Ch. 32 - COMPANIONS

247 14 0
                                    

Permainan tantangan itu masih berlanjut dengan banyaknya 'teman baru' yang mengenalkan diri mereka sebagai Deivan, Roy, dan Altav. Jessica sudah tak ada di sana untuk mengingatkan mereka bahwa itu adalah komplotan bajingan yang sama yang pernah melecehkannya. Sehingga Sabine, Lita dan yang lain merasa bagus untuk menambahkan lebih banyak orang agar permainannya lebih ramai dan semakin seru.

Ada beberapa orang sudah hampir tumbang karena memilih minum daripada melakukan tantangan-tantangan gila yang cukup menguji keberanian. Sebelumnya salah seorang ditantang untuk meremas pantat seorang gadis, tapi dia menolaknya. Orang itu sudah sangat mabuk tapi dia harus minum lagi.

Tantangan berikut-berikutnya lagi semakin gila saat Lita setuju untuk melakukan tantangan daripada menetidak alkohol lagi, ia dengan percaya diri memperlihatkan dadanya ke kelompok laki-laki di meja lain. Mereka semua terkejut dan bahkan ada yang syok, tapi kemudian mereka tertawa satu sama lain. Lita kembali dengan wajah puas dan jari tengah kepada mereka yang menyambutnya dengan tawa puas dan tepuk tangan. Hingga kemudian kembali pada giliran Sabine, ia lebih memilih minum lagi setelah lebih dari dua kali ia tidak mau lagi menerima tantangan.

Namun tantangan yang entah untuk ke berapa kalinya mereka tidak mau Sabine minum lagi. Dia sudah terlalu mabuk. Permainan jadi tidak seru kalau semuanya lebih memilih minum. Dan mereka menolak pilihan Sabine karena ia baru memenuhi satu saja.

"Sekarang cium laki-laki mana saja!" seru salah seorang dari gerombolan Harish dengan tidak bertanggung jawab dan disambut seruan dari yang lainnya. Itu akan jadi tantangan terpanas malam ini.

"Aku tidak akan melakukan itu, oke?" katanya sambil menggeleng-geleng dengan langkah sempoyongan.

Dan mereka kembali bersorak. "Cium! Cium! Cium!"

Sabine memandangi sekelilingnya. Ada banyak laki-laki di sekitarnya dan kelimbungan lagi. Ia tampak setuju untuk memilih salah satu untuk memenuhi tantangan bodoh ini.

"Cium! Cium! Cium!" gerombolan masih menyoraki di belakang ketika Sabine dengan langkah terhuyung mulai mencari-cari seseorang secara acak.

Matanya yang tak fokus menemukan seorang laki-laki; dia sedang duduk menonton orang lantai dansa dengan bir kalengan, sendirian.

Dia adalah orang yang tepat, pikirnya dan tanpa menunggu lama ia pun mendekatinya.

Hanya satu ciuman. Sedikit sentuhan yang tak ada artinya,

Saat Sabine mendekat dan lelaki itu langsung mendapatkan perhatiannya. Dia menoleh tapi sepertinya tidak tahu. Mengira mungkin Sabine akan mengajaknya berkenalan.

Sabine tiba-tiba tersentak ke belakang saat ia merasakan tangannya ditarik dengan kasar. Seseorang tiba-tiba menyeretnya menjauh dari lelaki random itu, juga kerumunan orang-orang yang hanya bisa menyaksikan Sabine meninggalkan mereka.

"Dasar sialan," gerutu Altav yang melihat bagaimana Harish yang entah muncul dari mana mencegat gadis itu dan membawanya pergi begitu saja; benar-benar mengganggu keseruan permainan.

Sementara Devan dan Roy hanya tertawa sambil geleng-geleng kepala. "Dia memang seperti itu," komentarnya. "Bajingan itu selalu mendapatkan barang yang bagus dan tidak akan mau membaginya dengan kita."

"Kalian ini bicara apa?" tegur Lita di samping mereka dengan heran sekaligus bingung. Ia menajamkan penglihatannya pada sosok pria tinggi dan tampan yang baru saja membawa Sabine seperti seorang kekasih yang cemburu dan marah; mungkin orang inilah yang dimaksud Jessica sebagai 'pacarnya Sabine'.

Mereka sudah menghilang di antara orang-orang yang bersiap untuk countdown.

"Itu pacarnya!" kata Lita yang juga tak sepenuhnya waras. "Dengar ya, Sabine itu bukan gadis sembarangan. Lihat pacarnya saja keren!"

MY EVIL BOSS : HE TAKES IT ALL (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang