Ch. 61 - REVENGE

153 7 0
                                    

Hari-hari berlalu, Harish masih terjebak dengan rutinitas yang sama setiap hari. Evaluasi manajemen di The Emperor Hotel berjalan sesuai keinginan dengan bantuan tim konsultan dan auditor yang memeriksa segala hal dengan sangat detail. Situasi sempat memburuk karena ia mendapatkan protes atas PHK yang sengaja harus dilakukan untuk membersihkan hotel itu dari kaki tangan Roland yang punya isi pikiran sama dengan Roland. Tapi, Harish sudah mempersiapkan advokat dan PR yang profesional untuk menghadapi tuntutan orang-orang semacam itu.

Sekarang ia sudah punya orang-orang yang bisa menjadi perpanjangan tangan selagi ia mengurus hal yang lain. Memberikannya laporan yang ia butuhkan setiap saat. Perlahan tapi pasti The Emperor Hotel mulai diisi oleh orang-orangnya. Sekali seminggu ia akan mengecek langsung kondisi fisik hotel itu untuk memastikan gedung itu mendapatkan maintenance yang layak.

Satu lagi bulan berakhir. Semakin ia dekat pada hasil yang selalu ia nantikan. Dari satu rapat ke rapat lainnya. Pertemuan formal dan informal atau yang sekedar duduk santai, main golf atau tenis. Bahkan juga hadir di pacuan kuda, pertandingan baseball dan sejenisnya. Di Jakarta atau di luar kota seperti Bandung, Bali, dan Semarang bahkan di luar negeri seperti Singapura, Tiongkok, Jepang, hingga beberapa negara di Eropa bertemu rekanan atau investor sekaligus belajar bagaimana mereka bekerja dalam bisnis properti. Biasanya Roland merepresentasikan semuanya atas nama Keluarga Salim karena tugas semacam ini sudah tidak mungkin dikerjakan oleh ibunya.

Sekarang, giliran Athlon; di mana pria bajingan itu masih bertahta dengan aman dan terus mengeruk uang dari sana lalu membangun bisnisnya sendiri dengan uang curian itu. Namun, sebelum itu, Harish harus memiliki argumen yang kuat untuk meyakinkan sang ibu. Ia harus mempersiapkan segala hal yang dibutuhkannya untuk membuktikan tuduhannya mempunyai dasar yang pasti. Menendang Roland keluar dari Athlon adalah proses yang lebih berat dari yang pernah ia jalani saat mencoba mendapatkan The Emperor Hotel sepenuhnya.

"Aku mau bicara sebentar," kata Harish pada sang ibu dengan berkas yang sudah disiapkan untuknya untuk bahan pertimbangan.

"Apa ini?" tanya sang ibu yang seperti biasanya bersikap dingin; bahkan setelah semua orang memuji hasil yang ia dapatkan dari evaluasi manajemen The Emperor Hotel, dia tidak pernah mengucapkan selamat.

"Aku ingin Athlon juga dievaluasi," jawabnya.

"Evaluasi lagi?" ibunya mengerutkan dahi. "Ini Athlon, bukan The Emperor, Harish."

Memangnya apa lagi tahap yang harus dilewati setiap perusahaan yang pernah ada campur tangan Roland di dalamnya?

"Cara yang sama bisa tetap dipakai dengan perlakuan yang berbeda. Aku berhasil melakukannya di The Emperor. Justru karena ini Athlon, semua harus lebih baik dari yang ada di The Emperor. Aku sudah mengumpulkan poin-poin penting yang harus diperbaiki di Athlon."

"Salah satunya?"

"Beberapa hari ini aku sudah mengecek bagian marketing. Apa Mama tahu kalau Director of Sales punya marketing plan yang buruk?"

"Maksud kamu Nadine?" Mama cukup terkejut. "Dia marketing yang handal dan sudah berkerja dengan almarhum."

"Justru itu masalahnya. Hanya karena senior dan berpengalaman, orang-orang yang dulu dibawa Papa dan kemudian menjadi pengikut Roland, menganggap sistem yang diterapkan itu sudah sangat benar. Seminggu ini aku ikut mengamati cara kerja mereka dan melihat semua yang mereka kerjakan. Tidak ada satupun yang membuatku terkesan."

"Kenapa mereka harus mampu membuat kamu terkesan? Kamu tahu apa yang sedang kamu lakukan?"

"Mereka beranggapan, hanya karena kita sudah punya nama besar, mereka tidak memerlukan effort yang besar untuk mencapai target. Mereka juga sepertinya terlalu besar kepala dengan beranggapan kalau mereka tidak ada, Athlon tidak akan sebesar ini."

MY EVIL BOSS : HE TAKES IT ALL (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang