Orang-orang di bagian administrasi umum tidak terlalu banyak. Hari pertama Sabine akhirnya bergabung dengan departemen yang berada satu lantai di bawah kantor CEO, ia disambut oleh seorang perempuan muda yang mengenalkan dirinya sebagai Maika; meja Sabine berada di sebelahnya. Tapi, dari cara Maika memperlakukannya, tampaknya perempuan itu tak peduli dengan kabar miring tentang Sabine.
Sosok Maika yang bertubuh pendek dan agak berisi terlihat sedikit tomboy. Potongan rambutnya juga pendek sekali. Saat beberapa karyawan lain terlihat terang-terangan berbisik di depan Sabine, Maika cenderung tidak peduli.
"Sirik tanda tak mampu," celetuknya di sebelah Sabine yang cukup heran; Maika mengajaknya bicara. "Jangan terlalu didengarkan."
Sabine tersenyum; ia canggung karena ini pertama kalinya ada seseorang berjenis kelamin sama yang memperlakukannya dengan baik di kantor.
Harish menelepon dari Singapura tiga hari setelah ia berangkat dan Sabine duduk di sofa malas di apartemennya sambil mengutak-atik canel televisi.
"Terima kasih sudah memindahkan aku ke tempat yang tepat," kata Sabine padanya; agak murung. "Setidaknya aku merasa lebih berguna di sini...."
"Baguslah," sahut suara dari seberang sana.
Lalu tak ada lagi pembicaraan berarti. Harish juga tipe orang yang tidak suka berbicara urusan pribadi di telepon berlama-lama. Panggilan selesai. Lelaki itu juga tidak sering mengiriminya pesan; seperti yang sudah Sabine duga, ia akan lupa karena sibuk.
Besok ia datang ke kantor dan bekerja dengan serius. Kali ini ia beruntung mempunyai teman sebelah seperti Maika. Gadis berusia dua puluh lima tahun itu mengajarinya dengan sangat baik. Tapi, kepala bagian administrasi, Tania, seorang wanita berusia hampir empat puluh tahun itu tidak menyukainya. Ia beberapa kali memarahi Sabine di depan karyawan lain hanya karena kesalahan kecil.
Kalau bukan karena Maika yang menghiburnya, mungkin tangisnya sudah pecah lagi setelah wanita itu kembali ke ruangannya.
"Kamu sudah punya pacar, Sabine?" Maika tiba-tiba menanyai Sabine yang menjadi amat pendiam dan seringkali sibuk dengan pikirannya sendiri.
"Pacar?" Sabine agak syok; lalu menggeleng dengan canggung. "Tidak... aku... tidak punya pacar...."
"Aku tidak percaya," komentar Maika.
Sabine hanya tersenyum simpul. Pergaulan membuatnya canggung setelah selama ini di Athlon ia hanya bertemu orang-orang yang membencinya dan membicarakannya di belakang. Tapi, Maika dipenuhi oleh energi positif. Dia pandai bergaul dan ceria. Dia seperti gadis-gadis pada umumnya yang mengidolakan pria tampan, suka dengan tren dan pastinya bercanda.
Di kafetaria ia sering terlihat bersama dua orang temannya; dua orang laki-laki –Sabine mengenal salah satunya, yaitu Leon –asisten eksekutif Chief HR yang tempo hari membelanya dari pelecehan verbal yang sempat ia alami dari dua orang karyawan laki-laki yang kurang ajar, sedangkan yang satu lagi bernama Randy, salah seorang staf personalia yang juga sama seperti Maika –tak bisa diam.
Namun begitu, setiap kali Maika mengajaknya untuk bergabung dengan mereka Sabine seringkali menolak. Ada sedikit kekhawatiran bahwa hubungannya dengan Harish akan terbongkar bila kemudian ia memiliki teman. Aneh tapi nyata, Harish terkadang bisa terkesan cemburu apalagi sejak ia dipindahkan ke kantor yang berada jauh darinya. Itu membuatnya tidak akan leluasa berteman dengan siapa pun.
Tapi, suatu siang ketika Sabine duduk sendirian di kafetaria, Maika menghampirinya. Ia membawa dua temannya untuk mengambil tempat duduk di meja yang sama.
"Hai," Randy menyapanya.
Sabine yang canggung berusaha tersenyum sekenanya.
"Jangan genit-genit, Ran," tegur Maika; melirik tajam pada teman prianya yang tersenyum lebar di depan Sabine. "Dasar. Kamu memang tidak bisa melihat gadis cantik."
"Hal yang normal kalau pria menyukai yang cantik," celetuknya. "Apa yang kamu harapkan, Mai? Kamu ingin aku menyukai yang tampan?"
Entah mengapa; Sabine tertawa. Tidak menyangka Randy bisa selucu itu. Leon yang duduk di sebelahnya juga ikut tertawa.
Maika hanya khawatir sikap ekstrim itu membuat Sabine jadi tidak nyaman. Satu hal yang ia pelajari dari gadis itu selama kubikel mereka bersebelahan adalah Sabine adalah seorang introvert –ya tidak terlalu mengherankan karena dia lebih banyak dihujat daripada dipuji. Jadi ia tampak begitu berhati-hati dengan ucapan dan tindakannya. Apalagi tampilannya di depan keramaian; salah satunya adalah kafetaria di mana semua manusia keluar dari kubikel mereka dan berkumpul untuk bertukar gosip.
"Jangan hiraukan Randy. Dia memang seperti itu pada setiap gadis cantik baru," kata Maika padanya.
Tapi, di sini, Sabine bukanlah gadis baru. Ia bekerja lebih dulu di sini daripada mereka. Hanya saja ini memang pertama kalinya Sabine duduk di kafetaria bersama pegawai lain.
"Kamu sudah kenal Leon?" tanya Maika padanya kemudian, melirik satu-satunya orang di antara mereka yang berpakaian klimis –kemeja dan dasi. Sementara Randy lebih santai dengan kemeja kotak-kotak berwarna merah marun. Sedangkan Maika sendiri ia mengenakan baju terusan berwarna krem dengan panjang selutut dan luaran blazer.
Sabine mengangguk; Leon sering terlihat bersama Chief HR mereka. Seperti Della mengikuti Harish di belakangnya ke mana pun selama di kantor.
Ketiga orang itu mengajaknya mengobrol; hal-hal acak di kantor seperti pekerjaan, gaya hidup, dan hal-hal tidak penting lain seperti aplikasi kartu kredit atau kelakuan orang-orang di rumah mereka.
Reminder:
Kalian bisa baca semua novelku di blog untuk pengalaman membaca tanpa iklan video wattpad yang terlalu lama saat peralihan chapter. (LINK BLOG ADA DI PROFIL -tinggal klik aja)
Update chapter di blog lebih cepat karena aku mempunyai lebih banyak pembaca di sana. Jangan khawatir, tampilan blog aku hampir sama seperti interface webnovel pada umumnya.
Jangan lupa VOTE dan COMMENT nya untuk bantu cerita ini naik ya. Dukungan kalian sangat berarti, sekecil apa pun itu. Thanks
KAMU SEDANG MEMBACA
MY EVIL BOSS : HE TAKES IT ALL (New Version)
Romance[21+] "Laki-laki pertama tidak selalu jadi yang terakhir. Siapa peduli? Jadi apa yang kamu takutkan? Kita hidup di dunia yang seperti itu. Malam ini dengan si A, besoknya dengan si B. Tahun ini pacaran dengan si C, tahun berikutnya dengan si D, si E...