sebuah kejutan.

Melintas di lantai dansa; Sabine mengabaikan godaan-godaan melecehkan dari beberapa orang yang kebetulan melihatnya lewat. Bau alkohol yang mulai terasa memuakan kadang-kadang ketika ia lelah atau tiba-tiba ingat pada kehidupannya yang lama. Semua orang di sini tampil dengan begitu berani sekan mereka bisa jadi apa saja yang mereka mau; tanpa takut diejek atau diolok-olok hanya karena mereka pendek, gendut atau bahkan terlalu kurus. Dunia ini begitu bebas tapi, Sabine tahu ini semu.

Menuju ke toilet, terasa seperti perjuangan yang berat untuk tetap pulang dalam keadaan utuh. Sejenak Sabine memikirkan Jessica yang entah berada di mana saat akhirnya ia melihat penunjuk arah yang bertuliskan restroom –menyala dengan terang di ruang remang-remang yang penuh dengan lampu-lampu berwarna-warni yang bergerak dinamis seperti makhluk-makhluk di dalamnya. Keramaian telah tertinggal di belakang punggungnya, tapi suara-suara itu masih bisa ia dengar dengan jelas.

Begitu masuk dengan langkah yang sempoyongan di tempat yang terang itu, Sabine menemukan sepasang kekasih yang membuatnya langsung memutar langkahnya; mungkin mereka menyepi untuk bermesraan.

Tapi, yang benar saja. Di depan restroom? Mereka tidak punya tempat lain? Sabine menggerutu dan enggan untuk masuk karena tidak ada orang lain selain dua orang itu. Ia sudah muak melihat orang-orang yang suka bermesraan sembarangan seperti orang rakus yang tak bisa mengendalikan diri.

Tapi, Sabine terkejut saat gadis itu baru saja menampar lelaki itu sambil berteriak dengan penuh emosi di saat yang sama ia menyadari bahwa gadis yang marah itu adalah Jessica. Ia sedang bertengkar dengan seorang pria yang langsung Sabine asumsikan sebagai 'kekasih dadakan baru' Jessica yang lainnya. Mungkin saja laki-laki itu bersikap kurang ajar... tapi entah. Bagi Sabine, batas yang disebut Jessica sebagai tindakan kurang ajar juga tidak terlalu jelas

Entah apa yang mereka ributkan selama beberapa menit; Sabine hanya mendengarnya samar-samar karena suara musik juga masih bisa terdengar dari sini dan jarak mereka cukup jauh darinya. Yang jelas keduanya saling berteriak satu sama lain sementara gejolak di perutnya kembali tidak tertahankan.

Apa yang dia lakukan pada Jessica sampai dia semarah itu? pikir Sabine yang jadi memperhatikan sosok lelaki itu; lalu sadar dia mengenakan gaya kostum yang sama dengannya; jaket kulit metal retro dan sneakers high-top merah. Rambutnya hitam dan sedikit panjang menutupi dahinya; tipe berandal dengan wajah rupawan.

Lalu Jessica akhirnya pergi dengan kesal setelah tampak mengancam lelaki itu; entah karena mabuk atau langkahnya yang tergesa-gesa saking kesalnya ia tidak melihat Sabine yang hanya melongo di lorong menuju restroom bersama beberapa orang pengunjung lain yang tampak mabuk. Jessica berlalu seperti angin di depannya. Sementara laki-laki tadi hanya menanggapi kepergian Jessica dari hadapannya dengan seringai angkuh sebelum ia menyalakan sebatang rokok yang ia ambil di saku jaketnya.

Sabine yang tidak bisa menahannya lagi berlari untuk bisa meraih wastafel secepatnya sebelum ia muntah sembarangan. Tapi, ia malah terjatuh tepat di depan pintu toilet wanita.

MY EVIL BOSS : HE TAKES IT ALL (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang