Ch. 72 - OBLIGATION

155 10 0
                                    

Laura rupanya telah berhasil menemukan persembunyiannya. Wanita itu masuk dengan emosional dan Felix yang kuyu tampak berdiri di ambang pintu –Harish langsung bisa menyimpulkan apa yang sudah terjadi. Laura mungkin telah memaksa Felix untuk berkata jujur.

Dengan langkah cepat ia segera pergi ke kamar tidur di mana ia melihat Sabine baru saja bangkit; dan melihat punggung telanjang gadis itu bangun dari tempat tidur benar-benar membuat tangisnya pecah. Saat ia tampak ingin menghampiri Sabine dan mungkin akan menyeretnya turun dari ranjang, Harish langsung menghentikannya.

"Jangan menyakitinya!" teriak Harish padanya, menyeretnya keluar dan langsung menutup pintu kamar tidur.

Laura syok. Harish yang masih terlihat begitu acuh saat ia menangis seperti perempuan gila, baru saja membela gadis asisten kantornya itu.

"Aku sudah melakukan semuanya untuk kamu!" tuntutnya menampar lelaki itu sekeras-kerasnya; suaranya parau. "Semuanya, Harish! Aku menyelesaikan semua kekacauan yang kamu buat bahkan dari saat ayah kamu masih hidup! Aku memata-matai Roland sampai kamu bisa menjebak dia dan menyingkirkannya! Aku juga membujuk Kellan untuk membantu kamu saat dia sudah tidak ingin berurusan dengan kamu! Aku melakukan semuanya karena aku mencintai kamu! Tapi inikah balasan yang aku dapatkan untuk semua itu?!"

Jika Sabine menjadi dirinya, mungkin ia akan melakukan hal yang sama.

Akan tetapi, Harish entah bagaimana, masih dapat terlihat tenang seolah dia tidak melakukan kesalahan terhadap wanita itu.

"Kamu dan Kellan... tidak melakukan semua itu dengan cuma-cuma. Aku membayar kalian dengan dengan harga yang pantas," balas Harish, suaranya tajam.

"Aku juga tidur dengan kamu saat kamu bosan dengan teman-teman yang ada di pertemanan tolol kamu! Dan sekarang kamu menjauhiku dan bicara soal profesionalitas?! Omong kosong apa itu?!" tandas Laura seperti petir besar yang menyambar tepat ke jantung Sabine yang bisa mendengar semuanya dari dalam.

"Laura, sudah!" balas Harish menghardik Laura yang terdengar menangis. "Perasaan kamu terhadapku sama sekali bukan urusanku! Perjanjian tetaplah perjanjian! Sama sekali tidak ada urusan perasaan di dalamnya! Aku tidak melanggar kesepakatan kita sedikit pun!"

Kata-kata yang menghantam lainnya kembali ia ucapkan; seolah itu tak hanya ia ucapkan untuk Laura yang juga menuntut kepastian darinya, tapi juga Sabine yang seharusnya sadar bahwa Harish masihlah orang yang suka mematahkan hati seorang wanita.

Laura mulai meringis sedih. Dan Sabine juga ikut terluka mendengarnya. Ternyata perempuan secantik itu tak ada bedanya dengan dirinya; bahkan lebih parah. Dia telah melakukan segalanya dan yang ia dapatkan dari Harish hampir tidak ada artinya.

"Walaupun kamu tipe manusia yang paling buruk, aku sama sekali tidak peduli! Saat Mama kamu menyebutku wanita jalang yang rela berselingkuh dari suaminya hanya untuk mendekati putra bosnya, aku bisa tahan! Aku bersabar saat kamu tidur dengan jalang lain dan datang padaku hanya ketika kamu frustasi!" sambungnya. "Aku percaya bahwa ketulusan bisa mengubah kamu. Karena cuma aku satu-satunya orang yang mengerti bahwa kamu... hanya... dibesarkan dengan cara yang salah."

"Hentikan, Laura! Kamu terdengar menggelikan!" kata Harish yang kedengarannya ingin menyudahi pembicaraan mereka. "Aku memang tidur dengan kamu tapi bukan berarti kamu tahu semuanya! Kamu tidak tahu apa pun tentangku!"

"Lucu, Harish...," gumamnya sambil tertawa getir.

"Aku tidak punya waktu untuk ini, Lau," tukas Harish. "Kamu bisa mengatakan apa pun yang kamu inginkan tentangku. Tapi, aku tidak punya kewajiban untuk memenuhi harapan kamu di luar apa yang kita tulis di atas kertas! Kamu yang datang padaku, bukan sebaliknya! Dan aku sudah memperingatkan kamu sebelumnya!"

"Kamu benar-benar orang yang hanya ingin mengambil banyak dari orang lain tanpa perlu memberikan apa-apa?" kata Laura; suaranya gemetar. "Kamu egois! Manipulatif dan tidak punya perasaan!"

"Ya, kamu benar!" balas Harish. "Aku memang bukan orang yang penuh cinta! Yang aku miliki di hatiku hanya kemarahan! Kebencian! Penyesalan! Bahkan setelah kamu berusaha untuk menyembuhkanku, aku masih tidak tahu apa yang sebenarnya aku rasakan terhadap kamu! Aku rasa semua di antara kita sudah jelas dari awal! Aku tidak bisa mencintai kamu tidak peduli apa pun yang akan kamu lakukan. Karena jika aku bisa mencintai kamu, itu pasti sudah terjadi sejak bertahun-tahun yang lalu. Tapi... itu tak pernah terjadi sampai detik ini!"

Laura tertunduk. Semua yang dikatakannya benar. Untuk sesaat ia kembali memikirkan semuanya kembali.

"Apa... ini balasan yang harus aku terima karena semua kesalahan yang telah aku lakukan?" tanya dia; suaranya pelan dan terdengar menyayat hati. Kepalanya tertunduk penuh penyesalan.

"Apa?" Harish mengernyit. Tampak tidak memahaminya sama sekali.

Laura menyebutnya karma. Ini bukan pertama kalinya lelaki itu membuatnya tertunduk kecewa dan mengutuk dirinya sendiri atas kesalahan yang pernah ia lakukan dulu.

Reminder:

Kalian bisa baca semua novelku di blog untuk pengalaman membaca tanpa iklan video wattpad yang terlalu lama saat peralihan chapter. (LINK BLOG ADA DI PROFIL -tinggal klik aja)

Update chapter di blog lebih cepat karena aku mempunyai lebih banyak pembaca di sana. Jangan khawatir, tampilan blog aku hampir sama seperti interface webnovel pada umumnya.

Jangan lupa VOTE dan COMMENT nya untuk bantu cerita ini naik ya. Dukungan kalian sangat berarti, sekecil apa pun itu. Thanks

MY EVIL BOSS : HE TAKES IT ALL (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang