Awal 2012, Laura bercerai dan suaminya tidak pernah tahu penyebab sebenarnya ia menggugat. Hubungannya dengan Harish semakin tak menentu karena Harish kembali pada fase sulit begitu ayahnya jatuh sakit. Laura mengira Harish akan berubah. Namun, penyakit lamanya tidak kunjung sembuh. Ia masih sering berurusan dengan gadis lain dan pergi ke pesta teman-teman bajingannya..
Lalu Andreas Salim sekarat; putranya berada entah di mana. Laura berusaha mencari keberadaannya hingga suatu pagi kabar duka menyelimuti keluarga itu. Harish akhirnya mengangkat telpon setelah berhari-hari dan ketika ia pulang, semuanya sudah terlalu terlambat. Harish menangis di pemakaman ayahnya, mengakhiri semua kegilaan yang dia lakukan.
Laura mendampinginya saat itu; berharap semua kejadian buruk itu menjadi titik balik bagi mereka untuk menjadi orang yang jauh lebih baik. Mungkin akan memiliki hubungan yang serius. Tapi, kemudian Harish membuat sebuah keputusan setelah ia mengurung dirinya dari dunia setelah kematian ayahnya.
"Aku tidak bisa melanjutkan ini," katanya dengan tegas. "Maafkan aku, Lau...."
"Kamu mau pergi ke mana? Melarikan diri lagi?"
Harish diam. Senyum tak pernah lagi terlihat di bibirnya. Rautnya yang muram adalah riasan di wajahnya. Kadang matanya terasa kosong.
"Semua orang membenciku. Aku tidak bisa di sini lagi," katanya.
"Aku ada di sini," ujar Laura. "Kenapa kamu masih menganggapku tidak ada?"
Harish menggeleng-geleng. Isi kepalanya begitu rumit dan tak bisa ia jelaskan pada Laura.
"Harish, aku mencintai kamu... bukankah itu sudah cukup?"
Lelaki itu kembali menggelengkan kepalanya. "Aku tidak bisa melakukan hal yang sama...," akunya.
"Apa?"
"Aku akan pergi besok pagi."
Malam itu juga Harish mengemasi semua pakaiannya; ia sudah tinggal cukup lama di tempat Laura sejak ia tidak diizinkan pulang ke rumah oleh ibunya atas ketegangan keluarga besar yang tidak ingin melihat dirinya. Lalu keesokan pagi Kellan datang; ternyata mereka telah merencanakan sesuatu yang tak melibatkan Laura.
"Kamu akan membawanya ke mana?" tanya Laura yang keberatan saat Harish menaikan tasnya ke dalam mobil dan ia langsung naik dengan lesu. Ia mencoba menghampiri Harish yang sudah duduk di mobil dan tidak ingin berbicara dengannya walau sepatah kata pun.
"Laura, aku tahu kamu kecewa. Tapi, tidak bisakah kamu mendengarkanku kali ini?" kata Kellan yang langsung mencegatnya.
Laura menggeleng; ia benar-benar tak ingin Harish meninggalkannya begitu saja. "Kamu tidak boleh membawanya pergi... bagaimana denganku?" tanya dia memohon. "Aku sudah mengorbankan segalanya dan aku tidak bisa membiarkannya pergi...."
Kellan menggeleng-geleng; sikapnya tampak menegaskan betapa kelirunya Laura tentang semuanya saat ini.
"Seharusnya kamu mendukungku!" teriaknya kesal pada Kellan yang tampak begitu jahat kepadanya. "Kamu berada di pihak siapa sebenarnya?"
"Dengarkan aku untuk yang terakhir kalinya, Laura. Aku adalah satu-satunya orang di dunia ini yang selalu mendukung kamu bahkan di saat kamu berbuat bodoh! Tapi, aku tidak bisa membiarkan kamu terus melakukan kesalahan," tegas dia. "Semua perbuatan akan selalu mendapatkan balasannya. Sekarang lihat diri kamu sendiri. Pikirkan apa yang sudah kamu lakukan dan apa yang kamu dapatkan. Apakah semuanya sepadan?"
"Apa... yang kamu katakan?"
"Berusahalah menghadapi konsekuensi dari semua tindakan kamu sendiri. Harish tidak sepadan! Sudah aku katakan!"
Laura terdiam; ia mulai merengek. Kellan memang benar.
"Kamu yang mengacaukan hidup kamu sendiri!" kata Kellan lagi padanya dengan sedikit lebih keras. "Sekarang aku tanya, apakah Ryan sudah tahu alasan sebenarnya kamu menggugat cerai?"
Wanita itu tertunduk. Kellan benar-benar marah padanya.
"Dia tidak tahu dan mungkin saat ini dia masih bertanya-tanya pada dirinya sendiri tentang apa kesalahan fatal yang sudah dia lakukan sampai kamu meninggalkannya. Kamu membuatnya merasa begitu buruk pada dirinya sendiri padahal dia sama sekali tidak melakukan kesalahan! Tidak sedikit pun! Dia bahkan sudah melakukan yang terbaik untuk membahagiakan kamu yang tak pernah bisa puas dan bahkan saat kamu menggugat cerai pun dia tetap berusaha untuk mempertahankan kamu!"
Dari mana Kellan tahu semua itu?
"Apa... dia menghubungi kamu?" tanya Laura.
"Tentu! Siapa lagi yang bisa dia hubungi saat kamu benar-benar menghindarinya seakan-akan dirinya lah penyebab?!" teriak Kellan; ia sudah lama menyimpan amarahnya. "Tapi, kamu mau tahu apa yang lebih buruk bagiku?"
Tatapan Kellan yang menusuk, membuat Laura berfirasat buruk.
"Ryan berusaha mencari jawabannya dariku tapi aku tidak bisa memberikan jawaban itu karena aku tahu istrinya tidur dengan adikku! Bisa kamu bayangkan?! Aku menjadi sama terkutuknya seperti kalian!"
Dengan sangat terpaksa kemudian, Laura harus merelakan Kellan membawanya pergi. Kellan naik ke mobil dan Laura hanya bisa menyaksikan mobil itu melaju dan meninggalkannya.
***
"Ke mana kita akan pergi?" tanya Harish, mobil telah melaju dan Laura telah tertinggal di belakang. Ia tahu perempuan itu menangisi kepergiannya tapi tak ada yang bisa ia lakukan untuknya.
"Ikut aku ke Jerman," jawab Kellan, agak ketus. Ia telah menyetir dengan wajah penuh emosi bahkan sejak meninggalkan rumah Laura.
"Jerman?"
"Aku akan mengirim kamu ke rehabilitasi," tegasnya. "Aku sudah mengurus semuanya."
"Apa?"
"Setelah kamu tenang, kamu akan tahu apa yang bisa kamu lakukan. Ayahmu sudah meninggal dunia. Kamu menyesalinya sampai kiamat pun juga tidak ada gunanya. Sekarang, pikirkan baik-baik. Apa kamu akan membiarkan Roland terus berada di tempatnya yang sekarang? Apa kamu hanya akan menyaksikannya menang?"
Mendengar nama kakak iparnya, amarah seketika mengisi dadanya. Ia telah mencurigai orang itu sebagai penyebab kematian ayahnya. Namun, karena ia bahkan tak bisa mendekat pada keluarganya sendiri, Harish tak bisa menemukan cukup bukti. Hanya Kellan yang setuju dengan teorinya itu.
"Kamu akan membantuku menyingkirkan bajingan sampah itu?" tanya Harish serius pada kakaknya itu. "Aku tidak mungkin melakukannya sendiri. Orang itu melakukan kejahatannya dengan sangat rapi dan dia mempunyai banyak kambing hitam untuk dikorbankan."
"Kita akan pikirkan nanti setelah sampai di Frankfurt," ujar dia. "Tapi, aku ingatkan, jangan mengacaukan apa pun! Jika kamu tidak bisa berhenti bertingkah gila, jangan harap aku akan membantumu lagi!"
Reminder:
Kalian bisa baca semua novelku di blog untuk pengalaman membaca tanpa iklan video wattpad yang terlalu lama saat peralihan chapter. (LINK BLOG ADA DI PROFIL -tinggal klik aja)
Update chapter di blog lebih cepat karena aku mempunyai lebih banyak pembaca di sana. Jangan khawatir, tampilan blog aku hampir sama seperti interface webnovel pada umumnya.
Jangan lupa VOTE dan COMMENT nya untuk bantu cerita ini naik ya. Dukungan kalian sangat berarti, sekecil apa pun itu. Thanks
KAMU SEDANG MEMBACA
MY EVIL BOSS : HE TAKES IT ALL (New Version)
Romans[21+] "Laki-laki pertama tidak selalu jadi yang terakhir. Siapa peduli? Jadi apa yang kamu takutkan? Kita hidup di dunia yang seperti itu. Malam ini dengan si A, besoknya dengan si B. Tahun ini pacaran dengan si C, tahun berikutnya dengan si D, si E...