Ch. 43 - RARE

194 13 0
                                    

Sabine menatapinya; tampak menyukai ekspresi terangsang Harish yang masih terkesan langka karena biasanya lelaki itu selalu menatapnya seakan tak saling mengenal. Otot-otot di tubuhnya juga menegang seperti miliknya yang ia genggam dengan gemas. Sembari merasakan Harish membelai lembut bibirnya dengan ujung jarinya yang perlahan masuk ke mulutnya dan lelaki itu tampak semakin bersemangat saat Sabine menjilatinya seolah ia bisa membaca pikirannya.

Harish yang tak sepenuhnya siap untuk sensai panas itu hanya bisa menyaksikan bagaimana Sabine melakukan permainan sensual itu dengan kikuk. Meski sedikit perih oleh gesekan gigi yang sesekali bisa ia rasakan namun melihat gadis itu berusaha keras untuk melakukannya dengan benar, Harish semakin tak tahan. Ia telah menemukan kelemahannya di dalam diri Sabine karena ini pertama kalinya ia merasakan orgasme lewat permainan amatir yang payah.

"Cukup, Sabine...," ia langsung menghentikan Sabine yang terlihat begitu berbeda saat ini; gadis itu terlihat mempesona saat ia menyeka bibirnya yang baru selesai dengan miliknya. Matanya yang kecoklatan itu menatapnya dengan polos. Rambut panjangnya yang berantakan terlihat begitu menggairahkan sampai ia ingin menjambaknya saat ia menciumnya dengan keras.

Gadis itu telah memberinya pengalaman yang berbeda akan hal apa pun; meski menurutnya seks oral yang baru ia terima terasa agak menyakitkan. Namun tak begitu buruk karena apa pun yang Sabine berikan untuknya saat ini, hanya dialah yang pernah menerimanya.

"Sabine," ia memanggilnya lagi, memintanya untuk berhenti mennciumnya dengan kelaparan. "Kamu tahu itu tidak akan cukup untukku."

Sabine mengangguk dan menunggunya mengambil alih; jantungnya berdebar keras seperti mau meledak saat ia menatap lekat-lekat. Dan itu semakin tidak tertahankan ketika dia kembali menjatuhkan Sabine di atas ranjang.

Harish merangkulnya dan mengecup bibir gadis itu dalam-dalam sebagai bentuk terima kasihnya untuk terlihat menggemaskan sekaligus menggairahkan. Di saat yang sama kemudian Sabine memekik di telinganya; sesuatu asing telah menyentuh bagian dari dirinya yang basah dsn rawan.

"Ha... rish...?" panggilnya sesak namun perlahan jemari pria itu mulai membuatnya gila.

"Aku ingin melonggarkannya sebelum masuk...," ujar Harish yang terus meliuk-liukan jemarinya hingga tubuh gadis itu berguncang ke sana kemari. Ia menerima terlalu banyak saat Harish juga menjamahi sekujur tubuhnya dengan lapar; menghisap dadanya dengan begitu panas. Membuat tanda merah pada kulitnya yang mulus dan meremas setiap bagian yang lunak; membuatnya menjerit lagi saat bahkan Harish belum memulai permainan yang sebenarnya.

Selama beberapa menit, Sabine membiarkan dirinya terbuai dan tak lagi malu-malu saat ia memandangi Harish yang tanpa ragu menjilati dirinya sampai ke bagian yang paling sensitif. Seluruh tubuhnya menjerit menerima sentuhan lelaki itu sampai bercinta yang sesungguhnya dimulai. Tidak seperti sebelumnya, Sabine menyaksikan bagaimana Harish membenamkan dirinya. Saat itulah ia mendengar Harish merutuk dengan keras.

"Sial...," wajah tampannya terlihat begitu mempesona dengan raut terangsang yang langka. Nafasnya memburu dan dadanya yang bidang naik turun. "Kamu... menelan semuanya dalam sekaligus...."

Harish kembali mengisi dirinya yang merana oleh rasa kesepian dan cemburu lalu terombang ambing dalam dekapannya.

Sabine terus menatapnya; wajahnya yang menawan dan senyum lesung pipinya yang ia sentuh dengan ujung jari. Sekarang, ia baru tahu lelaki itu punya bintik-bintik halus pada wajahnya. Dua tahi lalat berdekatan yang kontras di atas kulitnya yang terang di ujung tulang belikat yang lebih dekat ke bahu. Sabine pernah dengar, orang-orang dengan tahi lalat di bahu disebut sebagai orang yang akan memikul sesuatu yang berat dalam hidupnya. Tapi, di sana juga terdapat bintik-bintik halus yang menyebar di sepanjang lebar bahunya. Menyebar ke bagian tubuh yang lain hingga ke perut; hingga ke bagian bawah yang bergerak maju mundur di atas tubuhnya yang terlentang tanpa perlawanan. Dan baginya, kulit yang penuh dengan bintik-bintik oleh cahaya matahari itu terlihat... seksi.

Mata mereka bertemu; tanpa ragu-ragu, tanpa malu-malu. Ujung jari Sabine dengan tenang menyentuh bibir Harish yang membuka dan menjilatinya dengan begitu nikmat. Sabine tak lagi menyembunyikan keinginannya agar lelaki itu bergerak lebih cepat dan keras. Ia menyukai suara Harish yang melenguh dan sentakan yang keras pinggulnya yang menyerang tanpa jeda.

"Sialan!" Harish merutuk lagi; dan entah sudah berapa kali ia mengucapkan kata makian itu setiap ia merasa tinggi. "Oh... ini gila... Sabine... kamu membuatku gila... aku tidak tahan lagi...."

Sabine mulai membaca pertanda bahwa lelaki itu akan segera menemui klimaksnya yang membuat ia bergerak lebih cepat dan kasar. Namun menyaksikannya meledak dengan hebat karena dirinya entah mengapa membuat ia merasa bahagia. Ia ingin terus melihatnya seperti itu.

Hawa dingin dari penyejuk ruangan benar-benar terasa; langsung menembus kulitnya. Tapi, di saat yang sama, kehangatan mengalir dari sentuhan tangan Harish yang menjelajah di kulit punggungnya; dia belum pernah terasa sehangat ini sebelumnya dalam pelukan seseorang.

Dan tak ada yang tahu bahwa kemudian ia benar-benar merangkap menjadi seorang pelacur seperti yang selama ini dituduhkan orang-orang saat Roland masih menjadi bosnya. Setiap malam adalah hotel yang berbeda; di kamar suite atau jenis yang lebih tinggi. Harish menunggunya di sana untuk sebuah hubungan yang penuh dengan nafsu tanpa ikatan.

Reminder:

Kalian bisa baca semua novelku di blog untuk pengalaman membaca tanpa iklan video wattpad yang terlalu lama saat peralihan chapter. (LINK BLOG ADA DI PROFIL -tinggal klik aja)

Update chapter di blog lebih cepat karena aku mempunyai lebih banyak pembaca di sana.

Jangan lupa VOTE dan COMMENT nya untuk bantu cerita ini naik ya. Dukungan kalian sangat berarti, sekecil apa pun itu. Thanks


MY EVIL BOSS : HE TAKES IT ALL (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang