Ch. 67 - MYSTERIOUS

155 10 0
                                    

"Hm... pasti Mr. Frozen...," gumam Maika di sebelah Leon selagi temannya itu mengangkat telepon penting di tengah-tengah obrolan makan siang.

"Ya, Pak?" Leon mengangkat telepon itu dengan wajah tegang. "Iya... baik... saya akan langsung memastikannya... ya... baik...."

Semuanya hening menunggu Leon selesai menelepon dan begitu ia menyudahi pembicaraan, ia langsung menghembuskan nafas lelah. Padahal tidak sampai semenit; namun tampaknya, atasannya, Kellan, benar-benar cukup mengintimidasinya.

"Jadi asisten Chief HR itu berat ya?" komentar Maika lalu cekikikan.

Leon hanya mendengus; lalu melanjutkan makan siangnya. "Kalian tahu sendiri Kellan Rai, Chief HR rasa CEO," katanya, lalu menggeleng-geleng. "Dia tidak bisa santai. Setiap detik dalam hidupnya berharga."

"Tapi, apa dia tidak punya pasangan?" tanya Maika.

Leon menggeleng. "Duda," jawabnya. "Istrinya meninggal dunia dua tahun yang lalu."

"Wow. Duda kualitas premium," komentar Maika lagi; melirik Sabine dengan tatapan genit sambil mengibas-ngibaskan tangannya seperti orang kepasanas. "Pacar?"

Leon menggeleng. "Entah. Kamu tertarik jadi pacarnya?"

"Ya, kalau dia bersedia...," balas Maika lalu cekikikan lagi. "Dia pintar, tampan dan... misterius."

"Tapi, dia tidak akan tertarik dengan perempuan yang berisik," ejek Randy di sebelahnya dan Maika hanya membalasnya dengan tatapan masam.

"Apa kamu tidak tahu bedanya berisik dan humoris?" gumamnya kesal sementara Leon masih menertawainya diikuti Randy. "Biasanya orang pendiam akan tertarik dengan gadis yang ceria."

"Kamu terlalu ceria, Maika. Saking cerianya kamu tidak bisa diam," balas Randy lagi. "Suaramu seperti knalpot motor di balapan liar. Nyaring dan membuat telinga sakit."

"Kenapa? Kamu cemburu kalau aku tertarik padanya?" celetuk Maika.

"Mulai...," gumam Leon. "Pasutri mulai bertengkar...."

"Pasutri?" Randy melotot pada Leon.

"Siapa yang kamu sebut pasutri, hah?" celetuk Maika gusar.

Leon hanya menatapi keduanya lalu Sabine yang tertawa pelan memperhatikan tingkah teman-temannya itu; lalu ia tersenyum –menyadari, kalau Sabine lebih cantik dengan senyum itu.

"Menurutku, Harish memang tampan, tapi semua tahu kalau dia berurusan dengan terlalu banyak gadis. Tapi, Kellan membuat kita penasaran. Kalau dia punya pacar, aku pasti akan cemburu tapi kalau dia tidak punya itu justru lebih buruk. Aku tidak percaya dia tidak punya pacar...," komentar Maika lagi, lalu melirik Sabine yang tampak tidak terlalu tertarik dengan topik obrolan.

"Kecuali satu hal," sahut Randy. "Kepribadiannya yang sadis membuat perempuan berpikir ratusan kali untuk mendekatinya."

"Hah, Randy, kenapa kamu selalu cemburu sosial pada yang lebih tampan?" ledek Maika.

"Siapa yang cemburu sosial?" cetus Randy gusar. "Cuma kamu saja yang selalu memuji berlebihan! Seolah yang punya tampang pas-pasan seperti aku bukan manusia."

Leon terdengar mendengus. "Apa kalian bisa makan siang dengan tenang?" celetuknya. "Kenapa kalian selalu bertengkar seperti suami istri yang sudah lama menikah?"

"Jangan mengulangnya terus, Yon. Itu mengerikan!" tukas Maika. "Justru karena aku tidak secantik Sabine, makanya aku ingin menikah dengan yang tampan. Untuk memperbaiki keturunan."

Randy di sebelahnya malah cekikikan. "Memperbaiki keturunan?" ia masih membalas ledekan Maika. "Aku yakin sekali pun kamu menikah dengan yang tampan, anak-anak kamu akan meniru ibunya. Jangan salah-salah, DNA orang jelek itu kuat."

"Teruskan, Randy! Teruskan!"

"Sesama orang jelek tidak boleh saling menjatuhkan," kata Randy masih menggoda Maika.

Leon hanya melirik Sabine lagi; sama-sama tersenyum.

"Tapi, apa pun itu Kellan Rai sepertinya memang bukan orang sembarangan," Maika kembali melanjutkan topik soal Chief HR mereka yang misterius. "Kenapa dia bisa ada di posisi sepenting itu. Roland Adisuna dan Laura saja butuh waktu bertahun-tahun untuk bisa jadi orang kepercayaan."

Entah.

"Apa mungkin mereka masih punya hubungan darah?" tanya Maika. "Sepupu misalnya."

"Tidak," jawab Leon. "Mereka tidak punya hubungan keluarga."

Silsilah Keluarga Salim jelas. Informasinya ada di internet. Almarhum Andreas Salim putra tertua dalam keluarga dan hanya punya dua anak. Harish dan Helena. Meskipun Andreas Salim punya empat orang adik berbeda ibu dan tidak ada nama Tobias Kellan Rai di daftar sepupu-sepupu Harish. Vivian Salim juga anak tunggal dari Keluarga Hadidjati yang berdarah Jawa. Dia tidak punya keponakan. Dia juga tidak punya kerabat dengan nama belakang Rai. Lagipula, Kellan, dari nama belakangnya itu sudah jelas seorang keturunan Bali.

"Ayahnya seorang dosen sedangkan ibunya seorang dokter. Mereka benar-benar tidak punya hubungan kerabat dengan Keluarga Salim atau Hadidjati. Satu-satunya yang menghubungkan mereka hanya Laura," jelas Leon lagi. "Laura, Kellan, dan almarhum istrinya satu almamater."

"Ah, jangan-jangan!" tiba-tiba Maika berteriak, tapi dia segera menundukan kepalanya dan mulai berbicara dengan sangat pelan.

"Jangan-jangan apa, anak setan? Kamu membuatku kaget!" gerutu Randy.

"Jangan-jangan Kellan anak selingkuhannya almarhum," katanya berbisik di tengah-tengah meja sambil mengintip kiri kanan –memastikan tidak ada yang mendengarkan mereka bergosip. "Aku pernah mendengar selentingan gosip dari karyawan lama. Almarhum mempunyai selingkuhan sampai punya anak."

Ketiganya menatap Leon dan menunggunya mengkonfirmasi itu.

"Aku tidak tahu," jawab Leon dingin; kalau dia tahu pun dia tidak akan menjawabnya dengan jujur.

Seorang asisten eksekutif memang dikontrak untuk tidak bermulut besar. Namun, kehadiran Kellan sebagai tangan kanan Harish memang sangat misterius. Sebenarnya isu itu masuk akal saja –karena Harish dan Kellan tak cocok satu sama lain seperti di kebanyakan drama anak istri sah dan anak selingkuhan. Tapi, pria seperti Kellan... auranya terlalu mahal untuk menjadi seorang putra dari seorang wanita simpanan.

Hanya saja Keluarga Salim memang mempunyai banyak sisi gelap. Isu perselingkuhan, tingkah laku semua keturunannya, dominasi bisnis, infiltrasi politik pemerintah dan hal-hal yang tak terbayangkan bagi orang biasa seperti mereka. Keluarga itu juga memiliki rahasia kotor dan bahkan bisa menguburnya sampai benar-benar hilang, mereka bahkan bisa menghapus sejarah apabila dibutuhkan.

Tapi, di tengah-tengah pergosipan itu, giliran handphone Sabine yang berbunyi. Pesan masuk; dari Harish.

Aku sudah berada di kantor.

Kamu bisa ke sini sekarang?

Di saat yang menyenangkan ini, ia tidak menyangka bosnya kembali dari Singapura lebih cepat setelah dia bilang akan pergi selama dua minggu. Tapi, ini baru enam hari. Sabine belum benar-benar bisa bernafas dengan lega dan tiba-tiba Harish sudah kembali. Ini hampir tidak pernah terjadi sebelumnya.

Sabine sama sekali belum siap untuk menemuinya; di kantor pula. Sekarang dia bukan lagi seorang asisten kantor yang bisa leluasa keluar masuk ruangan CEO. Apakah orang itu tidak mengerti?

Kamu ingin aku datang ke kafetaria lagi?

Seketika Sabine berdiri dari kursinya.

"Ada apa, Sabine?" tanya Maika heran.

Gadis itu hanya menggeleng. Mereka menyaksikannya meninggalkan kafetaria, memandangi setiap langkahnya yang tergesa-gesa dan panik menuju kantor Harish.

Reminder:

Kalian bisa baca semua novelku di blog untuk pengalaman membaca tanpa iklan video wattpad yang terlalu lama saat peralihan chapter. (LINK BLOG ADA DI PROFIL -tinggal klik aja)

Update chapter di blog lebih cepat karena aku mempunyai lebih banyak pembaca di sana. Jangan khawatir, tampilan blog aku hampir sama seperti interface webnovel pada umumnya.

Jangan lupa VOTE dan COMMENT nya untuk bantu cerita ini naik ya. Dukungan kalian sangat berarti, sekecil apa pun itu. Thanks

MY EVIL BOSS : HE TAKES IT ALL (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang